Berita Palembang
Puluhan Atlet Latihan Depan Pintu Utama JSC, Protes Kebijakan Biaya Masuk Per Orang
Puluhan Atlet terdiri dari Atlet Anggar dan Atlet Senam Indah nampak berlatih di depan pintu masuk utama komplek Jakabaring Sport City (JSC).
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Tarso
Laporan wartawan sripoku.com, Reigan Riangga
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Puluhan Atlet terdiri dari Atlet Anggar dan Atlet Senam Indah nampak berlatih di depan pintu masuk utama komplek Jakabaring Sport City (JSC), sekira pukul 16.30 WIB, Senin (14/1/2019).
Hal ini ditenggarai lantaran keberatan dengan diberlakukannya biaya tarif masuk per orang kedalam JSC.
Puluhan atlet ditemani orang tua masing-masing melakukan unjuk rasa, guna menuntut untuk dibebaskannya biaya masuk kedalam JSC, baik untuk kendaraan maupun bagi para atlet dan orang tua atlet yang akan menemani mereka berlatih.
"Saya sangat keberatan dengan diberlakukannya biaya masuk kendaraan motor Rp 5.000 dan tiap orang dikenakan Rp 1.000, karena anak saya dan saya juga harus bayar tiap hari uang masuk untuk mengantarkan dan menjemput anak," ungkap Lusi salah seorang orang tua atlet dijumpai Sripoku.com, Senin.
Menurut Lusi, sebelumnya sudah dikasih tau anaknya adalah atlet, tapi tetap dilarang masuk jika tidak membayar.
"Alasannya cuma bekerja dan ini instruksi dari atasan. jadi, selama gak bayar kami dilarang masuk, lalu bagaiman anak kami mau latihan," ungkap dia.
Hal serupa juga dirasakan oleh Ibu Ita yang merasa terbebani dengan biaya masuk di JSC, lantaran ia harus mengeluarkan uang yang cukup banyak setiap harinya untuk antar jemput anaknya berlatih.
"Saya mengeluarkan biaya Rp14 ribu sehari, kalau dikalkulasikan pengeluaran kami satu bulan bisa sampai setengah jutaan, kami juga punya keperluan rumah tangga lainnya," ungkapnya.
"Para Atlet ini bibit Bagus untuk cabor mereka dan harus latihan, kalau latihan terlambat kemampuan anak nanti tidak terasah dengan baik," jelas Ita menambahkan.
Sementara, Aldo Pratama Atlet Anggar yang pernah meraih Medali Emas kejuaraan Under 16 di Thailand 2018 lalu juga merasa keberatan dengan beban biaya yang diberlakukan pihak JSC.
Menurut Aldo, selain mengeluarkan biaya tidak sedikit setiap harinya, hal tersebut juga menghambat proses latihan.
"Saya sudah semangat dari sekolah, tapi adanya biaya masuk itu membuat saya merasa kurang bersemangat dan terlambat," ungkap Aldo yang juga tercatat sebagai Siswa di SMA N 10 Palembang.
Menanggapi Tuntutan para Atlet, Direktur Operasi palang parkir Indonesia Aditya Rinando mengklaim bahwa pihaknya hanya menjalankan prosedur dari pihak JSC.
"Kami hanya melakukan elektronisasi, karena tarif masuk itu adalah Perda tahun 2005 dan saya tidak tahu mengapa baru diberlakukan sekarang," kata dia.
Ia mengatakan, kedepannya untuk biaya tarif masuk bagi para Atlet akan diusulkan diberikan tiket khusus.
"Nanti kami akan mengadakan pembicaraan untuk atlet menggunakan tiket izin khusus, kami juga menunggu perintah dari pihak JSC," katanya.
Terkait masalah keamanan kendaraan sendiri, kata Aditya, pihaknya tidak bertanggung jawab atas kehilangan meski para pengunjung sudah membayar.
"Kami tidak mengelola parkir, kami hanya mengelola pintu masuk dan keluar. Maka itu, kami tidak bertanggung jawab jika ada kehilangan," jelasnya.(cr2)
===