Pilpres 2019

Menakar Potensi Amien Rais Jadi Capres, Ini Sikap Gerindra & PKS hingga Cara 'Melemahkan' Jokowi

Tapi sayangnya Jokowi masih terlihat diam menunggu waktu yang pas memulai langkah politiknya. Amien Rais disebut sosok yang menyelamatkan tanah air.

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Istimewa
Jokowi dan Amien Rais 

SRIPOKU.COM - Peta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 saat ini makin jelas terlihat. 

Sosok Presiden Joko Widodo masih kokoh sebagai figur dengan elektabilitas tertinggi saat ini. 

Tapi sayangnya Jokowi masih terlihat diam menunggu waktu yang pas memulai langkah politiknya. 

Mulai dari memutuskan siapa calon wakil presiden yang akan menemaninya bertarung. 

Saat ini, nama Amien Rais sedang menjadi sentral yang ramai dibicarakan. 

Berkat kemenangan Perdana Menteri Malaysia Mahathir berusia 92 tahun kembali terpilih setelah ia tinggalkan selama 23 tahun.

Amien Rais disebut-sebut sosok yang sama dan dapat menyelamatkan tanah air. 

Koalisi Umat Madani (KUM) bersatu untuk mendukung sesepuh Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjadi calon Presiden. 

Koalisi Umat Madani berwacana untuk memasangkan Amien Rais dengan Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2019.

Hal tersebut dipaparkan setelah KUM mendeklarasikan politisi senior PAN Amien Rais dideklarasikan sebagai calon presiden untuk melawan calon petahanan Joko Widodo di kawasan Jakarta Timur, Sabtu (30/6/2018) seperti dilansir Sripoku.com dari Tribunnews.com

Eggi Sudjana yang merupakan Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212 dan turut hadir dalam deklarasi tersebut menyatakan, pasangan Prabowo dan Amien tergantung dari negosiasi kedua belah pihak tersebut, dimana hal ini belum ada kesepakatan.

"Bisa saja nanti apakah atas dasar negosiasinya Pak Amien dengan Prabowo, bisa bersama kita tidak tahu. Baru gagasan secara umum, belum ada kesepakatan," kata Eggi.

Menurut Eggi, usulan duet antara Prabowo dengan Amien sangat logis, dimana misalnya Prabowo ikhlas menjadi cawapresnya atau sebaliknya Amien yang nantinya dicalonkan sebagai wapres.

Mereka beranggapan Amien Rais adalah sosok yang dapat menggalang kekuatan tokoh oposisi. Selain itu, mereka juga mengklaim Amien Rais dapat berperan dalam menyelamatkan bangsa.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan partainya berkukuh mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

"Ya capres tetap Pak Prabowo sekarang ini," kata dia di rumahnya, di Kemang, Jakarta, Ahad, 1 Juli 2018.

Muzani mengatakan hal itu untuk menanggapi Amien yang dideklarasikan Koalisi Umat Madani Center (KUM) sebagai capres 2019.

KUM mendeklarasikan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut karena terinspirasi kemenangan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

KUM menilai sosok Amien Rais, yang masih terpaut usia 19 tahun lebih muda dari Mahathir, cocok memimpin pemerintahan.

"Mahathir yang berisi 93 tahun mampu menumbangkan Najib selaku inkumben walau didukung dana besar," kata advokat Eggy Sudjana membacakan deklarasi di restoran Al Jazeerah, Jakarta Timur, Sabtu, 30 Juni 2018.

Muzani mengatakan Partai Gerindra menghormati deklarasi yang dilakukan KUM. Dia mengatakan hak setiap orang mendeklarasikan capres. "Ya itu hak orang untuk mendeklarasikan siapa pun," kata dia.

Meski menolak sosok senior PAN itu sebagai capres, Muzani mengatakan hubungan partainya dengan PAN masih baik. Begitu pun dengan PKS.

Kedua partai ini disebut akan berkoalisi dengan Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres 2019.

Namun, PKS dan PAN belum secara tegas menyatakan akan berkoalisi dengan Gerindra.

Muzani mengatakan komunikasi di antara Gerindra, PAN, dan PKS masih baik. Dia mengatakan sedang dalam tahap membuat koalisi yang lebih mantap untuk mengusung Prabowo sebagai capres.

"Koalisi yang lebih kokoh," kata dia.

Muzani mengatakan masih membicarakan sosok calon wakil presiden yang akan diusung.

Dia menyebutkan pembahasan antarpartai koalisi soal cawapres akan segera dilakukan pekan ini.

"Insya Allah hasilnya akan disampaikan ke masyarakat," katanya.

 Cara 'Melemahkan' Jokowi

Direktur Indonesian Watch for Democracy (IWD) Endang Tirtana punya cara berbeda menilai hasil pilkada serentak.

Kemenangan para calon kepala daerah masih dipengaruhi oleh konfigurasi kandidat dan emosional pemilih. Meskipun ada diferensiasi, tapi sosok nasional seperti Jokowi dan Prabowo masih sangat kuat sebagai figuritas pemilih.

Lebih lanjut Endang memaparkan, bahwa konsolidasi kekuatan Jokowi semakin nyata. Walau PDIP mengalami kekalahan di banyak tempat. Tetapi, kandidat yang menang adalah orang yang punya kedekatan dengan Presiden Jokowi.

"Salah satu Contoh Nurdin Abdullah, maju di Sulawesi Selatan, dan didukung penuh PDIP. Juga seperti Ridwan Kamil, meski tak diusung PDIP dia secara tegas akan mendukung Jokowi. Saya duga hal yang sama juga pada Khofifah. Salah satu menteri pilihan Jokowi yang maju sebagai Gubernur Jatim," kata Endang melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (29/6) 

Dia berpendapat bahwa posisi Jokowi masih terlalu kuat. Meski begitu ada cara untuk melemahkan Jokowi.

"Jokowi dengan format sekarang cukup kuat untuk dilawan. Cara satu-satunya bersatunya Prabowo dan Amien Rais sebagai lawan di Pilpres," tambah Endang.

Endang punya alasan kenapa mendorong Prabowo dan Amien Rais, dirinya menekankan karena memang hanya Gerindra dan PAN yang bisa melawan Jokowi.

"Semua kemenangan calon Gerindra di Pilkada akibat figuritas Prabowo. Sedangkan kemenangan PAN karena pengaruh dan fatwa-fatwa politik Amien Rais. Jadi, Prabowo-Amien Rais adalah salah satu jalan melawan kekuatan incumbent Presiden. Itu cara menumbangkan Jokowi" tutup Endang. 

(Sripoku.com/Candra)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved