Berita Palembang
Jam Analog Raksasa Hiasi Ampera, Diimpor Langsung dari Jepang dan Diklaim Tahan Hingga 30 Tahun
Tak hanya bentuknya yang bagus dan keren, jam raksasa ini juga memiliki keunikan lantaran bisa mengeluarkan bunyi.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Ahmad Sadam Husen
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria Saputra
SRIPOKU.COM,PALEMBANG -- Ada pemandangan sedikit berbeda di atas Jembatan Ampera Palembang hari ini, Minggu (15/7/2018).
Di salah satu tower jembatan kebanggaan wong kito tersebut kini terdapat jam analog raksasa berbentuk bulat putih dengan ukuran sekitar 5,5 meter.
Warga yang melintas di atas Jembatan Ampera pun dibuat terkagum-kagum, tak sedikit warga yang membawa kendaraan mengabadikannya di kamera ponselnya.
"Jamnya keren, kalau bisa hidup terus jangan hanya sampai Asian Games saja," ujar Irwanto salah seorang pengendara.
Senada, Haykal seorang pengendara lainnya mengaku pemasangan jam analog itu sangat bermanfaat bagi warga, sehingga masyarakat tak perlu lagi sambil menyetir melihat jam untuk mengetahui waktu.
"Mantap, jadi tidak perlu repot lagi lihat jam saat berkendara."
"Semoga saja tidak cepat rusak seperti jam digital kemarin," harapnya.

===
PPK Jembatan Metropolis Kota Palembang, Suwarno mengatakan, pemasangan jam yang diimpor langsung dari Jepang itu merupakan rangkaian dari pemugaran ikon kota Palembang tersebut menyambut gelaran Asiang Games 2018.
"Selain tempat duduk dan wi-fi, Ampera juga kita pasangi jam analog raksasa," ujar Suwarno.
Ia mengungkapkan, sebenarnya jam analog ini sudah datang dari 10 hari lalu namun baru sempat dipasang.
Butuh waktu untuk perakitan sekitar seminggu dan baru terpasang hari Minggu ini.
===
Tak hanya bentuknya yang bagus dan keren, jam raksasa ini juga memiliki keunikan lantaran bisa mengeluarkan bunyi ketika menandakan setiap tepat jamnya.
"Untuk mesinnya dibuat di Jepang sedangkan untuk perakitan, dirakit di Palembang."
"Nah uniknya bisa mengeluarkan bunyi dan tahannya sampai 30 tahun," bebernya.
Selain itu, kelebihan lain dari jam analog tersebut, ditinjau dari keselamatan lalu lintas dan norma yang ada di dunia, bahwa analog tidak memerlukan konsentrasi di dalam membaca jam tersebut.
"Desain jam juga simple, untuk memudahkan pengendara dalam membaca jam tersebut."
"Jadi lebih dipilih analog daripada digital," jelas Suwarno.
===
Baca: Punya Keistimewaan, Gerhana Bulan Total Akan Terjadi 28 Juli 2018, Berikut Fakta-Fakta Menariknya
Baca: Ini Dahsyatnya Orang Yang Terbiasa Puasa Senin Kamis, Berikut Niat Puasa Senin Kamis
Baca: Sering Jadi Teman Makan Nasi, Ternyata Kerupuk Termasuk Makanan yang Tidak Sehat
Baca: Reaksi Panji Petualang Soal 292 Buaya Dibantai di Sorong: Andai Hukum Kita Seperti Negara Tetangga
Baca: Perutnya Kini Makin Membesar, Begini Potret Cantiknya Putri Marino dalam Balutan Kaftan