Hari Batik Nasional
Batik Bukan Milik Satu Daerah Saja, Kenali Batik Jambi yang Identik dengan Warna Merahnya
Batik bukan milik satu daerah semata di Indonesia. Keberadaannya menjadi kebanggan pada setiap daerah yang mengangkatnya, termasuk Jambi yang mempunya
SRIPOKU.COM - Batik bukan milik satu daerah semata di Indonesia. Keberadaannya menjadi kebanggan pada setiap daerah yang mengangkatnya, termasuk Jambi yang mempunyai ciri khas batik tersendiri.
Pegiat batik Jambi sekaligus pemilik Rumah Batik Zmiah, Bagus Priyono menuturkan, perkembangan batik di daerahnya memiliki beberapa versi.
Hipotesa abad ke-13, misalnya, tak lepas dari ekpedisi Pamalayu di mana Raja Singasari, Kertanegara, mengirimkan pasukan bantuan ke Kerajaan Melayu.
• Batik Jambi Dipatenkan Menjadi HAKI
• Empat Cara Merayakan Hari Batik Nasional: Harus Memakai Batik sampai Belajar Membatik
Sementara itu, menurut Bagus dalam buku Batik Jambi yang ditulisnya, ditandai oleh adanya makam Keluarga Pakubuwono III tahun 1787 di Desa Lubuk Landai.
Ada pun Pakubowono III disebut-sebut hijrah bersama keluarga dan pengikutnya dari Jawa Tengah dengan membawa serta perajin batik.
"Namun, (batik Jambi) mulai diproduksi pada abad ke-18."
"Beberapa imigran dari Jawa, seperti Jogja, Solo dan Demak pindah ke sana dan mengenalkan tradisi batik (ke) Jambi," kata Bagus saat berbincang dengan Kompas.com beberapa waktu lalu.
Motif batik Jambi, menurut Bagus, lebih sederhana. Beberapa motif yang umum ditemukan adalah ceplok dan bulat.
Motif-motif tersebut tak muncul dengan sendirinya. Menurut Bagus, selama ini batik Jambi kental pengaruh sejumlah elemen--India, China, Jawa, dan Islam.
India, misalnya, muncul dalam motif ceplok-ceplok yang tampak sederhana. Sementara China dari sisi floral.
Pengunjung melihat kain batik Jambi dari Rumah Batik Azmiah. (KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA)
Ada pun Jawa memiliki keterikatan seperti motif Merak Ngeram di Jambi yang menyerupai Babon Angkrem di Jawa.
Lalu pengaruh Islam dalam batik Jambi ditandai dengan tidak memunculkan motif figuratif, seperti hewan dan manusia.
"Pengaruh Islam juga ada motif seperti huruf (bernafas) Islam, tapi tidak kentara," kata dia.