Era Milenium, Lima Tim Gelontorkan Tujuh Gol Lebih, Munich Bukan yang Terbanyak
Empat tim berhasil mencetak lebih dari tujuh gol pada satu pertandingan. Salah satunya, Munich.
SRIPOKU. COM, PALEMBANG - Tottenham Hotspur tak kuasa membendung laju gol rivalnya, Bayern Munich.
Pada pertandingan lanjutan penyisihan Grup B Liga Champions Rabu (2/10/2019) dini hari tadi, tujuh gol bersarang di jala gawang yang dijaga Hugo Lloris.
Pada pertandingan tersebut, Tottenham sebenarnya memulai pertandingan dengan baik.
• Hasil Liga Champions Tadi Malam: Juventus, Bayern Munchen Menang Telak, Real Madrid Seri
• Pemain Buangan Arsenal Jadi Top Scorer Sementara Liga Champions 2019-2020
• Hasil Liga Champions - Penuh Drama, Madrid Nyaris Dipermalukan Brugge
Tim besutan Mauricio Pochettino itu bahkan unggul
Raksasa Inggris ini malah unggul terlebih dahulu melalui winger asal Korsel, Son.
Sayangnya, tim asal Inggris ini tak kuasa menahan serangan dari Munich. Sejak gol Son, Spurs dikurung habis-habisan.
Hingga akhirnya tercipta empat gol bertubi-tubi masing-masing dari kaki Kimmich, Lewandowski, dan dua gol dari Gnabry.
Sempat ada harapan untuk mengembalikan momentum ketika penyerang andalah Spurs, Hary Kane, mencetak gol dari titik putih.
Sayangnya, pada pertandingan ini, Gnabry dan Lewandowski tengah on fire.
• Harry Kane-Lewandowski, Ternyata Real Madrid Pilih Striker Ini
• Robert Lewandowski Masuk Guinness Book of Records
• Meski belum Cetak Gol, Robert Lewandowski Dapat Pujian
Nama pertama berhasil mencetak dua gol tambahan hingga melengkapi quatricknya di pertandingan ini.
Sementara Lewandowski, berhasil menambah satu gol. 2-7 skor akhir untuk kemenangan Tim Bavarian.
Namun, sejak masuk era milenium, Munich bukan klub terbanyak yang mencetak gol ke gawang lawannya. Dikutip dari transfermarkt.com, ada empat tim lainnya yang berhasil mencetak paling sedikit tujuh gol.
1. 22 November 2016 penyisihan Grup F
Borussia Dortmund vs Legia Warszawa (8-4)
Musim 2016 boleh dikatakan sebagai salah satu musim dimana Borussia Dortmund memiliki skuat mumpuni untuk bersaing di level Eropa. Klub dengan seragam kebesar Kuning dan Hitam ini masih diperkuat Ousmane Dembele, yang saat itu termasuk winger yang paling banyak disorot tim-tim raksasa Eropa hingga akhirnya berlabuh di Barcelona sampai sekarang.
Ada pula nama Shinji Kagawa, Nuri Sahin, Mario Goetze, hingga Marco Reus. Dengan komposisi tersebut, musuh besar Munich di Liga Jerman ini berhasil mencetak delapan gol ketika menjamu Legia Warszawa dalam penyisihan Grup F.
2. 24 Oktober 2000 penyisihan Grup F
Paris Saint-Germain vs Rosenborg BK (7-2)
Menjamu raksasa Denmark, Rosenborg BK, tentu saja ada harapan fans Paris Saint-Germain untuk bermain cantik dan mencetak gol sebanyak-banyaknya ketika kedua tim bertemu dalam lanjutan penyisihan grup Liga Champions tahun 2000.
Dengan penyerang sekaliber Nicolas Anelka, yang kala itu masih berusia 21 tahun dan disebut-sebut penyerang muda bertalenta tinggi, PSG yang tengah memulai membentuk tim raksasa akhirnya berhasil memenuhi ekspektasi pendukungnya.
Tujuh gol tercipta, dan Rosenborg hanya berhasil menyarangkan dua gol. Anelka juga berhasil mencetak dua gol kala itu.
4. Babak 16 Besar Leg Kedua 8 Maret 2005
Olympique Lyon vs Werder Bremen (7-2)
Michael Essien, Sylvain Wiltord, Johan Micoud, hingga Florent Malouda hanya segelintir nama yang menghiasi skuat impian Olympique Lyon di tahun 2005.
Selain menjadi raja di negeri sendiri dengan menjuarai liga secara beruntun, Lyon juga menjadi salah satu tim yang diwaspadai di kontes Liga Champions. Mereka pun berhasil melaju ke babak 16 besar dan berhadapan dengan kuda hitam asal Jerman, Bremen.
Pertandingan ini menjadi ajang unjuk kebolehan untuk nama-nama yang tadi disebutkan. Betapa tidak, merekalah yang menjadi biang kekalahan telak yang diderita Bremen. Skor akhir 7-2 tentu akan menjadi kenangan berharga untuk fara fans Lyon, yang saat ini tidak lagi superior sejak pesaingnya, PSG, memiliki banyak amunisi untuk menjadi klub raksasa.
5. Grup C 5 November 2003
Monaco vs Devortivo de La Coruna (8-3)
Jika Lyon disegani di tahun 2005, maka dua tahun sebelumnya ada nama Monaco.
Di kontes sebesar Liga Champions, tim yang bermarkasn di Stadion Lous II tersebut menang telak atas kuda hitam saat itu, Deportivo La Coruna.
Penampilan cemerlang Ludovic Giuly dan Dado Prso kala itu membuat La Coruna pulang ke Spanyol membawa cerita gawang yang dibobol delapan kali oleh Monaco.