Meninggal Saat Tidur, Ini Amalan dari Rasulullah Agar Masuk Surga. Dibaca Sebelum Tidur

"Ya Rasulullah. Bagaimana mungkin bisa melakukan hal itu dalam waktu singkat," ujar Siti Aisyah.

Penulis: Sudarwan | Editor: Sudarwan
ist
ilustrasi tidur 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tidur pada hakikatnya adalah mati. Banyak kisah orang tidur tidak bangun lagi.

Oleh karena itu, dalam Islam ada doa atau tuntunan atau peramalan yang dilakukan sebelum kita tidur.

Hal itu dilakukan agar ketika kita tidur tidak bangun lagi alias meninggal, meninggal dalam keadaan iman atau husnul khotimah.

Dikisahkan, suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada istrinya, Siti Aisyah: "Ya, Siti Aisyah, sebelum engkau tidur, kamu harus melaksanakan empat perkara."

"Apa itu, ya Rasulullah?" ujar Siti Aisyah penasaran.

"Pertama, engkau harus khatam Alquran. Kedua, pastikan bahwa engkau dapat syafa'at dari rasulmu. Ketiga, pastikan engkau dapat ridho dari muslimin dan muslimat. Dan keempat, harus dapat melaksanakan haji atau umroh," kata Rasulullah.

Mendengar apa yang disabdakan Rasulullah, Siti Aisyah langsung protes.

"Ya Rasulullah. Bagaimana mungkin bisa melakukan hal itu dalam waktu singkat," ujar Siti Aisyah.

"Mendengar ucapan Siti Aisyah, Rasulullah senyum-senyum..... Ternyata ibadah ini ado jalan tolnyo jugo bapak-bapak dan ibu-ibu," ujar Ustad Abdul Fatah SH atau lebih dikenal dengan Ustad Afdhal dalam tausyiahnya di akhir bulan ramadan beberapa waktu lalu.

"Mungkin kalau selamo ini kita nak ke Lampung lamo perjalanan 10 jam, yo dak? Tapi kakgek kalo Trans Sumatera sudah selesai, mungkin 3 atau 4 jam kito sudah di Bakauheni sano," ujar Ustad Afdhal menganalogikan.

"Demikian juga ibadah. Ibadah ini, makanya tidak ditentukan sebetulnya. Melainkan daripada yang disebut dengan keridhoan Allah SWT," kata Ustad Afdhal.

"Jadi, kata Rasulullah. 'Engkau harus ikhlas membaca surat al Ikhlas sebanyak tiga kali. Karena dengan membaca surat Al Ikhlas sebanyak tiga kali berarti engkau telah menamatkan membaca Alquran (khatam)'," ujar Ustad Afdhal kembali melanjutkan dialog Rasulullah dengan Siti Aisyah.

Surat al ikhlas

Surat al ikhlas (ISTIMEWA)

Keutamaan Membaca Surat Al Ikhlas
 
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata: 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
“Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an”(HSR al-Bukhari 
(no. 4726, 6267 dan 6939).

 
Hadits yang agung ini menunjukkan tingginya kedudukan surah al-Ikhlas dan besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surah ini mengandung nama-nama Allah yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, 
sehingga orang yang membaca dan menghayatinya dengan seksama berarti dia telah mengagungkan dan memuliakan Allah SWT. 

(Lihat kitab “Fathul Baari” (13/357).

 
Oleh karena itu, dalam hadits shahih lainnya, Rasulullah ketika mendengar berita tentang seorang shahabat yang senang membaca surah ini karena sifat-sifat Allah SWT yang dikandungnya, beliau bersabda: 

“Sampaikanlah kepadanya bahwa Allah mencintainya”. 

(HSR al-Bukhari (no. 6940) dan Muslim (no. 813).

