Filosofi Kehidupan Kue Lapan Jam Makanan Khas Palembang, Mulai dari 8 Bekerja Hingga Keranda Mayat
Filosofi Kehidupan Kue 8 Jam Makanan Khas Palembang, dari Mulai dari 8 Bekerja Hingga Keranda Mayat
Filosofi Kehidupan Kue 8 Jam Makanan Khas Palembang, dari Mulai dari 8 Bekerja Hingga Keranda Mayat
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Nama Kue Lapan Jam tentu sudah sangat populer bagi masyarakat Sumatera Selatan, khusus Palembang.
Kue Lapan Jam merupakan salah satu makanan khas kota Palembang atau kuliner khas Palembang.
Kue Lapan Jam, sesuai dengan namanya, harus dibuat selama 8 jam.
Bagi masyarakat di luar Sumatera Selatan, mungkin tak banyak yang belum tahu jika Kue Lapan Jam yang identik memiliki warna kuning kecokelatan ini, ternyata tidak mudah dijumpai.
Kue Lapan Jam hanya sering terlihat di Hari Raya Idul Fitri dan Imlek.
Dan ternyata, Kue Lapan Jam ini dulunya hanya dinikmati oleh kelompok bangsawan saja.
• Video: Selain Pempek, 7 Makanan Khas Palembang Ini Tidak Boleh dilewatkan.
• Rumah Makan Lesehan Sediakan Makanan Khas Pagaralam Diserbu Pengunjung
• Cara Membuat Burgo, Makanan Khas Palembang, Coba Sajikan sebagai Menu Berbuka Puasa
Sebagai tokoh adat kebudayaan sekaligus ahli sejarah kuliner Palembang, RM Ali Hanafiah atau yang akrab disapa Mang Amin menyampaikan filosofi kehidupan di balik Kue Lapan Jam tersebut.
"Delapan jam itu merupakan pembagian 3 waktu dari kehidupan manusia yang 24 jam. Lapan jam itu masing-masing digunakan untuk 8 jam bekerja, beribadah, dan istirahat," ujar RM Ali Hanafiah.
"Bahkan pada akhirnya di Palembang itu orang yang mengantar jenazah ke liang lahat menggunakan keranda pun 8 orang. 4 di depan dan 4 di belakang," jelas Mang Amin dalam acara Workshop Strategi Penguatan Ekosistem Kuliner Pempek di Hotel THE 1O1 Palembang Rajawali, Ilir Timur II Palembang, Senin (02/8/2019) pagi
Seiring perkembangan zaman, saat ini masyarakat umum juga bisa menikmatinya.
Kini Kue Lapan Jam Khas Palembang ini dapat diperoleh di gerai atau toko tradisional yang menjual beragam makanan khas Palembang. (Laporan wartawan Tribun Sumsel/irkandi gandi pratama)