Kisah Pemuda Miskin Yang Lapar dan Ingin Mencuri, Tapi Allah Malah Mengaruniakannya Istri Karena Ini

Sudah dua hari berlalu tanpa ada makanan yang dapat dimakannya. Dia tidak mempunyai makanan ataupun uang untuk membeli makanan.

Editor: ewis herwis
Pemuda ingin mencuri tetapi mengurungkan niatnya, Allah malah mengaruniakannya seorang istri 

Lalu dia ambil satu, karena rasa laparnya dia tidak lagi merasakan panasnya, digigitlah terong yang ada ditangannya dan saat itu dia mengunyah dan hendak menelannya, dia ingat dan timbul lagi kesadaran beragamanya.

Langsung dia berkata, ‘A’udzu billah! Aku adalah penuntut ilmu dan tinggal di mesjid , pantaskah aku masuk kerumah orang dan mencuri barang yang ada di dalamnya?’

Dia merasa bahwa ini adalah kesalahan besar, lalu dia menyesal dan beristigfar kepada Allah, kemudian mengembalikan lagi terong yang ada ditangannya.

Akhirnya dia pulang kembali ketempat semula. Lalu ia masuk kedalam masjid dan mendengarkan syeh yang saat itu sedang mengajar. Karena terlalu lapar dia tidak dapat memahami apa yang dia dengar.

Ketika majlis itu selesai dan orang-orang sudah pulang, datanglah seorang perempuan yang menutup tubuhnya dengan hijab -saat itu memang tidak ada perempuan kecuali dia memakai hijab-, kemudian perempuan itu berbicara dengan syeh.

s
Ilustrasi

Sang pemuda tidak bisa mendengar apa yang sedang dibicarakannya.

Akan tetapi, secara tiba-tiba syeh itu melihat ke sekelilingnya.

Tak tampak olehnya kecuali pemuda itu, dipanggillah ia dan syeh itu bertanya, ‘Apakah kamu sudah menikah?’, dijawab, ‘Belum,’.

Syeh itu bertanya lagi, ‘Apakah kau ingin menikah?’. Pemuda itu diam.

Syeh mengulangi lagi pertanyaannya. Akhirnya pemuda itu angkat bicara, ‘Ya Syeh, demi Allah! Aku tidak punya uang untuk membeli roti, bagaimana aku akan menikah?’.

Syeh itu menjawab, ‘Wanita ini datang membawa khabar, bahwa suaminya telah meninggal dan dia adalah orang asing di kota ini. Di sini bahkan di dunia ini dia tidak mempunyai siapa-siapa kecuali seorang paman yang sudah tua dan miskin’, kata syeh itu sambil menunjuk seorang laki-laki yang duduk di pojokan.

Syeh itu melanjutkan pembicaraannya, ‘Dan wanita ini telah mewarisi rumah suaminya dan hasil penghidupannya. Sekarang, dia ingin seorang laki-laki yang mau menikahinya, agar dia tidak sendirian dan mungkin diganggu orang. Maukah kau menikah dengannya? Pemuda itu menjawab ‘Ya’.

Kemudian Syeh bertanya kepada wanita itu, ‘Apakah engkau mau menerimanya sebagai suamimu?’, ia menjawab ‘Ya’. Maka Syeh itu mendatangkan pamannya dan dua orang saksi kemudian melangsungkan akad nikah dan membayarkan mahar untuk muridnya itu. Kemudian syeh itu berkata, ‘peganglah tangan isterimu!’

Dipeganglah tangan isterinya dan sang isteri membawanya kerumahnya.

Setelah keduanya masuk kedalam rumah, sang isteri membuka kain yang menutupi wajahnya. Tampaklah oleh pemuda itu, bahwa dia adalah seorang wanita yang masih muda dan cantik.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved