Sering Membully Adiknya Sejak Lahir, 6 Tahun Kemudian Baru Tahu Kalau Adiknya
Kakaknya kebingungan, ia mencari ke mana-mana, tapi tetap tidak menemukan adiknya itu.
SRIPOKU.COM-- Tahun ini, sang kakak berusia 8 tahun, sedangkan adiknya baru berusia 2 tahun.
Mereka pun rebutan mengambil apel. Ibu berkata,
“Nak, kasih apel itu ke kakakmu. Ketika kakakmu berusia 2 tahun, ia juga akan selalu memberikan yang terbaik untuk orang lain.”
Adik kecil itu pun merengut tapi akhirnya memberikan apel itu kepada kakaknya, membuat wajah sang kakak tersipu malu.

Sebenarnya, ibu ini awalnya ingin menyuruh sang kakak untuk memberikan apel itu kepada adiknya.
Tapi ketika ia berbicara, tiba-tiba pemikirannya berubah.
Tahun pun berganti, kakak berusia 9 tahun dan adiknya berusia 3 tahun.
Sang kakak mengatakan ingin membawa adiknya ke rumah nenek, ketika mau keluar, kakak menggandeng tangan adiknya, agar ibunya tidak khawatir.

Tapi baru di belokan, kakaknya sudah melepaskan gandengannya itu.
Ketika bis datang, adiknya malah berlari.
Kakak kemudian melihat sang adik terjatuh di tanah dan malah tertawa terbahak-bahak.
Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah nenek, tapi tiba-tiba sang adik menghilang.
Kakaknya kebingungan, ia mencari ke mana-mana, tapi tetap tidak menemukan adiknya itu.
Ia panik dan menyerah, kemudian pergi ke rumah nenek, tidak disangka adiknya itu sudah berada di pintu menunggunya.

Ternyata, ketika mereka pergi, ibunya membuntuti mereka.
2 tahun kemudian, kakak berusia 11 tahun, adik berusia 5 tahun.
Setiap kali ibunya membelikan alat tulis, ia akan membelikan yang sama.
Tapi sang kakak selalu merasa bahwa ibunya tidak adil dan selalu baik kepada adiknya.
Ketika adiknya sedang tertidur, kakak diam-diam mengambil alat tulis adiknya itu.
Adiknya kemudian dengan polos mengatakan bahwa alat tulisnya hilang dicuri tikus.
Yang anehnya, ibunya tidak meragukan apa yang dikatakan sang adik.
Sebenarnya, ibunya ini sudah memberi tahu sang adik bahwa sang kakak tidak suka jika ia memiliki adik.
Jadi kapanpun kakak terlihat mau mencuri pensil, adiknya akan pura-pura tidur.
Setahun kemudian, kakak berusia 12 tahun, adik berusia 6 tahun.
Mereka sekolah di sekolah dasar yang sama, kakak duduk di kelas 6 SD, sedangkan adiknya duduk di kelas 1 SD.
Setiap kali adiknya akan menunggu sampai kakaknya pulang sekolah.
Suatu hari, sang kakak diam-diam melalui pintu belakang pulang lebih dulu, tapi baru sampai perempatan, tiba-tiba ada sepeda yang menabraknya.
Yang mengendarai adalah orang yang sudah tua, ia mengatakan ingin agar sang kakak membayar ganti rugi karena membuat sepedanya lecet.
Semakin banyak orang yang datang, adiknya pun tiba-tiba muncul di depan kakaknya, ia mengulurkan tangan kepada kakaknya.
“Tidak ada yang boleh membully kakakku…” Sang kakak pun menangis terharu dan berjanji tidak akan membully adiknya lagi.
Ilustrasi
Sebenarnya, ibunya ini pernah mengatakan kepada sang adik bahwa ia adalah laki-laki dan dibutuhkan untuk melindungi perempuan yang ada di keluarganya, termasuk kakaknya itu.
Perlahan-lahan, ibunya mulai melihat perubahan yang terjadi: kakaknya bisa memberikan makanannya kepada adiknya terlebih dulu,
ketika pergi ke rumah nenek, sang kakak juga akan menggandeng adiknya terus, di dalam tas adik terdapat alat tulis kakaknya.
Ketika kakak menginjak SMP, ia mengikuti les di malam hari. Ketika hari hujan, sang adik akan datang menjemput dengan membawakan payung dan bersama-sama pulang ke rumah…
Kisah adik dan kakak ini mengingatkan kita bahwa keluarga adalah segalanya.
Kita harus saling menghargai dan saling membantu satu sama lain.