Mengulas Sejarah G30S PKI, Selain Sukendro, AH Nasution Juga Berhasil Lolos dari Kejaran PKI
Mengulas Sejarah G30S PKI, Selain Sukendro, AH Nasution Juga Berhasil Lolos dari Kejaran PKI
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Fadhila Rahma
Namun, kisah hidup Lettu Pierre Tendean sebagai ajudan AH Nasution berakhir tragis.
Saat itu (30/9/1965) Lettu Pierre Tendean biasanya pulang ke Semarang merayakan ulang tahun sang ibu.
Namun, ia menunda kepulangannya karena tugasnya sebagai pengawal Jenderal AH Nasution.

• Waspada dan Curigai Orang-orang Sekeliling Anda, Berikut Ini Ciri-ciri Potensi Orang Mau Bunuh Diri!
• Video: Lubuk Putih Destinasi Baru Wisata Muaraenim, Ramai Dikunjungi Akhir Pekan
• Sering Disindir Hotman Paris, Farhat Abbas Pamerkan Sosok Ayahnya, Profesinya Tak Main-main!
Ia tengah beristirahat di ruang tamu, di rumah Jenderal AH Nasution, Jalan Teuku Umar Nomor 40, Jakarta Pusat.
Namun, waktu istirahatnya terganggu karena ada keributan.
Lettu Pierre Tendean pun langsung bergegas mencari sumber keributan itu.
Ternyata keributan itu berasal dari segerombol pasukan bersenjata yang tak dikenal
Mereka pun menodongkan senjata pada Lettu Pierre Tendean.
Lettu Pierre Tendean pun tak bisa berkutik. Ia dikepung pasukan itu.
Demi melindungi atasannya, Lettu Pierre Tendean pun menyebut dirinya sebagai Jenderal AH Nasution.
"Saya Jenderal AH Nasution," ujarnya.
Akhirnya, ia yang dikira Jenderal AH Nasution pun langsung diculik.
Sementara itu, putri Jenderal AH Nasution, Ade Irma, nyawanya tak tertolong karena tertembak.
Pada akhirnya, Lettu Pierre Tendean pun harus gugur di tangan orang-orang yang menyerangnya.
Tubuhnya yang tidak bernyawa bahkan diikat kakinya, lalu dimasukan ke dalam sumur, di Lubang Buaya.