Berita Palembang
Drs. Ratu Dewa M.Si, Anak Rantauan yang Tetap Low Profile dan Jadi Sekda Kota Palembang
Berikut petikan wawancara wartawan Sriwijaya Post Abdul Hafiz (SP) dengan Ratu Dewa (RD).
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Ahmad Sadam Husen
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pesan sang Ibunda, meskipun setinggi pangkat dan jabatan yang dipegang, harus tetap bersahaja tidak sombong dan tidak berubah.
Hal itulah yang selalu menjadi pegangan dari sosok Drs. Ratu Dewa M.Si.
Berikut petikan wawancara wartawan Sriwijaya Post Abdul Hafiz (SP) dengan Ratu Dewa (RD) yang beberapa waktu lalu dilantik menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang).

===
SP: Motivasi kuat apa yang membuat Anda mengikuti tes seleksi dan duduk sebagai Sekda Kota Palembang?
RD: Sebenarnya soal motivasi, soal karier itu mengalir dengan sendirinya.
Motivasi lain karena melihat suasana administrasi di Kota ini pengen dikerjakan dengan cepat, mudah dan sesuai tuntutan zaman.
Suasana kebatinan saya melihat berbelit belit.
Tugas Sekda sebagai administrator membantu Walikota.
Cita-cita saya waktu itu pingin urusan itu serba bagus, serba bersih, serba elektronik.
SP: Bagaimana kehidupan Anda masa kecilnya?
Meski sekolah di Kota, setiap pulang kampung katanya masih menyempatkan merumput dan berkebun membantu Ibunda.
RD: Saya terlahir dari keluarga sederhana dan hidup di daerah terpencil di Desa Rantau Sialang, Kecamatan Muara Kuang, Ogan Ilir. Saya anak ke-8 dari 9 bersaudara.
Alhamdulillah Ibu saya masih ada, namanya Hj. Zalipah (85 tahun), kalau bapak sudah almarhum, Cik Den Tambun, guru matematika SD Rantau Sialang/Krio, Desa Rantau Sialang.
Meski terpencil, semua itu tidak menyurutkan keinginan untuk menjadi seseorang yang lebih sukses dan dapat membanggakan orangtua.
Awal merantau sejak tamat SD terpencil di dusun.
Emak kan petani tulen, jadi waktu kecil pingin jadi insinyur pertanian.
Transportasi saat itu harus lewat motor banyu.
Dari SMP hingga kuliah merantau ke Palembang, kalau pulang,mampiri emak ke kebon, balek samo-samo.
Kalo libur ikut kakak yang tua di dusun, kadang ikut nyari ikan, nyadap karet.
Itulah lika-liku dari kecil hingga kuliah.
Saya sangat dekat dengan emak, sampai sekarang beliau masih hidup dan saya tidak pernah membantahnya.
Selalu minta restu beliau, bersimpuh bersujud di kakinya.
Baik itu mau nyalon jadi Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), sampai kemarin mau nyalon Sekda, saya minta restu emak.
Aku deket dengan emak sejak kecil di dusun, ikut bantu betanam.
Saya menganggap emak itu segalo-galonyo.
Kalo bantah rasonyo beduso setengah mati.
Dan sampao sekarang dio sayang nian samo aku.
alo aku dak balek, dio nangis.
Saya yakin doa orangtuo diijabah Yang Maha Kuasa.
Apalagi saya kan tidak dari keluarga besak atau dari pejabat.
Hidup di bedeng, jualan kita selama ini akhlak dan jujur.
lhamdulillah petinggi organisasi memandang kita dari situ.
Zaman saya dulu, bermotor saja tidak ada.
Yang saya tanamkan dengan anak supaya hormati orangtua dan ibadah.
Dengan staf pegawai untuk memotivasi mereka juga saya sampaikan bahwa saya dari wong rantauan bisa mencapai jabatan seperti ini.

