Terungkap Motif Mengapa Siska Sarangheo Habisi Ipung Salon yang Dipanggilnya Emak, Sangat Sepele

Terungkap Motif Mengapa Siska Sarangheo Habisi Ipung Salon yang Dipanggilnya Emak, Sangat Sepele

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Adegan Siska Sarangheo saat habisi Ipung 

"Kata anak saya setelah melihat fotonya, dia (Siska) itu pernah ikut Ipung ke sini (Desa Lawang Agung), acara pernikahan keluarga kami," katanya.

Dikenal Bernama Bahar

Kala itu, Siska yang diketahui memiliki nama asli Bahar (Bahok) tersebut memanggil almarhum Ipung Salon dengan panggilan 'Emak'.

"Dia (Siska) itu manggil Ipung emak, namanya itu sebenarnya bukan Siska, tapi Bahar atau Bahok," ujar Ali Asa.

Lebih lanjut, keluarga almarhum Ipung Salon juga tidak mengetahui secara jelas bagaimana keseharian Ipung Salon serta siapa saja temannya di Lubuklinggau.

"Kami memang jarang komunikasi dengan beliau (Ipung), kami tidak tahu siapa teman-temannya, jadi benar-benar tidak kenal," katanya.

===

Dalami Motif Pembunuhan
Hingga kini belum diketahui secara jelas motif atau layar belakang Siska Sarangheo menghabisi Ipung, pemilik Salon di Lubuklinggau, Jumat (23/8/2019) lalu. Namun Video pengakuan Siska yang beredar di dunia maya membuat kening netizen akan berkerut.

Sebab, dengan santainya Siska Sarangheo, waria paling terkenal di kabupaten Lubuklinggau itu membuat pengakuan.

Dalam video singkat itu terekam jelas, bagaimana cara dia menghabisi Ipung. Dimulai ketika Ipung memukul korban dengan menggunakan batu hingga kepala korban pecah.

Video pengakuan Siska Sarangheo ini memang membuat gempar dunia maya dan netizen, karena Siska memukul kepala korban dengan batu yang sebelumnya di bawa oleh temannya Dedi.

Sejalan dengan pengakuan santai dari Siska Sarangheo itu, maka sejalan dengan hasil penyelidikan pihak kepolisian dan hasil olah TKP-nya.

Ipung memang ditemukan dengan tengkorak kepala yang pecah. Pelaku pembunuh Muhammad Efendi (58) alias Ipung warga Jl Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I terungkap.

Ipung sebelumnya ditemukan tewas dirumahnya dengan tragis Jumat (23/8/2019) lalu. Ia meninggal dengan banyak luka tusuk di tubuhnya.

Aksi Sika memang terbilang kejam, waria yang dikenal ramah dan supel ini juga mengungkap bagaimana cari dia menghabisi nyawa korban Ipung, setelah dihipnotis, sehingga membuat pengakuan mengejutkan.

Seperti diketahui, bagian tempurung kepalanya pecah dan sejumlah luka tusu Sejak kejadian itu Satreskrim Polres Lubuklinggau telah melakukan penyidikan dan mencari titik terang siapa pelaku pembunuh pengusaha salon itu.

Senin (26/8/2019) malam jagat maya Lubuklinggau diramaikan oleh adanya informasi penangkapan seorang waria bernama Siska.

Siska ditangkap oleh tim Buser Polres Lubuklinggau dan Unit Reskrim Polsek Lubuklinggau Barat di wilayah Lubuktanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I.

Sebagaimana diketahui Siska sudah dua kali keluar masuk penjara, pertama dalam kasus pembunuhan dan terakhir kasus membawa Senjata Tajam (Sajam).

Kapolres Lubuklinggau AKBP Dwi Hartono saat dikonfirmasi membenarkan telah mengamankan satu orang pelaku di Polres Lubuklinggau untuk dilakukan pemeriksaan.

"Sudah kita amankan satu orang dan sekarang kita lagi pengembangan lebih lanjut," ungkapnya pada Tribunsumsel.com, Selasa (27/8).

Dwi menuturkan dugaan sementara pelaku ada tiga orang, sekarang Satreskrim Polres Lubuklinggau tengah melakukan pengejaran pelaku lainnya.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat pelaku lainnya cepat tertangkap," paparnya.

Dikenal Banyak Nama dan Resivis

Siska Sarangheo, pembunuh Muhammad Efendi (58) alias Ipung warga Jl Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I telah ditangkap.

Nama asli Siska Sarangheo adalah Apriyanto alias Siska

Ia ditangkap tim Buser Polres Lubuklinggau dan Unit Reskrim Polsek Lubuklinggau Barat di wilayah Tanjung Aman, Kecamatan Lubuklinggau Barat I.

Seperti dilansir dari Tribunsumsel.com, informasi tentang Siska, ternyata Siska merupakan warga Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang.

Di Kota Lubuklinggau menumpang di depan wisma yang dihuni oleh Mun (47 tahun) dan suaminya di jalan Garuda Hitam, RT 02, Kelurahan Pasar Pemiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat II.

"Aslinya Empat Lawang di Linggau ini merantau dan tidak punya tempat tinggal," kata Ari salah satu tukang ojek pada Tribunsumsel.com, Selasa (27/8).

Warga setempat tidak mengetehui pasti pekerjaan tetap Siska.

Selama ini warga hanya mengetahui jika Siska seorang waria yang selalu pulang pagi dan sore pergi lagi.

"Pukul 06.00 WIB datang langsung tidur sampai pukul 15.00 WIB, kalau pagar yang nunggu rumah belum buka, kadang numpang tidur di warung Wak Abeng depan pinggir jalan ini," ungkap Aris.

Setelah Bangun tidur Siska kemudian menumpang mandi di wisma tersebut, setelah itu ia berhias dan berganti pakaian lalu pergi lagi begitulah seterusnya.

"Dia tinggal di tempat ini sehabis keluar penjara, karena tidak punya tempat rumah tempat tinggal jadi ia bebas kemana saja," ujar Aris.

Selama ini Siska dikenal baik di lingkungan setempat, bahkan warga setempat tidak pernah menaruh curiga, karena tidak ada gelagat Siska adalah pelaku pembunuhan.

"Selama ini orangnya baik, tidak pernah cerita-cerita kalau dia ada dendam dan mau membunuh," paparnya.

Bahkan, setelah kejadian Aris sempat bertemu Siska di warung Wak ABeng, saat itu ia menanyakan apakah terlibat dalam pembunuhan Ipung atau tidak.

"Sempat saya tanya waktu kejadian Ipung itu, saya perlihatkan foto Ipung dibunuh, malah dia bilang iii ngeri. Terus aku bilang, jangan ngeri -ngeri gek kau terlibat, tidak nian kak," ujarnya menirukan Ucapan Siska.

Sementara Mun penuggu Wisma menuturkan, tidak menyangka dan tidak curiga sama sekali bahwa Siska adalah pelaku pembunuhan, karena selama ini mereka mengenal siska sebagai orang baik.

"Selama ini sering komunikasi orangnya baik, memang jarang bertemu karena pagi dia pulang tidur dan sore dandan pergi lagi. orangnya mandi bersih bajunya dijemurnya," ujarnya.

Ia mengaku mempersilakan Siska tinggal di depan wismanya dan tidak mengusirnya, karena ia kasihan dengan Siska yang tidak mempunyai rumah tempat tinggal.

"Karena tidak mengganggu kami biarkan bae, karena kalau ada jemuran ketika kami tidak ada kadang diangkatnya, orangnya bersih juga rajin mandi," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved