Niat Sholat Taubat yang Sempurna. Tak Disadari Kunci Hidup Bahagia Itu Cuma Kalimat Ini
dosa besar antara lain Durhaka kepada orang tua, Syirik, Musrik, Berzina, Membunuh, Memakan harga anak yatim atau piatu, Korupsi.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
SRIPOKU.COM - Sebagai muslim sering kali kita merasakan doa-doa yang dipanjatkan terasa tak jua dikabulkan.
Hidup begitu sulit, bahkan tak jarang semua silih berganti bak ombak yang terus menderu pantai.
Namun tahukah, ternyata sulitnya hidup ini karena kelalaian kita sendiri.
Karena dosa sendiri.
Seperti dikatakan Ustad Yusuf Mansyur ada dosa besar penghalang doa kita.
"Mengapa bagi sebagian yang lain mukzizat itu terasa nyata, tapi bagi sebagian yang lain mukzizat itu sulit terjadi, barang kali ternyata ada dari 10 dosa besar penghalang amalan kita," ucapnya
Karena itu jika merasakan hidup sulit, mungkin kita perlu segera bertaubat.
Taubat yang sebenarnya, dan tak mengulangi kekhilafan.
Berikut tuntunan sholat taubat.
Penting kita tahu, sholat (salat) taubat merupakan Shalat Sunah yang dikerjakan dengan jumlah Rakaat minimal 2 Rakaat dan maksimal dikerjakan sebanyak 6 Raka’at
Pengertian Taubat Nasuha sendiri adalah seorang muslim yg mencoba untuk bertaubat dan memohon ampunan Alloh Swt dari perbuatan dosa besar yang sudah dilakukan dan setelah melakukan Taubat tersebut, benar – benar berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa.
Benar-benar menyesal telah melakukan perbuatan dosa tersebut.
Adapun jenis perbuatan dosa yang masuk ke dalam kreteria dosa besar antara lain Durhaka kepada orang tua, Syirik, Musrik, Berzina, Membunuh, Memakan harga anak yatim atau piatu, Korupsi dan masih banyak lagi.
Kemudian untuk waktu mengerjakan Shalat taubat nasuha ada baiknya dikerjakaan saat malam tiba setelah Shalat isya sehingga anda bisa mengerjakan Shalat Taubat Nasuha ini dengan khusyu dan tenang.
Namun Waktu Shalat Taubat Nasuha juga bisa dilakukan saat siang dan malam hari hanya saja anda harus memperhatikan waktu – waktu yang dilarang untuk melakukan Shalat Sunnah.
Cara Shalat Taubat Nasuha sendiri sama persis dengan cara Shalat Taubat pada umumnya yang dilengkapi dengan bacaan niat shalat, surah Al Fatihah, dan surah-surah pendek.
Bacaan Niat Shalat Taubat Nasuha
Terjemahan Niat Shalat Taubat Nasuha diatas ialah, ” USHALLI SUNNATAT TAUBATI RAK’ATAINI LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR ”. dan Pengertian Niat Shalat Taubat diatas adalah, ”’ Aku Niat Shalat Sunah Taubat dua Raka’at karena Alloh Ta’ala, Allah Maha Besar ”.
Setelah anda membaca bacaan Niat Shalat Taubat Nasuha diatas maka anda tinggal membaca Surat Al Fatihah, Suratan, Ruku, Itidal, Sujud dan Salam seperti mengerjakan Shalat Wajib kemudian Shalat Sunah Taubat Nasuha ini dikerjakan minimal 2 Raka’at dan maksimal 6 Raka’at.
Doa Setelah Shalat Taubat Nasuha
Setelah selesai mengerjakan Shalat Taubat maka anda duduklah dengan khusyu dan tenang, kemudian membaca Dzikir Sholawat Nabi, Tahmid maupun bacaan Tahlil setelah itu perbanyaklah membaca bacaan Istighfar dengan merenungi semua kesalahan yang sudah diperbuat.
Atau bisa juga menambahkan dengan membaca Syaidul Istigfar.

