Imlek 2019
Tradisi Imlek, Rela Pulang Kampung ke Palembang Demi Makan Malam Bersama Keluarga
Menurut penanggalan Tionghoa, tahun baru Imlek menandai dimulainya tahun babi. Tak heran, berbagai atribut Imlek pun mulai marak di sejumlah pasar
Penulis: Yuliani | Editor: Welly Hadinata
Rela Pulang Kampung Demi Makan Malam, Tradisi Makan Malam Bersama saat Imlek
SRIPOKU.COM - Tak terasa, tahun baru Cina atau Imlek jatuh pada Selasa, 5 Februari nanti.
Menurut penanggalan Tionghoa, tahun baru Imlek menandai dimulainya tahun babi. Tak heran, berbagai atribut Imlek pun mulai marak di sejumlah pasar dan komunitas Tionghoa di Palembang.
Kemeriahan Imlek tentu tak lepas dari pengaruh budaya Tiongkok. Apalagi sejak ditetapkan sebagai hari libur nasional dengan adanya keputusan Presiden no 19 tahun 2002 lalu, perayaan Imlek menjadi salah satu ajang kumpul keluarga dengan momen yang sayang untuk dilewatkan.
Salah satu warga Tionghoa, Riska yang tinggal di komplek Kedamaian Permai Palembang ini misalnya. Banyak acara yang biasa ia dan keluarga lakukan pada saat jelang Imlek.
"Biasanya yang jauh atau di luar kota semuanya pulang. Lalu pada malam tahun baru dirayakan dengan bersembahyang di Klenteng terdekat. Kemudian kumpul-kumpul dengan keluarga dilanjutkan dengan makan malam bersama," ujarnya.
Menurut pegawai di salah satu Bank swasta ini, makan bersama keluarga adalah hal yang penting. Apalagi anggota keluarga sampai rela menempuh jarak jauh hanya untuk makan malam bersama anggota keluarga.
"Kalau di rumah itu ada sebuah meja besar dan bundar. Saat makan semuanya ngumpul. Biasanya yang tertua seperti kakek dan nenek dipersilahkan mengambil makan duluan," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Jefri, warga OPI Jakabaring ini beranggapan bahwa Imlek adalah momen yang sangat dinanti.
"Kebetulan kakek dan nenek tinggal di rumah, jadi seluruh kerabat yang jauh pulang dan berkumpul saat Imlek. Suasana akan terasa hangat pada saat makan malam bersama," ungkapnya.
Lanjutnya, ia dan keluarga kadang melaksanakan tradisi makan malam bersama di luar, seperti memesan restoran dan hotel.
"Karena ayah merupakan salah satu pengurus Paguyuban Tionghoa, jadi suka kumpul di hotel mengajak keluarga. Saat itulah semua hadir bersuka cita," jelasnya.
Siapkan Siu Mie dan Telur
SAAT makan malam bersama, tentu ada beberapa hidangan khas yang selalu ada dalam hidangan. Apalagi kalau bukan Siu Mie (mi panjang umur). Siu Mie adalah makanan yang wajib hadir saat malam tahun baru Imlek.
Salah satu budayawan Tionghoa, Tjik Harun mengatakan, Siu Mie memiliki bentuk panjang dengan tekstur kenyal dan rasa yang gurih.
"Siu mie menjadi simbol panjang umur, kebahagiaan, dan rejeki yang melimpah. Cara menyantapnya pun haruslah dimakan secara utuh hingga ujung terakhir mie," ujarnya.
Dengan demikian, diharapkan orang yang menyantapnya akan panjang umur. Meski demikian, Mi tetap boleh dipotong ketika sedang dimakan.
"Siu mie ini sebenarnya sama seperti mi goreng pada umumnya, namun isiannya sangat lengkap. Isian siu mie antara lain sawi, kol, udang, cumi, bakso, irisan daging ayam, dan bisa juga sosis," jelasnya.
Tak hanya mi, beberapa makanan lain seperti telur yang direbus teh kerap dihidangkan pada saat jamuan. Ia menjelaskan, selain dapat menambah stamina dan energi, telur yang direbus dengan teh dipercaya sebagai simbol kesuburan.
"Sebagai variasi, campuran kecap asin, kayu manis dan lada hitam juga bisa dibubuhkan masyarakat di Tiongkok ke dalam air rebusan teh. Selain aroma telur akan menjadi harum, rasanya pun akan menjadi sedikit lebih asin karena efek kecap asin yang meresap ke dalam telur," ungkapnya.
Meski belum banyak yang pernah mencoba kuliner ini, menurutnya telur yang direbus dengan teh selain dapat menghasilkan efek marmer yang cantik, ternyata juga memiliki rasa yang enak.
"Khasiatnya juga sangat bagus untuk kesehatan. Maka itu sering dihidangkan saat jamuan makan malam," terangnya.