Pengaruh WiFi
Dicari Semua Kalangan, tapi Berbahaya Bagi Masa Depan Pria
Semenjak berkembang dunia tehnologi komunikasi dengan menggunakan android, kebutuhan pengguna akan jaringan WiFi pun tidak terelakan.
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Dicari Semua Kalangan, tapi Berbahaya Bagi Masa Depan Pria
SRIPOKU.COM --Semenjak berkembang dunia tehnologi komunikasi dengan menggunakan android, kebutuhan pengguna akan jaringan WiFi pun tidak terelakan.
Sebab, tanpa WiFi, komunikasi tanpa kabel ini tak akan jalan dan mulus.
Sebagaimana dirilis Intisari-online.com yang menyebutkan dan merupakan sebuah pengakuan bahwa WiFi dibutuhkan oleh sebagian besar orang, karena tuntutan teknologi masa kini.
Namun dibalik itu banyak pertanyaan apakah kemajuan teknologi dapat berbahaya bagi tubuh manusia.
Seperti salah satunya adalah WiFi, yang saat ini selalu dijumpai di tempat manapun.
Rupanya WiFi ini dapat berpengaruh pada kesuburan pria.
Melansir informasi dari Bright Side, telah ada penelitan yang membuktikan hal tersebut.
Kumiko Nakata, seorang peneliti dari Jepang, menemukan bahwa gelombang elektromagnetik dari perangkat WiFi, seperti ponsel dan router rumah, dapat melakukan kerusakan signifikan pada sperma.
30% Masalah Kesuburan Berasal dari Pria.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 15% pasangan di dunia memiliki masalah dalam hal memiliki anak.
Dan setidaknya sepertiga dari masalah kesuburan berasal dari pria.
Tentu saja, infertilitas pria dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti lingkungan yang buruk, stres, pola makan yang buruk, genetika, dll.
Namun, hal kecil seperti menyimpan ponsel di saku mereka bisa menjadi penyebab yang perlu dipikirkan ulang.
Eksperimen paparan WiFi
Para ilmuwan Jepang mengambil sampel dari sekelompok 51 pria dan membaginya menjadi 3 kelompok.
Mereka juga menggunakan perangkat WiFi dan ponsel.
Satu kelompok sampel tidak mendapatkan paparan dari router WiFi.
Kelompok kedua terbuka, tetapi memiliki perisai perlindungan dari WiFi.
Dan kelompok ketiga memiliki paparan penuh.
Sampel ditempatkan relatif dekat dengan perangkat WiFi, mereplikasi ponsel yang dibawa-bawa di saku celana dan hasilnya diambil setelah waktu yang berbeda.
Sperma menjadi rusak setelah 2 jam.
Temuan itu agak menakutkan.
Padahal berada di bawah pengaruh WiFi'>sinyal WiFi selama 30 menit hampir tidak berpengaruh apa-apa.
Paparan yang lebih lama mulai menunjukkan perbedaannnya.
Setelah hanya 2 jam tingkat motilitas kelompok yang tidak terpapar adalah 53,3%, kelompok pelindung 44,9%, dan kelompok yang terpapar hanya 26,4%.
24 jam kemudian tingkat sperma mati untuk kelompok yang terpapar adalah 23,3% dibandingkan dengan 8,4% untuk sampel yang tidak terpapar.
Ponse Lebih Banyak daripada orang.

Statistik mengatakan bahwa, saat ini, jumlah ponsel aktif lebih besar daripada populasi dunia yang sebenarnya.
Yang berarti bahwa beberapa orang memiliki lebih dari satu ponsel.
Padahal efek dari gelombangnya mungkin terlalu serius untuk diabaikan.
Pencegahan sangat sederhana.
Nn. Nakata merinci bahwa penelitian ini mengkonfirmasi bahwa gelombang elektromagnetik dari perangkat WiFi aman untuk orang-orang dalam hal kesejahteraan dan kesehatan.
Mungkin, solusi sederhana seperti menyimpan telepon di atas meja dan bukannya di dalam saku akan lebih baik lagi.