Dahsyatnya Istigfar, Pembuka Pintu Rezeki
Istighfar, dzikir memohon ampunan pada Allah SWT biasa diucapkan ketika merasa berdosa.
Namun istighfar ternyata memiliki kekuatan dahsyat, bukan hanya sekedar memohon ampunan pada Allah SWT.
Istighfat, 'astaghfirullahaladzim' juga merupakan dzikir beribu solusi.

Diungkapkan Ustadz Adi Hidayat dari akun youtube Taman Surga, Nabi Nuh AS ketika meminta umatnya bertobat, yang diminta adalah istighfar.
Dalam surat Nuh ayat 10-12 Allah ta'ala berfirman :
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka Aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu fan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”. (S.Nuh [71]: 10-12).
Maksiat yang dilakukan kadang menghambat kebaikan. Ketika istighfar dilakukan, sekat akan dibuka, Allah SWT menurunkan rahmat dari langit.
"Bahkan menjadikan kering kerontang jadi tumbuh subur lagi, rizki yang macet, pekerjaan yang sulit, dengan istighfar dan tobat akan dilancarkan kembali. Ternyata tobat itu terkait dengan rizki-rizki dan rahmat Allah".
Syech Hasan Al Basri pernah ditanya langsung oleh tiga orang.
Orang pertama menanyakan kebunnya yang kering, dia menjawab dengan perbanyak istighfar.
Orang kedua menanyakan pekerjaan yang sulit didapat, dia menjawab perbanyak istighfar.
Orang ketiga pasangan yang bertahun-tahun berumahtangga dan belum mendapatkan keturunan, ia juga menjawab perbanyak istighfar.
Ketika ketiganya pulang, jamaah yang hadir bingung dengan jawaban Syech yang sama pada ketiga orang tersebut.
"Apa Anda tidak perhatikan firman Allah SWT di surat Nuh, perbanyak istighfar pada Allah, karena dia Maha Pengampun.
Kalau ampunan sudah didapat, dosa dicabut, maka rahmat akan diturunkan dari langit dan harta diperluas, bahkan keturunan diberikan keberkahan oleh Allah SWT".
Rasulullah SAW bahkan sebelum tidur banyak mengucapkan istighfar.
Dilansir nu.or.id, diriwayatkan dari Al Hasan bahwa suatu ketika datang kepadanya seseorang yang mengadu akan kefakiran yang dialaminya. Kondisi ekonominya begitu terpuruk. Kebutuhan keluarga yang ia tanggung tak dapat ia cukupi.
Ada lagi seorang yang lain mengadu kepadanya untuk meminta solusi terhadap masalah yang ia alami. Ya, seorang itu bisa dikatakan mandul. Telah lama ia menginginkan seorang buah hati, namun tak juga dikaruniai. Tapi ia tak mau putus asa. Maka datanglah ia ke Al Hasan sebagai bentuk ikhtiarnya.
Al Hasan juga didatangi oleh seorang petani. Ia begitu gamang terhadap bumi yang ia tanami. Bagaimana tidak, setelah sekian tahun mengolah tanah, tak sekali pun ia menuai hasil yang melimpah. Malah yang terjadi adalah kerusakan tanaman akibat kekeringan dan tanah yang tandus.
Semua itu dijawab oleh Al Hasan hanya dengan satu kalimat,
اِسْتَغْفِرِ اللهَ
"Bacalah istighfar, mintalah ampunan kepada Allah."
Betapa mengherankan Al Hasan ini. Di antara sekian banyak masalah yang dia adukan kepadanya hanya satu solusi yang ia berikan kepada orang-orang tersebut.
Maka Rabi' bin Shahib pun memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai Al Hasan, banyak orang yang mendatangimu dengan mengadukan berbagai hal dan meminta (pertolongan) bermacam-macam kepadamu. Tapi mengapa hanya istighfar yang kau jadikan sebagai solusi jalan keluar?"
Al Hasan pun terdiam, kemudian ia hanya membacakan beberapa ayat dari Surat Nuh sebagai berikut:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَّيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12) مَا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ اللهَ وَقَارًا (13)
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?"