Masih Diburu! Ternyata di Sini 9 Lokasi Harta Karun Terpendam di Indonesia, No 6 Ada di Palembang

Masih Diburu! Ternyata Disini 9 Lokasi Harta Karun Terpendam di Indonesia, No 6 Ada di Palembang

Penulis: fadhila rahma | Editor: Sudarwan
http://businessinsider.com
9 Harta karun terpendam di Indonesia. 

Masih Diburu! Ternyata Disini 9 Lokasi Harta Karun Terpendam di Indonesia, No 6 Ada di Palembang

SRIPOKU.COM - Nusantara tak hanya punya sejarah panjang tetapi di dalam bumi dan lautnya juga terkandung harta karun berlimpah, kekayaan alam maupun peninggalan peradaban masa berupa emas, perhiasan, artefak, koin, dan benda berharga lainnya. 

Potensi Indonesia sebagai lokasi pundi-pundi tersembunyi mengundang sejumlah pemburu harta untuk datang dan mencari peruntungan. 

Mereka menyibak lautan dan menyisir daratan untuk mencarinya. 

Dibalik itu ternyata, Indonesia punya puluhan lokasi harta karun yang berada di tengah-tengah mitos dan fakta.

Nah ini, beberapa harta karun yang telah ditemukan di Indonesia.

1. Harta karun yang diduga berasal dari Dinasti Fatimiyah, ditemukan di perairan antara Pulau Jawa dan Kalimantan

Rangkuma Kabar Mozaik - Blogger.com
Rangkuma Kabar Mozaik - Blogger.com ()

Jauh di tahun 2004, pecinta harta karun juga dihibur dengan penemuan kapal Tiongkok yang tenggelam lebih dari 1000 tahun lalu di 120 km dari pelabuhan Cirebon. 

Bangkai kapal ternyata menyimpan harta berupa 270 ribu kristal, permata, keramik, porselen, mutiara, dan emas. 

Evakuasi dilakukan oleh kolaborasi antara dua perusahaan, yaitu Cosmix Underwater Research Ltd dan PT Paradigma Putra Sejahtera. 

Di antara benda yang ditemukan, ada juga batu yang diduga milik Dinasti Fatimiyah. 

Dinasti Fatimiyah ini pernah mengklaim mereka sebagai keturunan langsung dari putra bungsu Nabi Muhammad SAW.

2. Gunung Salak ​yang konon katanya menyimpan harta karun Belanda

wisatagunung.com
wisatagunung.com ()

Tak hanya dikenal angker dalam dunia penerbangan, Gunung Salak juga dikenal angker oleh warga sekitar. 

Mitos tentang harta karun ini beredar turun temurun di antara penduduk lereng Gunung Salak. 

Di masa transisi Belanda ke Jepang, pemerintah Belanda menyembunyikan hartanya di hutan Gunung Salak karena khawatir akan dirampas Jepang. 

Namun setelah Jepang tumbang, Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan sehingga serdadu Belanda tak bisa bebas keluar masuk Indonesia

Banyak warga yang berusaha mencari harta tersebut di sekitar Kawah Ratu, namun justru berakhir tewas. 

Hingga sekarang, keberadaan harta karun ini masih belum bisa dipastikan sebagai mitos atau fakta.

​3. ​Harta karun Yamashita yang jika ditemukan ​akan jadi penemuan terbesar di dunia

.
Tygpress.com

Sama seperti harta karun di Gunung Salak, harta milik Panglima besar Jepang Tomoyuki Yamashita ini juga simpang siur keberadaannya. 

Harta ini adalah harta rampasan dari berbagai daerah di Asia Tenggara yang akan digunakan untuk biaya Perang Dunia II. 

Tapi karena pada tahun 1943 Jepang mulai terdesak di perang lautan, harta tersebut disembunyikan di berbagai goa bawah tanah di kawasan Asia Tenggara​, termasuk salah satunya di Indonesia.  

Total harta karun Yamashita yang disebut dengan ‘Golden Lily’ ini diperkirakan mencapai 60.000 ton emas batangan.

Nah baru-baru ini, sekelompok pemburu harta karun mengklaim menemukan harta karun Yamashita di Filipina.

 ​4​. Harta karun VOC​ dikabarkan​ salah satunya di Pulau Onrust Kepulauan Seribu

.
pinterest.com

Kongsi dagang sebesar VOC yang menguasai hampir seluruh Asia, nyatanya runtuh akibat korupsi dan penyelewengan para pejabatnya. 

Harta-harta hasil korupsi itu, kabarnya disimpan di berbagai wilayah Indonesia.

Salah satunya di Pulau Onrust, sebuah pulau kecil yang terletak di kawasan Kepulauan Seribu. 

Pada masa penjajahan Belanda, pulau ini memang dikenal sebagai pulau persinggahan kapal Belanda. 

Jadi lokasinya masuk akal saja jadi lokasi menimbun harta.

Konon ada terowongan rahasia si bawah laut yang menghubungkan Pulau Onrust dengan Pulau Kelor yang ada di sebelahnya. 

