Kenali Tanda-Tanda Anak Mengalami Stres Yang Orangtua Perlu Tahu, Berikut Gejalanya
Oleh karenanya, sudah menjadi tugas Anda sebagai orangtua untuk membantu mengenali gejala-gejala stres pada anak dan remaja.
SRIPOKU.COM-- Anak-anak juga bisa stres, itulah faktanya.
Orang tua harus mengatahuinya, dan harus memahami bagaimana anak bisa stres.
Ada beberapa tanda-tanda bahwa anak mengalami stres.
Stres disini bisa disebabkan oleh banyak hal yang kebanyakan orang tua tidak menyadarinya.
Karena orangtua sering keliru dan menganggap bahwa stres hanya dialami oleh orang dewasa saja, padahal sesungguhnya anak lima tahun keatas juga bisa mengalami stres layaknya seperti orang dewasa.
Penyebab anak stres tentu bermacam-macam dan orangtua harusnya mengetahui faktor penyebabnya.
Misalnya masalah dalam keluarga, tuntutan belajar dan bersaing di sekolah sangat tinggi, ada anggota keluarga yang sakit keras, atau tekanan sosial dari lingkungan pergaulannya.
Anak-anak dan remaja umumnya belum bisa memahami dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Mereka sendiri bahkan tidak sadar kalau yang dialaminya adalah stres.
Oleh karenanya, sudah menjadi tugas Anda sebagai orangtua untuk membantu mengenali gejala-gejala stres pada anak dan remaja.
Berikut tanda-tanda bahwa anak mengalami stres
1. Muncul perilaku negatif
Jika akhir-akhir ini anak menunjukkan perubahan perilaku yang kurang baik, seperti mudah marah, tersinggung, mengeluh, membantah atau menangis.
Bisa jadi anak anda mengalami stres jika sudah menunjukkan tanda-tanda seperti disebutkan diatas.
2. Mudah takut
Rasa mudah takut yang tiba-tiba dialami oleh anak merupakanan salah satu ciri anak itu sedang stres.
Rasa takut itu berbagai macam seperti takut ditinggal orangtuanya, takut sendirian bahkan takut jika melihat orang yang tak dikenal.
3. Menarik diri dari keluarga atau pergaulan
Saat dilanda stres, anak mungkin memilih untuk menghindari interaksi dengan keluarga atau teman-temannya.
Perhatikan apakah anak selalu menghindar ketika Anda bertanya, tidak mau diajak makan atau pergi bersama, atau lebih sering menghabiskan waktu sendirian di kamar.
Begitu juga kalau anak jadi jarang bermain dengan teman-temannya.
4. Sakit tanpa penyebab yang jelas
Jika stres yang muncul sudah begitu serius, anak biasanya mengalami gejala-gejala fisik seperti sakit perut, sakit kepala, atau pusing.
Padahal ketika diperiksa ke dokter, anak tidak sedang mengidap penyakit tertentu.
Gejala-gejala tersebut adalah reaksi tubuh anak terhadap stres.
5. Perubahan nafsu makan
Nafsu makan anak bisa naik atau menurun secara drastis karena stres.
Bila nafsu makannya turun, ia mungkin saja beralasan bahwa makanannya tidak enak atau ia tidak lapar.
Sedangkan kalau nafsu makannya naik, anak mungkin jadi lebih sering ngemil dan cepat lapar padahal sudah makan.
6. Sulit tidur
Tak cuma orang dewasa yang kalau sedang stres jadi susah tidur.
Begitu juga dengan anak dan remaja yang dilanda stres.
Selain susah tidur, biasanya anak-anak yang sedang stres sering terbangun di tengah malam karena mimpi buruk.
7. Mengompol
Hati-hati kalau anak yang sudah berhenti mengompol tiba-tiba kembali menunjukkan kebiasaan tersebut.
Biasanya anak yang sedang stres memang kembali melakukan berbagai kebiasaan yang dimilikinya saat kecil dulu.
Di samping mengompol, anak mungkin juga mengisap jari lagi atau tidak mau lepas dari boneka kesayangannya.
8. Tidak bisa konsentrasi
Karena merasa kewalahan dengan beban yang ditanggung, anak pun sulit berkonsentrasi.
Baik itu saat belajar di sekolah, mendengarkan perintah dari orangtua, atau bahkan ketika menonton televisi.
Perhatikan kalau anak cenderung menatap kosong ke depan atau menunduk saat melakukan aktivitas-aktivitas seperti biasanya.
Itu berarti anak sudah tidak konsentrasi lagi terhadap hal yang sedang dilakukan.
Jangan mengabaikan stres pada anak
Kalau anak Anda sudah menunjukkan berbagai gejala stres, jangan diabaikan.
Stres yang dibiarkan bisa berdampak negatif dalam jangka panjang.
Anak stres lebih rentan mengidap gangguan jiwa seperti depresi.
Selain itu, karena perubahan pola makan akibat stres, anak pun makin berisiko mengalami kekurangan gizi atau kelebihan berat badan.
Dampak lain yang mungkin muncul adalah menurunnya prestasi di sekolah karena anak tidak bisa konsentrasi belajar.
Untuk menghindari berbagai komplikasi anak stres, ajak anak mengobrol soal tekanan yang sedang ia hadapi.
Dari situ, bantu anak untuk memahami keadaannya sekaligus mencari solusi terbaik.
Bila stresnya tak kunjung reda, Anda bisa berkonsultasi dengan ahli konseling anak dan keluarga.
(SUMBER)
