Viral Cerita Abah Grandong Makan Kucing Hidup-Hidup, Terungkap Fakta Lain dan Kini Diburu Polisi
Viral Cerita Abah Grandong Makan Kucing Hidup-Hidup, Terungkap Fakta Lain dan Kini Diburu Polisi
“Iya habis kejadian makan kucing itu kami enggak dagang. Nyalahin lampu (warung) aja enggak boleh,” ujarnya.
Sementara itu berdasarkan pengakuan warga lain, pria itu memang sering ke sana untuk meminum jamu. Polisi akan meminta keterangan si peminum jamu. “Dari keterangan yang diperoleh petugas di tempat kejadian, pria ini belakangan diketahui berasal dari Banten, dan sering dipanggil Abah Grandong dia juga sering minum jamu di daerah situ,” ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Kemayoran AKP Bambang Santoso.
Mabes Polri juga angkat bicara soal video yang menampilkan seorang pria bertopi biru yang memakan seekor kucing. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya akan menelusuri kebenaran dari video tersebut.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan pria pemakan kucing itu dapat dijerat dengan pidana ringan dan diproses hukum. “Bisa dikenakan pidana ringan. Bisa berupa denda atau ancaman hukuman dibawah satu minggu,” ujarnya.
Aktivis Hewan Protes
Artis dan model yang jadi aktivis lingkungan dan perlindungan hewan Davina Veronica mengatakan pihaknya meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas pelaku pria makan kucing hidup-hidup. “Jadi seperti yang tertulis di Undang-undang Nomor 18 tahun 2009, pelaku itu bisa dipidana paling singkat tiga bulan dan paling lama sembilan bulan atau denda paling sedikit Rp 75 juta dan paling banyak Rp 750 juta,” kata Davina.
Menurut Davina, hukum perlindungan hewan di Indonesia yang saat ini masih sangat lemah. Sehingga banyak kasus-kasus hewan di Indonesia tidak tuntas diselesaikan. “Banyak sekali kasus-kasus pengeksploitasian, penyiksaan dan kekerasan terhadap hewan di Indonesia yang tidak pernah diusut sampai selesai dan pelaku tidak pernah mendapatkan efek jera dalam hukumannya,” kata Davina.
Dirinya menilai seorang pria makan kucing hidup-hidup di kawasan Kemayoran itu tidak beradab layaknya manusia. “Manusia diciptakan dengan kelebihan bisa berpikir dan berbicara, seharusnya menggunakan kelebihan itu semua untuk menunjukan sikap welas asih dan empati terhadap makhluk lain yang lebih lemah, seperti hewan,” ujarnya.(Tribun Network/dit/fah/jok/wly)