Di era Presiden Soeharto, penggalian dan pencarian untuk menemukan harta karun ini dilakukan tapi tidak ditemukan.

5. Desa Kemasan di Jawa Timur diduga menyimpan emas-emas masa kejayaan Majapahit

inspirasimajapahit.wordpress.com
inspirasimajapahit.wordpress.com ()

Sebagai kerajaan besar yang mempersatukan nusantara, wajar bagi Majapahit memiliki ribuan ton emas. 

Konon untuk menyambut tamu dari negara lain saja, seluruh peralatan makannya saja berlapis emas. 

Di Trowulan, Mojokerto, ada sebuah desa yang bernama Kemasan. 

Sesuai dengan namanya yang berarti ‘desa berlapis emas’, banyak peninggalan emas yang terkubur dalam tanah.

Emas-emas itu diduga berasal dari era Majapahit.

Sampai tahun 1965, hampir setiap hari warga menemukan emas. 

Tapi setelah geger peristiwa September 1965, kebanyakan pemburu emas pergi ataupun tertangkap. 

Saat ini, secara kasat mata emas memang tidak ada lagi tapi karena diyakini masih banyak kekayaan emas yang terkandung di bawah tanah, desa ini disebut Desa Kemasan.

6. Harta karun di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan

Jembatan Ampera Palembang, Rabu (31/1/2018).
Jembatan Ampera Palembang, Rabu (31/1/2018). (SRIPOKU.COM/SUDARWAN)

Pada tahun 2009, seorang buruh bangunan bernama Bana menjadi milyader mendadak setelah menemukan kepala patung arca yang berlapis emas di Sungai Musi. 

Sejak saat itu, perburuan harta karun di dasar Sungai Musiadalah hal yang biasa. 

Warga dari Kampung Lorong Gumarang berlomba-lomba menyelam untuk menemukan ‘sesuatu’. 

Nyatanya, tidak ada hasil pencarian yang sespektakular Bana. 

Tapi koin, emas, dan besi biasanya masih bisa didapatkan oleh warga sekitar. 

Sungai Musi memang dikenal sebagai sungai yang menyimpan banyak harta peninggalan Sriwijaya. 

Pada zamannya, Sungai Musi adalah lalu lintas utama di kerajaan yang dijuluki Kerajaan Nusantara pertama itu.

7. Ibu Fatimah di Aceh menemukan peti harta karun di antara lumpur

SERAMBI/BUDI FATRIA
SERAMBI/BUDI FATRIA ()

Harta karun ini ditemukan saat Fatimah menyisir rawa-rawa di Desa Gampong Pande untuk mencari tiram. 

Saat dibuka, peti harta karun itu berisi koin-koin emas dengan tulisan aksara Arab. 

Setelah diteliti lebih lanjut, koin tersebut diketahui berasal dari tahun 1200 -1600 Masehi. 

Pada waktu itu, desa Gampong Pande memang menjadi semacam kota industri yang memproduksi banyak barang. 

Peti tersebut konon awalnya berada di makam leluhur yang dikeramatkan dan terkuak setelah bencana tsunami hebat di tahun 2004. 

Gara-gara harta karun itu, jadi banyak orang datang ke Gampong Pande untuk mencari peruntungan.

8. Harta karun di pantai Dusun Muara, Mamuju Utara, Sulawesi Barat

kompas.com
kompas.com ()

Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, pernah dihebohkan oleh dugaan adanya harta karun di pantai Dusun Muara. 

Warga berbondong-bondong datang, sampai aparat dan perangkat desa perlu turun tangan untuk mengamankan wilayah harta karun yang belum mendapat izin pemerintah. 

Ada yang berniat serius mencari, ada juga yang hanya kepo dan penasaran.

Hebohnya harta karun Mamuju ini berawal dari munculnya sebuah peta yang konon menunjukan titik di pantai muara yang diperkirakan menjadi lokasi harta karun yang konon berasal dari alam gaib itu.

Bahkan ada juga kelompok yang sudah mencoba menggali, namun harta karun yang dimaksud tidak kunjung ditemukan. 

9.Harta karun kapal Flor De La Mar yang tenggelam di Selat Malaka

masurai.com
masurai.com ()

Kapal yang tenggelam di Selat Malaka itu selalu menjadi rebutan bagi pemburu harta. 

katanya, kapal milik Portugis itu menyimpan harta rampasan yang dipimpin oleh Alfonso De Albuquerque. 

Kapal ini sempat berlayar selama 9 tahun di Samudera Hindia. 

Sebelum karam pada November 1511, kapal ini tercatat membawa 60 ton emas, permata dan berlian. 

Sudah banyak usaha untuk menemukan harta karun ini. 

Termasuk Presiden Soeharto dan pemburu harta karun Amerika, Bob Marx yang menghabiskan biaya milyaran. 

Sampai saat ini hasilnya masih gagal semua. 

Kepopuleran kapal ini membuat Indonesia jadi harus ekstra keras menjaga perairannya. 

Karena yang diburu bukan lagi ikan-ikan saja, tapi juga harta karun.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved