Kenapa Perayaan Imlek Selalu di Barengi dengan Turunnya Hujan

Turunnya hujan seringkali dianggap membawa berkah. Namun, tidak sedikit pula yang bertanya, kenapa Imlek selalu identik dengan hujan?

Editor: Budi Darmawan
Kolase Sriwijaya Post/Welly Hadinata/Rahmaliyah
ilustrasi imlek 

SRIPOKU.COM - Perayaan Imlek yang bulan ini jatuh pada hari jum,at tanggal 16 Februari selalu bertepatan dengan musim penghujan bukan tanpa sebab.

Imlek selalu identik dengan hujan. Turunnya hujan seringkali dianggap membawa berkah. Namun, tidak sedikit pula yang bertanya, kenapa Imlek selalu identik dengan hujan?

Kenyataannya, hujan memang diharapkan selalu turun menjelang dan tepat di Tahun Baru Imlek. Semakin deras hujannya semakin bagus. Ini karena hujan di Tahun Baru Imlek adalah perlambang bahwa akan ada banyak rejeki dan keberuntungan menunggu di tahun baru.

Ketua Yayasan Klenteng Kebun Jeruk TITD Low Lie Bio Indra Satya Hadinata mengungkapkan, nenek moyang orang Tionghoa bermatapencaharian petani yang mengandalkan penghidupan mereka dari bercocok tanam.

 
Tahun baru Imlek sekaligus menandakan dimulainya musim semi.

"Di Tiongkok yang kala itu mayoritas penduduknya hidup bertani, maka perayaan Imlek adalah perayaan musim semi," katanya.

Musim semi membawa kabar gembira dan pengharapan bagi petani, karena mereka dapat memulai kegiatan bercocok tanam pasca berlalunya musim dingin yang menyebabkan aktivitas bekerja mereka terhenti.

Meski orang Tionghoa kini banyak yang berprofesi di luar petani, mereka tetap melanggengkan tradisi.

Indra mempercayai, hujan sebagaimana air, selalu mendatangkan rizki.

"Air merupakan salah satu sumber kehidupan. Maka waktu tahun baru Imlek sering bersamaan dengan turunnya hujan karena dipercaya membawa rizki bagi orang Tionghoa," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved