Temukan Kayu Aneh Ditepi Jurang. Saat Pulang Pria Ini Syok Saat Kaya Mendadak, Ternyata Harganya

Dan ia pernah mendengar bahwa jika seseorang menemukan kayu diatas gunung, artinya ia akan kaya.Akhirnya ia membawa pulang

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della

SRIPOKU.COM - Bagi yang pernah tinggal di pedesaan pasti tahu bahwa demi kelangsungan hidup, orang yang tinggal di desa akan bergantung dengan alam.

Tak jarang mereka harus naik dan turun gunung untuk mencari kebutuhan sehari-hari.

Seorang pria muda naik ke gunung untuk bekerja.

 

Pria muda ini bekerja dekat dengan tebing yang curam.

Kemudian ia melihat kayu aneh yang menempel di pinggir tebing.

Tapi, ia tidak tahu benda apakah itu.

Dan ia pernah mendengar bahwa jika seseorang menemukan kayu diatas gunung, artinya ia akan kaya.

Akhirnya ia pun membawa pulang kayu untuk melihat apakah kayu ini berharga.

Pria muda ini pun turun untuk mengambil kayunya.

Setelah diambil ia merasa kayu ini lebih berat dari kayu biasanya.

Keesokkan harinya, ia pergi menemui seorang kakek tertua di desanya.

Begitu kakek lihat, langsung tahu benda apa itu.

Tapi, ia tidak yakin jadi ia tidak berbicara apapun.

Ia menyuruh pria muda membawa kayu itu ke kota untuk meminta bantuan para ahli melihatnya.

Pria muda itu pun membawa kayu itu ke kota, kemudian dikatakan bahwa nilai kayu itu sangat berharga.

Lebih berharga dari upah pria muda itu bekerja di gunung selama dua tahun.

Mendengar kata ini, pria muda itu sangat gembira!

Ternyata kayu itu adalah Thuja. Dulu di desa banyak orang yang mencarinya.

Pria muda itu baru tahu bahwa kayu itu sangat berharga.

Jadi, ia diam-diam memutuskan untuk lebih memperhatikan benda ini disana.

Jika dia bisa menemukan lebih banyak, maka ia bisa menjadi orang terkaya di desa!

Thuja adalah pohon cemara kipas.

Pohon ini mempunyai ketinggian antara 20-50 kaki dan ditemukan di kawasan tebing bebatu yang sejuk.

Kayunya sangat tahan lama dan dapat digunakan untuk membuat pagar, tiang atau perahu.

Biasanya orang akan memahat kayu ini menjadi ukiran yang indah.

Kayu Termahal Di Dunia Dari Indonesia, Agarwood Alias Kayu Gaharu

Gaharu ialah kayu berwarna kehitaman juga mengandung resin khas yang diproduksi oleh sejumlah jenis pohon dari keluarga Aquilaria, terutama A. malaccensis.

Resin ini digunakan dalam pengolahan parfum dan setanggi (aroma terapi) karena beraroma harum.

Gaharu sejak awal era modern (sekitar 2000 tahun yang lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke Afrika Timur, Persia, Jazirah Arab dan India.

Hasil gambar untuk <a href='https://palembang.tribunnews.com/tag/kayu' title='kayu'>kayu</a> gaharu

 Jenis-Jenis Gubal Gaharu

Tidak semua gubal dihargai sama, ada mutu yang menjadikannya berbeda. Cara membedakan mana kualitas gubal dari kayu gaharu yang bisa dihargai "super", "biasa" dan "buruk" ialaha sebagai berikut:

1. Gubal Kayu Gaharu Super = Warna hitam merata, wangi dan aroma yang ditimbulkan kuat.

2. Gubal Kayu Gaharu Super AB = warna hitam kecokelatan, cukup wangi, aroma yang ditimbulkan kuat.

3. Gubal Kayu Gaharu Sabah Super = warna hitam kecokelatan, wangi sedang dengan aroma yang ditimbulkan agak kuat.

4. Gubal Kayu Gaharu Kelas C =" warna hitam dengan banyak garis putih dengan kepingan tipis dan cenderung rapuh. 

Selain gubal dari kayu gaharu, kemedangannya juga berharga tinggi.

Hasil gambar untuk <a href='https://palembang.tribunnews.com/tag/kayu' title='kayu'>kayu</a> gaharu

Berikut merupakan daftar berbagai jenis mutu kemedangan yang ada di pasaran:

1. Tanggung A = warna cokelat kehitaman, wangi dengan aroma yang kuat.

2. Sabah I = warna cokelat bergaris putih tipis, wanginya sedang dengan aroma yang agak kuat.

3. Tanggung AB = warna cokelat bergaris putih agak tebal, wanginya sedang dengan aroma yang agak kuat.

4. Tanggung C = warna kecokelatan bergaris putih agak tebal, wanginya sedang dengan aroma yang agak kuat.

5. Kemedangan I = warna kecokelatan bergaris putih agak lebih tebal, wanginya sedang dengan aroma yang agak kuat.

6. Kemedangan II. = warna keabu - abuan bergaris hitam yang tipis, wanginya kurang, dengan aroma yang kurang kuat juga.

7. Kemedangan III = warna putih keabu - abuan, wanginya kurang harum, dan aroma kurang kuat juga.

8. Abu dan Nisa = merupakan potongan atau hasil terakhir pengolahan dari kayu gaharu ini. 

Hasil gambar untuk minyak <a href='https://palembang.tribunnews.com/tag/kayu' title='kayu'>kayu</a> gaharu

Nilai Ekonomi

Kayu gaharu banyak diperdagangkan dengan harga yang sangat mahal dibandingkan kayu-kayu lainnya.

Hal ini mengukuhkannya sebagai anggota jenis kayu termahal di dunia, yang paling utama untuk gaharu dari tanaman famili Themeleaceae dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdangangan dikenal sebagai gaharu beringin.

Untuk jenis gaharu dengan nilai jual yang tidak mahal, biasanya disebut dengan nama gaharu buaya.

Selain ditetapkan dari jenis tanaman pemroduksinya, kualitas gaharu juga dinilai oleh seberapa banyak kandungan resin dalam jaringan kayunya.

Semakin tinggi kandungan resin di dalamnya, maka value gaharu tersebut akan semakin mahal dan begitu pula sebaliknya.

Secara umum perdagangan gaharu digolongkan menjadi tiga kelas besar, yaitu gubal, abu dan kemedangan.

Gubal merupakan kayu berwarna hitam kecoklatan yang diperoleh dari bagian pohon gaharu yang memiliki kandungan damar harum beraroma kuat.

Kemedangan adalah kayu gaharu dengan kandungan damar harum yang beraroma lemah serta memiliki penampilan fisik berwarna kecoklatan sampai abu-abu, mempunyai serat kasar, dan kayu tidak keras.

Kelompok terakhir adalah abu gaharu yang berwujud serbuk kayu hasil pengerokan atau sisa penghancuran kayu gaharu.

Hasil gambar untuk minyak <a href='https://palembang.tribunnews.com/tag/kayu' title='kayu'>kayu</a> gaharu

Pengolahan Minyak Gaharu

Sebelum diubah bahan baku parfum, gaharu harus diproses terlebih dulu untuk meperoleh minyak dan senyawa aromatik yang terdapat di dalamnya.

Sebagian kayu gaharu dapat dijual ke ahli penyulingan minyak yang sebagian besar menggunakan teknik distilasi air atau uap untuk menghasilkan minyak dari kayu tersebut.

Untuk mendapatkan minyak gaharu menggunakan cara distilasi air, kayu gaharu dimasukkan dalam air kemudian diletakkan ke dalam suatu wadah besar untuk menguapkan air hingga minyak yang terdapat di dalamnya keluar ke permukaan.

Senyawa dan minyak aromatik yang menguap dapat disatukan secara terpisah. Teknik distilasi uap menggunakan potongan gaharu yang diletakkan ke dalam peralatan distilasi uap.

Tenaga uap yang membuat sel tanaman bisa terbuka sehingga minyak dan senyawa aromatik untuk parfum dapat keluar.

Uap air akan mengangkut senyawa aromatik tersebut melalui tempat pendinginan yang menyebabkan terkondensasi kembali menjadi cairan.

Cairan yang berisi campuran minyak dan air akan dipisahkan sampai terbentuk lapisan minyak di bagian bawah dan atas.

Salah satu metode yang dipakai sekarang adalah ekstraksi dengan superkritikal CO, yaitu CO cair yang terbentuk karena tekanan tinggi.

CO cair berguna sebagai pelarut aromatik yang dipakai untuk ekstraksi minyak gaharu. Teknik ini bagus karena tidak ada residu yang tersisa, CO dapat dengan mudah diuapkan saat berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal.

Hasil gambar untuk minyak <a href='https://palembang.tribunnews.com/tag/kayu' title='kayu'>kayu</a> gaharu

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved