Ditemukan Susunan Batu Kuno Berukir Motif Kain Songket di Areal Pemakaman Kironggo Wirosentiko
Ditemukan tumpukan batu bata kuno di komplek pemakaman Kironggo Wirosentiko 30 Ilir IB II Palembang.
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Penemuan susunan batu bata kuno di areal pemakaman kironggo wirosentiko, cukup mengejutkan bagi kalangan zuriat atau garis keturunan.
Terlebih lagi temuan adanya lempengan batu bata kuno yang terukir motif Bungo Cino.
Susunan batu bata kuno ditemukan secara tak sengaja oleh zuriat yang awalnya membersihkan areal pemakaman kironggo wirosentiko yang berlokasi di Jalan Talang Keranggo Lorong Keluarga Kelurahan 30 Ilir Kecamatan IB II Palembang.
Berawal saat akan menggali gundukan tanah untuk menuju areal pemakaman utama, ditemukan tumpukan batu bata kuno yang tersusun rapi menyerupai pagar atau yang biasa disebut jambangan.
Ketika kembali dilakukan penggalian lebih dalam lagi dengan kedalaman 50-80 cm, ditemukan susunan tapak batu yang juga tersusun rapi dan diduga kuat sebagai lantai untuk dijadikan jalan setapak menuju areal makam utama sebelum masuk ke gapura yang di atasnya terdapat penanggalan tahun arab 1142 hijriyah.
Dari pantauan Sripoku.com Rabu (8/11/2017), zuriat melakukan penggalian khususnya diarea makam utama yang luasnya sekitar 20x20 meter. Pada sekeliling area tengah makam utama, dilakukan penggalian dengan kedalaman setengah meter dan ditemukan tumpukan batu bata kuno yang tersusun rapi dan juga ada lantainya.
Pada bawah bagian salah satu makam, ditemukan lempengan batu bata kuno yang terukir bermotif Bungo Cino.
Dilihat dari bentuk gambarnya, motif Bungo Cino yang terukir di lempengan batu bata, sama persis yang biasa dijadikan motif kain songket khas Palembang.
"Awal penggalian itu sekitar dua bulan lalu di depan pintu masuk dan sekedar bersih-bersih makam. Saat itulah kita menemukan susunan batu bata kuno dan ada jalannya. Lalu kemudian kami lanjutkan penggalian diareal pemakaman utama," ujar Heri Susanto, Humas Zuriat kironggo wirosentiko yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Pengawasan Penggalian.
Heri mengatakan, sudah dipastikan temuan susunan batu bata kuno yang tersusun rapi dan juga ada batu bermotif dan batu profil, menunjukan bahwa kironggo wirosentiko adalah seorang arsitek pada jaman Kesultanan Palembang Darussalam.
Bentuk bangunan area pemakaman atau yang biasa disebut Gubah Pengantin ini merupakan hasil rancangan kironggo wirosentiko.
Kemungkinan areal makam yang menjadi makam kironggo wirosentiko, diperuntukan untuk SMB I sebagai tempat peristirahatan terakhir.
Namun menurut ceritanya SMB I tidak berkenan dan lokasinya dipindahkan ke kawasan 3 Ilir. Jadi di lokasi Talang Keranggo diperuntukan sendiri untuk kironggo wirosentiko beserta zuriat dan kerabatnya.
"Kita ketahui bahwa Kironggo Wiro Sentiko itu arsiteknya pembangunan Masjid Agung Palembang. Jadi kironggo wirosentiko itu memang seorang arsitek pada jamannya. Di dalam Gubah Pengantin sebagai lokasi makam utama, ada sembilan makam dan salah satunya adalah makamnya kironggo wirosentiko," ujar Heri.
Ditemukan adanya lempengan batu bata kuno motif Bungo Cino, Heri mengatakan, memang dulunya motif Bungo Cino sebagai ciri khas pada masa Kesultanan Palembang Darussalam. Sehingga sampai saat ini dijadikan sebagai motif kain songket Palembang.
"Selain itu banyak makam lainnya yang kami temukan. Makanya kami terus melakukan penggalian dan akan menata kembali sesuai bentuk aslinya. Penggalian ini sudah kami laporkan kepada Dinas Kebudayaan Palembang dan telah ditinjau. Bahkan diminta untuk terus dilanjutkan penggaliannya," ujar Heri.
Mengenai temuan susunan batubata kuno apakah ada kaitannya dengan peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya, Heri sebagai salah seorang zuriat Kesultanan Palembang Darussalam membantahnya.
Susunan batu bata kuno yang ditemukan tidak ada kaitannya dengan peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya.
Dikarenakan di lokasi sejak dari dulu sama sekali tidak ditemukan arca atau bentuk barang peninggalan lainnya yang berbau Kerajaan Sriwijaya.
"Kami keberatan jika bangunan makam ini dulunya candi. Kita lihat saja pada gerbang gapura yang penanggalannya ditulis angka arab. Jadi ini benar-benar bangunan arsiteknya kironggo wirosentiko. Kita lihat saja bukti susunan batu bangunan sudah ada batu yang berbentuk propil dan berciri khas Kesultanan Palembang Darussalam," jelas Heri.