Karir Ali Mochtar Ngabalin Melejit, Jadi Komisaris Angkasa Pura I, Fadli Zon: Mungkin Hadiah
Seperti jabatannya sebagai tenaga ahli di Kantor Staf Presiden (KSP), posisi sebagai Komisaris PT Angkasa Pura juga menuai respon beragam.
SRIPOKU.COM - Karier Ali Mochtar Ngabalin terus meroket.
Setelah 'masuk' Istana, kini Ngabalin jadi Komisaris PT Angkasa Pura.
Seperti jabatannya sebagai tenaga ahli di Kantor Staf Presiden (KSP), posisi sebagai Komisaris PT Angkasa Pura juga menuai respon beragam.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai jabatan komisaris PT Angkasa Pura I yang diberikan kepada Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, sebagai hadiah.
Sebab, menurut Fadli Zon, jabatan tersebut diberikan kepada Ngabalin yang bukan ahli pengelolaan transportasi udara.
"Iya mungkin ini hadiah, saya kira tepatlah istilah itu. Hadiah gitu ya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
"Sebenarnya pemerintah itu kan tidak konsisten memberikan jabatan-jabatan profesional kepada orang-orang yang belum tentu ahli di bidangnya," ujar Fadli Zon.
Fadli menambahkan, penunjukan komisaris yang bukan dari kalangan ahli menjadikan BUMN seperti "sapi perahan".
Ia mengatakan, BUMN kerap menampung tim sukses yang dulunya memenangkan penguasa.
Menurut Fadli, semestinya komisaris BUMN diisi oleh kalangan profesional sehingga mampu mencapai keuntungan yang optimal bagi negara.
"Hasilnya kayak begini, BUMN kita amburadul. Karena BUMN kita orang-orangnya bukan orang profesional. Saya kira ini harus dikoreksi," ucap Fadli.
Ngabalin sebelumnya membenarkan bahwa dirinya baru saja diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah.
"Saya bersyukur kepada Allah, kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pemerintah, dalam hal ini Ibu Menteri BUMN, bisa memberikan kepercayaan kepada saya dipilih menjadi komisaris AP I. Saya sampaikan apresiasi dan terima kasih," ujar Ngabalin saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (19/7/2018).
Karier Ali Mochtar Ngabalin
Dr Ali Mochtar Ngabalin, M.Si. lahir di Fakfak, Papua Barat, 25 Desember 1968.
Sekarang berumur 49 tahun.
Tribun-timur.com melansir wikipedia, Ngabalin seorang pengajar, mubaligh dan politisi Indonesia.
Sebagai kader Partai Bulan Bintang (PBB), ia pernah menjadi anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009 dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD) melalui Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan II.
Pada tahun 2010, Ali Mochtar keluar dari Partai Bulan Bintang dan berpindah ke Partai Golkar.
Ia menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya pada bidang Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia (UI) Depok.
Sedangkan gelar doktor ia dapatkan dari Universitas Negeri Jakarta pada 18 Maret 2013.
Berikut riwayat pendidikannya:
SD Inpres Fak-Fak (1980)
Madrasah Tsanawiyah Fak-Fak (1983)
Madrasah Aliyah Fak-Fak (1986)
Mualimin Muhammadiyah Makassar
IAIN Alauddin Makassar UP (1994)
PPS. Ilmu Komunikasi UI (2001)
Doktor dari Universitas Negeri Jakarta (2013)
Kegiatan dan organisasi
Pimpinan Ponpes Nurul Falah Palu Sulteng (1994-1995)
Dosen Luar Biasa Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Al Aqidah (2003)
Penyiar pada Radio Komunitas “Cation Rose” Jakarta (2003)
Anggota Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) (1997-sekarang)
Ketua DPP Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (2003-2006)
Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) (2003-2006)
Ketua Umum PP Badan Koordinasi Muballigh Se-Indonesia (PP
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Ali Mochtar Ngabalin Alumnus IAIN Jadi Komisaris Angkasa Pura I, Fadli Zon: Mungkin Hadiah
Editor: Mansur AM