SP: Apa yang Anda rasakan dalam memenej pekerjaan dibandingkan dengan jabatan-jabatan yang diemban sebelumnya?
RD: Semua tergantung ruang lingkup tugas.
Sekarang ini harus mengayomi seluruh SKPD.
Tingkat kehati-hatian harus kujago.
Banyak surat kukembalikan lagi.
Harus clear sesuai tata naskah.
Dari dulu saya orangnya disiplin.
Kalo rapat jam 2, yo mesti ditepati jam 2.
Dalam satu hari harus clear, meja harus bersih dari semua berkas, sudah mesti terdistribusi.
Dari hal kecil toilet harus bersih, saya tidak mau terkesan asal asalan, harus perpect.
Kita jangan sungkan berbaur dengan staf, namun tetap strong soal pekerjaan.
Hubungan atasan bawahan yang dibangun didasarkan pada prinsip Bottom Up, dimana aspirasi dari bawah selalu menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang dibuat.
SP: Dari mana Anda bisa mengasah Public Speaking sehingga bisa tampil mampu berkomunikasi dengan baik.
Organisasi apa saja yang diikuti?
RD: Berkomunikasi yang baik itu karena saya hobi membaca.
Di tahun 90-an hobi nulis dan menjadi Kolumnis, ada buku berjudul "Lapas Pena Mantan Seorang Aktivis".
Sejak jadi pegawai 1993, saya diutus mengikuti kejuaraan lomba UUD 45, Sapta Prasetya Korpri selalu juara lomba yang dilaksanakan Korpri.
Waktu jerja di Departemen Penerangan.
Waktu Diklat Pra jabatan, Diklat selalu masuk 3 besar.
Organisasi yang saya ikuti mulai dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Senat Mahasiswa IAIN RF Ushuludin, predikat sangat memuaskan.
Nyambung MAP Unsri cumlaude.
Gerakan Pemuda Anshor, tiga periode menjadi Ketua 1 KNPI Provinsi Sumsel.
Plt Ketum GP Anshor Sumsel.
Ketum Koorcab PMII Sumsel.
Kwarda Pramuka, ICMI, Kosgoro, Ketua DPC ISNU Palembang, Ketua Harian PBSI Palembang.
Hobi nulis, dan badminton.
SP: Bisa diceritakan, anda katanya langganan juara semasa di Kampus dan menjadi lulusan tercepat hingga merintis karir tertinggi.
RD: Memasuki, dunia kampus, senang mengikuti perlombaan seperti pembacaan pembukaan UUD, serta perlombaan lainnya dan selalu menjadi juara.
Di dunia kampus IAIN Raden Fatah fakultas Ushuluddin, Alhamdulillah juga berhasil mendapatkan beasiswa Supersemar selama dua periode dengan predikat sangat memuaskan dan menyelesaikan kuliah dalam waktu 4 tahun.
Setelah itu, saya diangkat menjadi dosen luar biasa.
Saya menyelesaikan pendidikan master di Universitas Sriwijaya, dengan gelar Magister Kebijakan Publik.
Sejak tahun 1993, menjadi PNS di Dinas Penerangan Sumatera Selatan.
Pada saat pangkat 3B menjadi staf khusus Kakanwil penerangan, hingga diangkat menjadi Kasi Rencana Operasional Penerangan.
Begitu penerangan dibubarkan ditarik oleh Sekda Provinsi, pindah ke kantor Gubernur menjadi staf khusus pimpinan di TU pada saat Gubernur Rosyihan Arsyad.
Saya sempat menjabat sebagai Kabag dan Kasubag Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Waktu ditugaskan di Dinas Perhubungan dan Kominfo Sumsel, sempat dibangkupanjangkan selama kurang lebih satu tahun.
Dan pada saat itu saya memutuskan untuk mengambil S2 di Unsri.
Setelah pindah ke Pemkot Palembang, dipercaya menjabat Kabag Humas dan Protokol, selanjutnya menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Palembang, dan terakhir menjabat Kepala BKPSM Kota Palembang.

SP: Bagaimana Anda menjaga diri agar tetap low profile meski telah menempati jabatan tertinggi ASN di Kota Palembang?
Apa memang ada pesan dari Ibunda.
RD: Pesan wongtuo, Wan (Iwan adlaah panggilan Ratu Dewa, red) jangan nian sombong, jangan pernah berubah.
Jangan mentang-mentang jadi wong tinggi, laju berubah.
Terus kalau ado wong tuo dari dusun, sujudi.
Saya juga tidak mau menolak kalau ada tamu yang datang.
Bagaimana caranya harus ketemu.
Takut mengganjal di hati, saya susah menolak, susah ngomongnya.
SP: Bagaimana Anda mendidik anak ? Apakah diajarkan pula untuk tetap low profile dan bagaimana cara mensiasati memberikan perhatian di tengah kesibukan tugas saat ini.
RD: Untuk berkomunikasi dengan anak-anak, walaupun tidak dilakukan secara langsung dilakukan melalui telepon, dan jika ada waktu luang melakukan sharing dengan anak-anak.
Kesuksesan sebenarnya itu, ketika saya mampu mengantarkan anak-anak saya menjadi lebih sukses dirinya.
Alhamdulillah anak-anak juga dekat dengan saya, dan yang paling membanggakan bagi saya mereka tidak mau dicap pamer meskipun fasilitas ada, misalnya anak yang paling tua lebih senang ke kampus menggunakan sepeda motor dibandingkan mobil karena takut dicap pamer, begitu juga dengan anak-anak saya yang lain.
Malah mereka marah kalau ada orang yang bilang dirinya adalah anak kepala dinas.
Alhamdulillah, anak-anak tetap low profile, dan ini menjadi tugas saya untuk memberikan yang terbaik buat mereka agar lebih sukses.
Insya Allah sesuai dengan jadwalnya kita berencana haji Tahun 2020 ini.
Sudah daftar sejak 2013 dan memang mengikuti jalurnya karena persoalan haji itu ibadah.
Saya tidak mau motong kompas cepat-cepat didulukan.

===
BIODATA
Nama Lengkap : Drs Ratu Dewa MSi
TTL : Muarakuang, OKI, 7 Juli 1969
Pendidikan : Magister Kebijakan Publik Unsri
Hobi : Badminton dan menulis
Istri : Dra Dewi Sasrani (guru SMAN 2 Palembang).
Orangtua: Hj Zalipah (85 tahun), Alm. Cik Den Tambun (guru matematika SD Rantau Sialang/Krio Desa Rantau Sialang).
Saudara: Anak ke-8 dari 9 bersaudara
Anak :
1. M. Abid Sadewa
2. Filza Alifa Dewalani
3. Akhmad Faqih Sadewa
4. Dafa Sadewa
===
• BREAKING NEWS: 5 Tahanan Kabur Polresta Palembang Diamankan di Kawasan Sukarami dan Mariana
• Hati-hati! 7 Ciri-ciri Wanita Seperti Ini Mudah Mendua, Awasi Pasangan Anda Jangan Sampai Selingkuh
• UPDATE Foto-foto Kondisi Ruang Sel Polresta Palembang yang Berhasil Dibobol hingga 30 Tahanan Kabur
• BREAKING NEWS: Satu Tahanan Kabur Polresta Palembang Menyerahkan Diri
• Cara Mengolah Daging Sapi Agar Cepat Empuk Tanpa Waktu yang Lama, Berikut Bahan-bahannya