Bersuami Banyak, Biar Adil Dalam Urusan Ranjang.Wanita Ini Gunakan Kode Begini
Tidak seperti yang kita bayangkan.Namun menjalani hidup sebagai istri dari beberapa suami terjadi pada wanita satu ini.
Penulis: pairat | Editor: Budi Darmawan
SRIPOKU.COM-- Wanita yang memiliki suami lebih dari satu atau disebut dengan istilah polyandry memang tak setenar pria yang beristri lebih dari satu.
Di Indonesia sendiri jarang terjadi. Kenyataan mengenai "polyandry" tidak seperti yang kita bayangkan.
Namun menjalani hidup sebagai istri dari beberapa suami terjadi pada wanita pada suku Tibet di Tiongkok.
Seperti dilansir dari cerpen.co id bahkan diketahui keluarga yang menganut "polyandry" ini lebih harmonis
dibandingkan dengan kebanyakan keluarga yang menganut "monoandry".
Faktanya seorang istri harus adil dalam mengurus makanan, pakaian, kesehatan
hingga hubungan intim dengan suami-suaminya.
Meskipun tekanan sosial menghimpitnya, suami-suami bisa saling bekerja sama untuk menafkahi keluarga.
Saling menghormati dan menjaga istri mereka.
Baca: WOW . Beginilah Proses Bayi Tabung & Perngorbanan Ibu untuk Hamil. Ya Ampun Benda Itu Masuk
Baca: Bejat ! Sebelum Berhubungan Intim, Wanita Ini Menari Striptis di Depan Tujuh Anak Lelaki
Baca: Bikin Gelang gelang Kepala Soal Matematika Kelas Lima SD Ini Dianggap tak Masuk Akal
Baca: Di Janjikan Dagangannya Mau Di Borong, Sopir Truk ini Paksa Anak Kecil Gituan dalam Truk.
Ketika seorang wanita menikah dengan pria, normalnya akan membuat acara pernikahan yang mewah,
dengan pengiring pengantin pria yang mungkin adalah saudara laki-lakinya.
Pada dasarnya, yang akan dipilih sebagai pengiring pengantin pria adalah laki-laki yang paling besar.
Tapi kenyataannya, jika seorang kakak laki-laki tidak bisa hadir,
maka dapat digantikan oleh adik laki-laki, atau bahkan digantikan oleh seorang ayah.
Singkat cerita, mengenai hal ini tidak ada yang pasti dan tergantung pada keadaan ketika itu.
Hubungan "kehidupan rumah tangga" dengan para suami
harus ada persetujuan sebelumnya di antara mereka.
Seorang istri tidak bisa seenaknya melakukan hal yang disukai dan harus adil.
Orang-orang Tibet menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan antara pria dan wanita.
Perang dingin, pengkhianatan, dan perpisahan sangat dilarang di sana.
Setiap hari hidup bersama dalam satu atap sehingga tidak perlu lagi ada yang disembunyikan atau timbul rasa curiga.
Baca: Maskapai Di Vietnam Ini Dikecam, Karena Sediakan Model Berbikini Sambut Tim U-23 .
Baca: Jual Es keliling Demi Cucu dan Istri yang Sakit, Tiba-tiba Kakek 89 Tahun Ini Dapat Rp 5 M
Seorang istri mau bersama dengan suami yang mana, bisa dengan leluasa membicarakannya, bisa ketika makan, ketika berjalan, bahkan ketika pertemuan keluarga.
Biasanya, seorang suami yang berada di kamar yang sama dengan istrinya, akan menggantungkan sepasang sepatu mereka, sehingga orang lain yang melihatnya akan mengerti dan pergi.
Tentu saja, cara ini juga tidak mutlak.
Anak-anak yang lahir dirawat bersama oleh para suami, tidak ada yang mempermasalahkan sebenarnya anak tersebut dari suami yang mana.
Bagi mereka, anak tersebut adalah anak bersama. Dalam memberi nama panggilan, ada keluarga yang
membiarkan seorang pria yang lebih tua dipanggil "ayah", dan saudara yang lain dipanggil "paman";
Dan ada juga keluarga yang memanggil semua saudara sebagai "ayah",
tapi tidak peduli bagaimanapun juga, di dalam hati seorang anak, semua "ayah" sangat berharga.
Seiring perkembangan jaman selama ribuan tahun, bentuk pernikahan ini kemudian berubah, yang erat kaitannya dengan kehidupan dan produksivitas.
"Sistem polyandry" di Tibet adalah hasil dari keterbelakangan ekonomi dan budaya ketika itu.
Tapi karena perkembangan zaman dan pendidikan, membuat bentuk pernikahan seperti itu lama kelamaan menjadi hilang.
Cinta itu egois, bagaimana mungkin cinta dibagi-bagi?
Nah bagaimana menurut kalian?
(sripoku.com/pairat)