Teriaki Ibu Muda Penculik, Nenek Ini Minta Cucunya Balik, Faktanya Malah Bikin Syok Dia Sindikat?

Kisah pengalaman ini dituturkan di kirim ke Whatsapp temannya untuk diperhatian agar kejadian serupa tidak terulang.

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Modus Penculikan Anak 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Mengerikan, isu penculikan anak tidak hanya omong kosong, ternyata berbagai modus digunakan demi mendapatkan uang besar.  Sebab, beberapa waktu lalu beredar video viral yang memperlihatkan anak-anak sudah tewas dengan organ tubuh sudha tidak lengkap alias dipreteli dan diperjualkan belikan di pasar gelap.

Maka itu orang tua harus waspada.  Sebab, mereka tidak hanya menanti anak lepas dari pengawasan orang tuanya, mereka pun bisa mengambil anak anda bahkan dari pelukan anda di tengah keramaian. Sungguh mengerikan. Hal ini dialami salah seorang ibu, yang namanya disamarkan, sebut saja Hes, dengan anaknya bernama Putri.

Nah ini, Kisah pengalaman ini dituturkan di kirim ke Whatsapp temannya untuk diperhatian agar kejadian serupa tidak terulang.

Kisah mengerikan dan nyaris kehilangan anaknya, perjalanan ketika dia naik kereta. 

Dia menceritakan ini dengan cara bertutur.

Di samping saya duduk seorang ibu-ibu, usianya kira-kira sudah 60 tahun. Sepertinya dia bawa cucu, usianya kira-kira 7-8 tahun.

Selama perjalanan, ibu ini ngobrol terus sama saya. Bukan cuma itu, dia juga mengingatkan saya kalau di kereta banyak orang, harus perhatiin barang bawaan. Cucunya juga kadang main-main sama anak saya.

Anak saya perempuan baru mau genap 1 tahun. Ibu itu tanya-tanya anak saya umur berapa, kapan lahir, lahir di mana, berat badannya, bla bla bla, terus dia juga cerita tentang cucu dia.

Saya pikir dia cuma ajak ngobrol biasa, namanya ibu-ibu, duduk di kereta, kebetulan sama-sama bawa anak, yah ngobrol.

Dia juga tanya anak saya minum susu apa, seberapa sering, yah saya jawab aja.

Tapi entah kenapa semakin lama pertanyaannya semakin aneh… makin mendalam dan mendetil. Masa dia tanya anak saya lahir jam berapa? Saya pikir ini kurang bagus untuk orang lain tahu yah, jadi saya bilang saya lupa.

Terakhir, dia tanya anak saya siapa namanya. Yah saya kasih tahu nama panggilan anak saya, tapi dia tanya NAMA lengkap.

Di sini saya sudah semakin curiga. Merasa ada yang tidak beres, saya pun memberitahukan nama palsu.

Sebelum sampai stasiun, saya pamit ke toilet. Ibu itu malah menawarkan saya untuk menitipkan anak kepadanya. Dalam hati saya sudah sangat curiga. Saya ingin mencari tempat duduk di tempat lain, namun sudah penuh semua, jadi terpaksa saya kembali lagi duduk di samping ibu itu. Kelihatan sekali dia menunggu saya di kursi itu sampai saya kembali.

Turun di stasiun, ibu itu bantu saya bawa koper tanpa disuruh. Kita jalan bareng sampai pintu luar stasiun. Dia tanya apakah saya ada yang jemput. Saya bilang tidak… (padahal ada)

Sumber:
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved