Harga Emas Masih Naik, Simak Instrumen Investasi Lain yang Bisa Anda Lirik
Di tengah banyaknya sentimen yang beredar di pasar keuangan global, tren kenaikan harga emas yang masih berlanjut membuat investasi di emas semakin me
SRIPOKU.COM, JAKARTA - Di tengah banyaknya sentimen yang beredar di pasar keuangan global, tren kenaikan harga emas yang masih berlanjut membuat investasi di emas semakin menarik.
Namun, selain emas ada beberapa aset lainnya yang dianggap pasar sebagai safe haven atau aset imbal hasil dengan risiko rendah yakni valuta asing seperti yen dan dollar AS, serta obligasi milik pemerintah.
• Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 Menjadi Rp 752.000 Per Gram
• Hari Ini Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 Menjadi Rp 753.000
Penasihat keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, meskipun banyak pilihan safe haven di pasar keuangan, namun yang masih cukup menarik saat ini adalah emas.
Harapannya, hingga akhir tahun ada peluang bagi harga emas untuk tumbuh hingga 12 persen.
"Biasanya kalau kondisi tidak menentu, emas jadi pilihan nomor 1, kemudian ke produk-produk obligasi pemerintah dan ketiga baru ke perbankan seperti ke deposito atau tabungan untuk jaga cash," sebut Eko seperti dikutip dari Kontan.co.id, Senin (12/8/2019).
Dia mengatakan, untuk jangka panjang tren harga emas masih akan meningkat. Namun bagi mereka yang baru akan masuk, sebaiknya ditahan terlebih dulu lantaran harga sudah terlalu mahal.
Di sisi lain, investor juga bisa melirik aset-aset yang sudah terdiskon banyak seperti saham atau reksa dana saham untuk investasi jangka panjang. Adapun sektor yang bisa dilirik seperti saham milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sektor konsumsi dan konstruksi.
"Jadi, kalau mau investasi jangka panjang untuk 5-10 tahun, sekarang jadi kesempatannya biar dapat harga diskon," tambahnya.
Adapun tips bagi investor yang memiliki tipe konservatif, bisa mengalokasikan 10 persen dananya untuk tunai, 50 persen untuk investasi jangka menengah seperti obligasi dan sisanya bisa dialirkan ke investasi jangka panjang seperti emas.
Semetnara bagi investor yang memiliki tipe moderat, disarankan untuk mengalokasikan 10 persen dananya untuk tunai, 45 persen untuk investasi jangka menengah, dan 45 persen untuk jangka panjang.
Terakhir untuk investor yang memiliki tipe agresif, 10 persen dialokasikan untuk tunai, 30 persen untuk investasi jangka menengah, dan 60 persen untuk investasi jangka panjang seperti emas dan reksadana saham.
"Kalau untuk currency bukan aset yang berbentuk fisik, nilainya juga sangat bergantung pada negara penerbit. Jadi kami lebih memilih emas," ucap Eko. (Intan Nirmala Sari)
Sumber: Kontan.co.id
Like Facebook Sriwijaya Post Ya...
Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://money.kompas.com/ dengan Judul:
Emas Makin Mahal, Simak Instrumen Investasi Lain yang Bisa Anda Lirik
Profil Dewi Yull, Ternyata Berdarah Palembang, Rahasiakan Suami hingga Punya Anak Petinju |
![]() |
---|
Polwan Diperkosa Tiga Orang Rekannya Sepanjang Malam Setelah Dicekoki Minuman Keras Hingga Pingsan |
![]() |
---|
Orang-orang "Terdekat" Hatta Rajasa Makin Banyak di Kepengurusuan PAN Sumsel, Loyalis Zulhas Waswas |
![]() |
---|
Rela Dinikahi Pria Sederhana, Bule Cantik Ini Kaget saat Lihat Dapur: 'Banyak Spider' Dia Manajer |
![]() |
---|
Polwan Muda Diperkosa 3 Perwira Sepanjang Malam di Kantor Kementerian, Dipaksa Minum dan DILUCUTI |
![]() |
---|