Keypad Hadi Prayogo
31 Tahun Sriwijaya Post Fokus Bisnis Pencerahan
Dalam konsep demokrasi yang menyebut pers adalah pilar keempat (setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif), medsos muncul sebagai pilar kelima.
Penulis: Hadi Prayogo | Editor: Siti Olisa
DALAM satu postingan di facebook, rekan pers Muhammad Nasir menyebut media mainstream seperti koran, televisi, dan radio nyaris dan bahkan sudah kalah dibandingkan media sosial.
Dalam konsep demokrasi yang menyebut pers adalah pilar keempat (setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif), medsos muncul sebagai pilar kelima.
Kalau sebelumnya pemilik media mainstream adalah penguasa informasi, dengan munculnya medsos ini mereka layak diuji.
Karena saat ini tidak perlu investasi banyak untuk menggaet follower, member, subcriber, like dalam medsos. Cukup rajin posting informasi menarik akan banyak yang mengikuti.
Di Instagram ada istilah selebgram yakni orang yang memiliki akun IG yang mencapai ratusan ribu bahkan jutaan follower. Derasnya informasi di medsos hampir membuat orang tidak perlu lagi baca koran atau mendengarkan radio atau televisi sekalipun.
Harus diakui hal itulah yang menjadi tantangan media khususnya koran saat ini. Bukan saja maraknya medsos tapi juga daya beli masyarakat yang semakin menurun termasuk daya beli koran.
Belum lagi anjloknya rupiah dan meroketnya dolar AS yang saat ini tembus Rp 15 ribu per dolar AS, menambah berat pebisnis koran karena kertas dibeli dengan menggunakan kurs dolar AS.
Tidak heran, banyak koran dan majalah cetak lokal maupun nasional yang gulung tikar. Sebagian langsung melakukan PHK karyawan, sebagian lagi bertahan dengan melakukan transformasi ke digital, misalnya menjadi koran.com atau majalah.com dan strategi lainnya.
Tentu saja postingan Bang Nasir banyak mendapat respon dari facebookers baik yang setuju maupun yang tidak. Dan inilah kelebihan medsos, sangat interaktif dibandingkan media mainstream. Wajar jika ada yang beranggapan sebentar lagi pilar kelima akan menggilas pilar keempat.
Syukur alhamdulilah, hari ini Sriwijaya Post memasuki usia 31 tahun dengan tagline Grow Your Smart Business atau menumbuhkan bisnis cerdas Anda.
Mengapa harus bisnis cerdas ini tidak lain melihat fenomena saat ini yang bisa bersaing adalah orang yang berbisnis secara cerdas dengan menggunakan teknologi tinggi, semuanya serba digital. Ini sangat linier dengan produk Sriwijaya Post yang sudah bertransformasi ke digital. Mengusung konsep Cross Media, print online mobile.
Saat ini Sriwijaya Post didampingi “adik kandung” Tribun Sumsel yang terbit pada 2012 lalu. Memang seiring dengan kemajuan kota Palembang dan provinsi Sumsel, holding kami Grup Tribun sengaja menerbitkan dua koran sekaligus Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel.
Berkat kepercayaan masyarakat pembaca, Sriwijaya Post terus eksis ikut berkontribusi dalam mencerdaskan masyarakat Bumi Sriwijaya.
Bisnis Pencerahan
Selain media cetak Sriwijaya Post juga memproduksi online Sripoku.com juga medsos antara lain Facebook, Instagram, dan Twitter juga YouTube (video) dengan nama akun Sriwijaya Post.
Ini yang membuat kami tetap eksis karena informasi tidak saja disampaikan melalui platform koran juga bisa dinikmati lewat Laptop, Personal Computer atau Smart Phone (online, ePaper dan sosmed nya). Hal inilah yang membuat kami terus maju bisa melayani kebutuhan generasi tua hingga muda atau millenial yang lebih menyukai mengakses informasi melalui Smart Phone dan gadget lainnya.
Kami tetap percaya dalam beberapa tahun ini koran masih disukai masyarakat terutama kalangan eksekutif atau pengambil keputusan usia di atas 40 tahun. Antara lain karena di dunia medsos dicemari yang namanya hoax (berita palsu atau informasi yang tidak benar tapi dibikin seolah olah benar). Sehingga koran masih menjadi sarana klarifikasi. Orang tidak gampang percaya pada medsos sebelum membaca koran.
Untuk menulis berita di koran pada umumnya, harus mengandung fakta jurnalistik yang menjunjung tinggi kebenaran. Sehingga wajar jika ada yang menyebut jurnalis media cetak menduduki kasta tertinggi dibandingkan jurnalis lainnya karena tingkat kebenaran berita di koran nyaris 100 persen.
Dalam perkembangan saat ini Grup Tribun mengusung konsep bisnis bukan sekadar media, tapi juga bisnis lainnya yang berkaitan yakni Event Organizer (EO) yang disebut Tribun EO. Bersama Tribun Sumsel, sejumlah perhelatan baik bisnis maupun politik pernah kami selenggarakan.
Misalnya saat PT Tel merayakan ulang tahun mereka minta kepada Tribun EO untuk menghandelnya, bahkan EO kami juga memenangkan tender penyelenggaraan debat kandidat Pilwako Pagaralam. Yang menarik, saat itu karena dana terbatas tayangan live televisi diganti dengan Live Facebook, biayanya murah jangkauannya tidak kalah dengan televisi. Karena member fanpage Sripo dan Tribun Sumsel mencapai ratusan ribu.
Kelebihan Tribun EO tentu share kegiatan di berbagai media baik Sriwijaya Post maupun Tribun Sumsel, bahkan bisa juga melalui Grup Kompas Gramedia di Sumsel seperti radio (Sonora dan Smart FM) atau televisi (Kompas TV Palembang).
Selain itu kami juga membentuk divisi EO tersendiri yang dipimpin Manajer EO.
Lalu kalau ada yang bertanya, apa sebenarnya yang diproduksi Sriwijaya Post, apakah bisnis koran? Kami akan menjawab bukan sekadar koran tapi fokus bisnis pencerahan, karena kami berusaha membuat masyarakat tercerahkan tercerdaskan dalam segala hal. Bahkan bisa juga diplesetkan bisnis Palugada alias apa lu mau gua ada.
Demikianlah pembaca perkembangan yang dialami Sriwijaya Post, saya yakin tanpa kepercayaan pembaca dan relasi yang budiman koran wong kito ini tidak bisa melalui persaingan dalam bisnis media. Dan ini semuanya tentu saja karena Rahmat Allah SWT pada kami semua.
Terimakasih juga kami haturkan pada pembaca, relasi dan sahabat yang telah mengucapkan selamat ulang tahun ke 31 ini baik melalui iklan ucapan, karangan bunga, media sosial maupun melalui SMS, WA atau Call langsung. Semoga keberadaan Sriwijaya Post terus memberikan pencerahan bagi masyarakat dan pemerintah di Bumi Sriwijaya.
(Hadi Prayogo, Dirut Sriwijaya Post, Kepala Newsroom Sripo-Tribun, Ketua Kompas Gramedia Sumsel)
