BREAKING NEWS : Polisi Kembali Tangkap Diduga Teroris di Palembang, Kenakan Jaket Ojek Online

Belum juga dingin bom bunuh diri di Surabaya yang menewaskan puluhan orang, di 3 gereja, Rusun Sidoarjo dan Mapolres Surabaya.

Editor: Candra Okta Della
Kolase Sripoku.com
Terduga teroris tertangkap di salah satu SPBU di daerah Demang Lebar Daun Palembang, Rabu (16/5/2018) 

SRIPOKU.COM - Aksi terorisme beberapa hari terakhir sepertinya makin beringas. 

Belum juga dingin bom bunuh diri di Surabaya yang menewaskan puluhan orang, di 3 gereja, Rusun Sidoarjo dan Mapolres Surabaya. 

Aksi teroris kembali membuat panik ketika Mapolda Riau menjadi sasaran berikutnya. 

Sekelompok orang menabrak pagar Mapolda Riau dan membabi buta menyerang polisi dengan samurai. 

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyebut empat pelaku tersebut patut diduga termasuk dalam jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Namun, tak jauh-jauh kejadian mengejutkan juga terjadi di Palembang. 

Beradasarkan informasi dari netizen, Polisi terlihat membekuk seorang diduga teroris menggunakan pakaian ojek online. 

Polisi menangkap pria tersebut di kawasan Demang Lebar Daun, tepatnya di Pom Bensin. 

Hingga saat ini tim Sripoku.com sedang mengejar kebenaran informasi tersebut. 

Pasalnya, baru-baru ini Polisi menangkap 2 orang diduga teroris di Palembang. 

Dua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Anti-Teror Polri di Palembang berniat menyerang Mako Brimob Polda Sumatera Selatan (Sumsel).

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan awalnya kedua terduga teroris tersebut berniat menyerang Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok.

Namun, niat mereka batal karena kerusuhan di Mako Brimob kelapa Dua sudah selesai.

"Yang di Sumatera Selatan kaitannya pada saat kejadian di Mako Brimob (Mako Brimob Polri). Maka mereka merencanakan untuk menyerang Mako Brimob Polda Sumsel," ujar Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/5/2018)

Selain itu, ia mengatakan ada enam terduga teroris lain yang belum berhasil ditangkap.

Jenderal bintang dua ini menyebut pihaknya terus melakukan pengejaran terhadap sisa terduga teroris yang melarikan diri tersebut.

"Sebetulnya tidak hanya dua, tapi yang tertangkap baru dua. Delapan orang merencanakan menyerang Polda Sumsel, enam melarikan diri," tandasnya.

Terkait pengembangan pemeriksaan terhadap dua terduga teroris yang ditangka Densus di KM 5, Zulkarnain mengatakan, dua terduga teroris yakni Heri Hartanto alias Abu Rahman (38) dan Hengki Satria alias Abu Ansor (39), masih menjalani pemeriksaan.

introgasi terduga teroris
introgasi terduga teroris (SRIPOKU.COM/ Rahmad Zilhakim)

Diketahui yang rencananya mau menemui dosen, masih dalam penyelidikan Densus.

"Untuk dosen, kita masih menunggu keterangan dari Abdul Rahman. Kalau untuk Abu Ansor itu hanya ikut-ikutan saja. Memang dua orangini dibiaya oleh warga Riau yan namanya Daulai alias Opung, seorang pegawai PLN," ujar Zulkarnain.

Sebelumnya, dua terduga teroris diamankan polisi. Mereka ditangkap di KM 5 Palembang pada Senin (14/5) sore.

Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan keduanya merupakan warga Pekanbaru, Riau.

Mereka berangkat dari Riau dan rencananya akan ke Jakarta untuk membebaskan jaringan mereka di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Pegawai PLN Jadi Donatur

-Berdasarkan pengakuan AA (39) dan HK (38) dua terduga teroris asal Pekanbaru, Riau yang ditangkap di KM5,
Palembang, Senin (14/5) sore, mereka dibiayai berangkat ke Mako Brimob oleh seorang pegawai BUMN di Riau.

Polda Sumsel akan berkoordinasi dengan Polda Riau untuk menyelidiki keterlibatannya.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengungkapkan, pengakuan kedua terduga teroris itu masih dilakukan pendalaman.

Lantaran tempat tinggalnya berada di Pekanbaru, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke Polda Sumsel untuk dilakukan penyelidikan.

"Berdasarkan pengakuan AA, mereka dimodali pegawai PLN di Riau untuk berangkat ke Depok. Tapi itu kan baru keterangan, harus didalami. Kita komunikasikan dengan Polda Riau, Polresta Pekanbaru, dan Intel di sana," ungkap Zulkarnain, Selasa (15/5).

Zulkarnain menjelaskan, dalam penangkapan kedua pelaku petugas tidak menemukan barang bukti seperti bom atau alat untuk melakukan penyerangan. Namun, keduanya mengaku berangkat ke Mako Brimob Kelapa Dua untuk melakukan amaliah, yakni penyerangan.

"Tapi kita dapat informasi mereka mampir ke Palembang sebelum pulang ke Riau, jadi ditangkap. Ini bentuk pencegahan," ujarnya.

Pihaknya pun menelusuri dan akan memanggil seorang dosen salah satu universitas di Palembang yang disebut-sebut oleh kedua tersangka hendak ditemui tersebut.

Saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap dosen tersebut. Karena belum tentu nama yang disebutkan terduga teroris
itu benar.

Bahkan, pihaknya akan mencari dosen tersebut bersama terduga teroris. "Kami akan kembangkan apakah ada keterlibatan oknum dosen ini dalam kasus terorisme atau tidak," ujarnya. (Sripoku.com/Candra)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved