8 Suku Pedalaman Indonesia yang Masih Terasingkan, Dianggap Punah, No Terakhir Paling Ditakuti!

8 Suku Pedalaman Indonesia yang Masih Terasingkan, Dianggap Punah, No Terakhir Paling Ditakuti!

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Fadhila Rahma
Tribunnews.com
Suku Samin 

Mereka akan memakan sesamanya sebagai bentuk hukuman atau digunakan sebagai sistem peradilan yang dianut oleh mereka.

Nonton Gratis Link Live Streaming Borneo FC vs Madura United Liga 1, TV Online Indosiar Duel Seru!

Dialog Papua: Mencegah Konflik Berkepanjangan

Download Lagu Karena Aku Tlah Denganmu - Ari Lasso Feat Ariel Tatum, Lengkap dengan Video dan Lirik

4. Suku Mante, Aceh

Suku Mante
Suku Mante (Tribunnews.com)

Suku Mante adalah suku yang sudah mendiami daerah aceh sejak tiga ribu tahun sebelum masehi yang lalu.

Suku ini diperkirakan datang dari Campha, Kamboja.

Diketahui, suku ini memang suka menyendiri ke hutan-hutan di Aceh.

Mereka berawal mendiami Jantho, hutan di kawasan Aceh Besar. Namun, lama kelamaan mereka menyebar ke hutan Tangse, Geumpang, Pidie, dan Aceh Tengah.

Dari hutan-hutan tersebut, keberadaan suku Mante sudah dianggap punah karena sudah tidak pernah terlihat lagi.

Namun, dengan video di Youtube yang sempat viral dan populer itu, menandakan suku Mante masih ada di pedalaman hutan-hutan Aceh.

Suku ini mempunyai ciri-ciri tertentu, salah satunya yang paling mencolok adalah ukuran tubuhnya yang kecil atau bisa dibilang sebagai orang kerdil.

Marcus/Kevin Ditantang Rival yang Kandaskan Langkahnya di Kejuaraan Dunia 2019 Lalu

Pernah Duet Bareng hingga 2 Tahun tak Bertemu, Teuku Rassya Buat Janji Ini Untuk Aurel Hermansyah

Bacaan Niat Sholat Ashar, Tata Cara & Bacaan Lengkap Latin dan Arti, Serta Keutamaan Sholat Ashar

5. Suku Samin, Jawa Tengah

Suku Samin
Suku Samin (Tribunnews.com)

Suku Samin merupakan suku pedalaman di Indonesia yang terasing dan terancam kepunahannya. Suku Samin tersebar didaerah Blora, Pati dan sebagian wilayah Bojonegoro.

Suku samin atau yang juga disebut wong rikep ini memilih tinggal di tengah hutan di kawasan pegunungan kendeng, dan menjauhkan diri dari keramaian masyarakat.

Mereka lebih memilih hidup mandiri bersahabat dengan alam tanpa mengeksploitasi secara berlebihan dan menolak penuh aturan pemerintah.

Penolakan terhadap pemerintah pada suku ini bermula dari sikap pendahulunya Samin Surosinteko yang menentang keras sikap kapitalisme dan materialisme pemerintah Belanda.

Kita bisa mengetahui suku ini dari pakiannya, biasanya yang laki-laki menggunakan baju lengan panjang tanpa kerah berwarna hitam dan wanita menggunakan kebaya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved