In Memorial Ani Yudhoyono
Untuk Meminang Ani, SBY Rela Kirim Surat ke Korea Selatan Kepada Dubes RI Sarwo Edhi
Foto itu diketahui merupakan arsip harian Kompas edisi 31 Juli 1976, menggambarkan pernikahan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Kristiani Herawati.
Kemudian berpacaran selama 9 bulan melalui surat-menyurat dan bertemu beberapa kali, selanjutnya bertunangan dan kemudian "pisah" sewaktu Herawati ikut orangtuanya ke Korea Selatan.
Lebih unik lagi adalah pertemuan Mastuti Rahayu (23), putri keempat yang mendapat giliran kedua untuk dinikahkan dengan Kapt Inf Hadi Utomo.
"Kebetulan saya bertemu Mastuti di kolam renang ketika melatih renang putri-putri Pak Sarwo," kata Hadi Utomo mengingat masa pertemuan pertama kali dengan istrinya, seperti dikisahkan kepada harian Kompas.
(KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES)
• UB Mart di Jalan Lintas Baturaja OKU Jadi Rest Area Favorit Para Pemudik
• Minta Bayar Rp 1,2 Juta Tapi Menolak Menginap, Riko Tampar Wanita Kencannya Hingga Dihakimi Warga
• Di Tungkal Jaya Muba, Satpam yang Hendak Jaga Malam Tewas Disabet Parang Pemilik Warung
Sementara, untuk Wrahasti Cendrawasih (25), putri kedua Sarwo Edhie, pada waktu bersamaan melangsungkan upacara pernikahan di kantor catatan sipil dengan Letda Inf Erwin Sujono yang beragama Katolik.
Kedua mempelai ini sudah saling mengenal sejak di bangku SMP. Sebelum ikut orangtuanya ke Seoul, Korea Selatan, Wrahasti Cendrawasih mengikuti kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) jurusan Arsitektur pada tingkat III.
Adiknya, Herawati juga di UKI jurusan Kedokteran pada tingkat III. Sedangkan Mastuti, sebelum berangkat ke Seoul, kuliah di Universitas Indonesia (UI) tingkat I fakultas Kedokteran.
Dubes Sarwo Edhie menempati posnya pada Mei 1974. Bermula dari SBY yang tak sabar meminang Herawati Harian Kompas memberitakan, awal mula dari berlangsungnya pernikahan ini dimulai dengan surat lamaran Lettu Inf S Bambang Yudhoyono selaku koordinator dari calon ipar-iparnya pada waktu itu, yang mengirimnya pada Mei 1975 ke Dubes Sarwo Edhie di Seoul, Korea Selatan.
"Saya sudah tidak sabaran lagi menunggu, dan menganjurkan untuk mengirim surat lamaran," kata Bambang yang pernah memperoleh medali dari Presiden untuk prestasi sebagai siswa terbaik AKABRI dan baru saja kembali dari pendidikan Fort Benning di Amerika Serikat.
Lamaran tersebut diterima. Dubes Sarwo Edhie sebenarnya merencanakan untuk menikahkan keempat putrinya secara sekaligus.
"Semula saya rencanakan untuk menikahkan empat putri saya sekaligus. Tapi berhubung Erwin pada bulan Desember tahun lalu masih harus mengikuti ujian AKABRI, rencana tersebut diubah," kata Sarwo Edhie.
Dubes Sarwo Edhie menjelaskan pada akhirnya hanya menikahkan putri tertuanya Wiwiek di Seoul pada bulan Agustus 1975 dengan pemuda Protestan asal Tapanuli.
"Mempelai wanita pada upacara tersebut hanya memakai kebaya biasa sedang mempelai pria dengan rapih memakai setelan jas, memberi kesan upacara tersebut seolah-olah suatu pertemuan keluarga yang sangat gembira," begitu harian Kompas menggambarkan.
Pernikahan yang sangat sederhana ini dilanjutkan dengan upacara adat Jawa dihadiri oleh para keluarga.
