Hampir DiBai'at Jadi Teroris, Wanita Ini Punya Pengalaman Menakutkan, Hampir Lakukan Ini

"Anna menutup jendela dan mengunci pintu. Tari mengeluarkan sebuah whiteboard berukuran sedang dari belakang lemari,

Editor: ewis herwis

SRIPOKU.COM -- Sosok Wanita Yunita Dwi Fitri mengaku dirinya hampir menjadi seorang teroris.

Hal itu diungkapkannya dalam postingan di akun Facebooknya pada Senin (14/5/2018).

Ia menjelaskan kisahnya yang dialaminya dari 12 tahun yang lalu.

Saat itu dirinya sedang galau terkait tugas akhir kuliah.

Kemudian, dalam perjalanannya menuju kosan dari kampus seorang diri hingga ada seorang remaja perempuan bernama Anna menyapanya.

"Kak, saya lagi cari kostan, bisa bantu ga?," papar Yunita seraya menirukan omongan remaja itu.

Saat itu, ia melihat Anna berpenampilan seperti anak dari daerah, rok panjang, baju kemeja tidak berjilbab.

Ilustraswi
Ilustraswi ()

Karena kebetulan kos Yunita masih ada kamar kosong, kemudian ia membawa Anna ke kosnya.

Namun, hal aneh mulai terjadi, bukannya bertemu pemilik kos, Anna malah meminta minum dan duduk di dalam kamar.

Setelah itu, Anna melihat Alquran yang terbuka di atas sajadah dan ia pun bertanya kepada Yunita, "Suka baca Al-Quran kak?"

Yunita menjawab 'iya, lagi belajar, suka baca tafsirannya.'

Anna kemudian mengatakan, ia besok hari akan ke tempat Yunita dan membawa teman untuk belajar bersama tafsir Al-Quran.

"Saya udah mulai curiga karena tujuan awal dia kesini adalah cari kostan, kenapa jadi sok akrab malah ngajak temen main," imbuhnya.

Namun, Yunita tak bisa menolaknya karena saat itu memang dirinya sedang belajar tentang Al-Quran dan ketuhanan.

"Namanya juga masa remaja yang lagi kepo-keponya lah..jadi ada yang nawarin belajar yaudah boleh lah diterima," paparnya.

Hingga akhirnya, keesokkan harinya sosok Anna kembali datang bersama teman yang disebut namanya Tari.

Sosok Tari saat itu berjilbab putih, kemeja putih, celana bahan warna hitam.

Ilustrasi
Ilustrasi ()

"Penampilannya sangat gak kekinian," katanya.

Yunita menegaskan saat itu, tiap kalimat yang diutarakan Tari tampak rapi dan ia juga diminta membuka Al-Quran.

Dengan hafal Tari mengintruksikan untuk membuka tiap ayat.

"Si Anna hanya diam, malah lebih seperti asisten, bukan teman. Setiap ayat yang dia intruksikan saya bacakan, dan intinya adalah halalnya membunuh orang-orang kafir, jihad dijalan Allah tidak mudah, pasti akan dimusuhi bahkan oleh keluarga sendiri, tapi hal itu yang dibenarkan dalam Al-Quran, maka dari itu diawali dengan sembunyi2 agar misi terlaksana dengan baik," lanjutnya.

Kemudian, Tari mulai mengajak Yulia untuk belajar lebih lanjut di kostannya esok hari dan Anna bersedia menjemputnya.

"Gak ada basa-basi seperti orang biasa yang ingin berteman, apalagi Anna seperti halnya pengantar Tari," ungkapnya.

Keesokkannya, Anna kembali menjemput dan mengajak dirinya ke kostan Tari.

Yunita saat itu sudah mulai curiga.

Sesampainya di kostan, mereka masuk ke kamar Tari berukuran 3x3.

"Anna menutup jendela dan mengunci pintu. Tari mengeluarkan sebuah whiteboard berukuran sedang dari belakang lemari," jelasnya.

Saat itu ternyata Tari mengajarkannya sebuah ideologi melalui coretan di white board.

 Menurutnya, saat itu Tari menggambarkan sebuah mobil ketika driver salah mengendarai, masuk kejurang, matilah semua penumpang didalam mobil, begitulah jika disebuah negara pemimpinnya salah, intinya adalah negara ini salah dan kita semua berdosa jika dipimpin dengan pemimpin yang salah.

Kemudian Tari juga menggambarkan sebuah apel busuk ketika ada didalam kulkas bersama apel-apel yang baik, maka apel yang baik akan tertular busuk, itulah kita jika masih berteman dengan orang kafir dan tidak sepemahaman dengan kita.

Adanya berbagai gambaran itu, Tari menyebutkan kalau kita harus membangun Negara Islam Indonesia untuk negara yang diridhoi Allah.

Namun, saat itu Yunita curiga ketika Tari mengatakan kalau memperlukan dana untuk membangun negara baru untuk Allah.

Tak hanya dana, melainkan pengorbanan dan ketetapan hati juga.

"Jadi kamu akan dibay'at di Cimahi (saya kurang inget tepatnya dimana) dengan membawa uang 400rb, jangan bertanya bukankah amal itu seikhlasnya? Tidak.. karena dengan perngorbananmu maka Allah akan tau sampai mana pengorbananmu untuk-Nya. Bahkan ketika kamu berbohong meminta uang ke orang tua atau menjual handphonemu adalah sebuah pengorbanan untuk Allah. Adapun baju yang harus dikenakan adalah kemeja, hijab, celana bahan," ungkapnya.

Saat itu Yunita cukup merasa di cuci otak namun dirinya tak berani mengatakan kejadian yang menimpa dirinya kepada teman terdekatnya.

"Saya kuliah mayoritas teman non muslim, gak mungkin saya cerita ke mereka. Saya takut dosa karena saya menyalahi aturan,"katanya.

Hingga Ia memutuskan untuk pergi ke Darut Tauhid, tempat orang berilmu mengenai ke-islaman.

Disana, Yunita bertemu dengan 2 orang mahasiswa berhijab panjang, mereka tau betul tentang NII sebuah aliran sesat yang ternyata sudah lumayan banyak di Bandung. 

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Menurut cerita mahasiswa itu, kelompok NII berusaha mencuci otak anak-anak muda, banyak diantara mereka yang hilang, meninggalkan keluarga demi membangun Negara Islam Indonesia, menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang, bahkan sampai mereka semiskin-miskinnya untuk disetor ke pimpinan mereka karena misi mereka membangun sebuah negara didalam negara.

Mendengar kisah NII itu, Yunita memutuskan tidak hadir untuk dibay'at hingga dirinya bertemu kembali dengan sosok Anna di Jalan Sekeloa.

"Tiba-tiba dia berjilbab dan pura-pura ga liat seperti ketakutan," katanya.

Dari perjalanan kisahnya itu, Ia memutuskan tak mau memberikan sumbangan untuk orang peminta di atm atau dijalan yang berpenampilannya seperti Tari.

Kini 12 tahun sudah berlalu. Menurutnya, Indonesia sedang darurat teroris dan hal itu bukan cuma sekadar isu.

"Demi NKRI. Demi Agamaku," tutupnya. (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul :

Hampir Jadi Teroris, Yunita Bongkar Rahasia Perjalanan Kisahnya Hingga Lolos dari Aliran Sesat

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved