Mengharukan, Wanita Hamil Ini 'Bunuh Diri' Demi Bayinya, Pas Dikeluarkan Dokter Menangis Ternyata!
Bahkan, ketika ia mengabaikan hidupnya. Seperti kisah berikut ini yang dapat menjadi pembelajaran seorang anak.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Dia menjalani kemoterapi dan radioterapi di Singleton Hospital, Swansea, dan setelah dua tahun dia diberitahu bahwa dia sudah sembuh.

Tapi kemudian 16 minggu kehamilannya, kankernya kembali dan dia dihadapkan pada sebuah pilihan, akhiri kehamilannya untuk segera memulai kemoterapi atau kehilangan nyawanya sendiri.
Tasha, seorang perawat A & E, dan ia memutuskan untuk melanjutkan kehamilannya.
Tasya memilih anaknya. Bukan dirinya.
"Saya tidak akan membahayakan anak saya dan jika itu akan dilakukan sungguh saya tak bisa membayangkannya. Ini adalah mimpi saya dan saya sangat menyayanginya," ucapnya yang dikutip dari Metro.co.uk.
Ibu Tasya menemaninya selama kehamilan.
Sampai akhirnya ketika 9 bulan bayinya keluar, Tasha begitu bahagia melihat anaknya begitu lucu.
Bahkan ketika dokter yang membantu persalinanya menangis saat bayinya keluar.
Dokter mengaku begitu terharu dengan yang dilakukan Tasha. Seperti 'bunuh diri'. Tapi ia tak kuasa karena itu adalah pilihan Tasha.
Ia berjuang sekuat tenaga dan bertahan 11 bulan bersama bayinya ketika melawan kanker.
Tasha telah menetapkan tujuannya untuk dicapai, dan dia sangat ingin melihat anaknya tumbuh dengan baik.
"Dia memilikinya selama 11 bulan," ucap ayahnya Dai Gallivan

"Dia tahu apa yang terjadi tapi kami tidak banyak membicarakannya. Itu adalah penyakit yang sangat panjang dan sangat sulit bagi Tasha," ucap ayahnya lagi
Pada hari dia meninggal, ayahnya telah terbang untuk menyelesaikan pendakian amal Gunung Kilimanjaro untuk Perawatan Kanker Tenovus.
Sebulan sebelumnya, setelah melihat kondisi putrinya memburuk, dia memutuskan untuk menyerahkan tempat tinggalnya ke saudara laki-laki Tasha, David.