 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ :
أَقْبَلْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَسَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : وَجَبَتْ. قُلْتُ: وَمَا وَجَبَتْ ؟ قَالَ: الْجَنَّةُ
رواه مالك وأحمد والترمذي
 
 
Saya (Abu Hurairah) bersama-sama Nabi saw mendengar seorang membaca Qul huwa Allahu ahad Allahu al-samad (surah al-Ikhlas). 
 
Maka Rasulullah saw bersabda: 
 
Wajiblah. 
 
Sayapun bertanya: 
 
Apa yang wajib ?. 
 
Jawab baginda: Surga.
 
Hadis hasan, diriwayatkan oleh Malik (hadis no. 435), Ahmad (hadis no. 7669 dan 10498) dan al-Tirmizi (hadis no. 2822) yang berpendapat bahwa hadis ini Hasan Gharib . 
 
 
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ :
كَانَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءَ، فَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ لَهُمْ فِي الصَّلَاةِ فَقَرَأَ بِهَا افْتَتَحَ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا، ثُمَّ يَقْرَأُ بِسُورَةٍ أُخْرَى مَعَهَا. وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ. فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ فَقَالُوا: إِنَّكَ تَقْرَأُ بِهَذِهِ السُّورَةِ ثُمَّ لَا تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِسُورَةٍ أُخْرَى، فَإِمَّا أَنْ تَقْرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِسُورَةٍ أُخْرَى. قَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِهَا، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِهَا فَعَلْتُ وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ. وَكَانُوا يَرَوْنَهُ أَفْضَلَهُمْ وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ. فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ، فَقَالَ: يَا فُلَانُ، مَا يَمْنَعُكَ مِمَّا يَأْمُرُ بِهِ أَصْحَابُكَ، وَمَا يَحْمِلُكَ أَنْ تَقْرَأَ هَذِهِ السُّورَةَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ؟ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّهَا.فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ: إِنَّ حُبَّهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ
رواه الترمذي وأحمد والدارمي
 
 
Seorang sahabat dari kalangan Ansor menjadi imam salat di masjid Quba, Setiap rakaat dia membaca Qul huwa Allah. 
 
Pada raka’at pertama dia membacanya setelah al-Fatihah, 
pada reka’at kedua dia akan membaca dua surat setelah al-Fatihah, satu diantaranya adalah Qul huwa Allah. 
 
Setelah kejadian ini terus berulang, para sahabat (jamaahnya) mempertanyakannya dan berkata: 
 
Kami melihat kamu selalu membaca surah ini, sementara kami berpendapat bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan sampai kamu membaca surah yang lain, baik kamu membaca kedua surah itu sekaligus atau kamu meninggalkan surah itu (al-Ikhlas) untuk digantikan dengan surah yang lain. 
 
Sahabat ini menjawab: Saya tidak akan meninggalkannya. Jika kalian senang kalau saya yang menjadi imam, akan saya lanjutkan. Namun jika kalian tidak menyenanginya, saya tidak akan menjadi imam shalat kalian lagi. 
 
Kenyataannya, mereka memandangnya sebagai orang yang paling afdal di antara mereka, dan mereka tidak senang kalau diimami oleh orang lain. Ahirnya, mereka menemui Rasulullah saw dan menceritakan hal ini. 
 
Rasulullah saw pun menanyakan sahabat itu : Hai Pulan, apa yang menyebabkan kamu enggan untuk melakukan saran sahabat-sahabat kamu, dan apa yang membawa kamu untuk selalu membaca surah ini (al-Ikhlas) di setiap raka’at ? 
 
Dia menjawab : Wahai Rasulullah, saya mencintainya. Rasulullah saw pun menjawab : Sesungguhnya mencintainya itu akan membawa kamu ke syurga.
 
Hadis sahih, diriwayat al-Tirmizi (Hadis no. 2826), Ahmad (hadis no. 11982 dan 12054) dan al-Darimi (hadis no. 3300). al-Tirmizi berkata: Hadis ini Hasan Gharib Sahih.
 Surah ini meringkaskan dalam empat ayat  tentang keilahian dan keesaan ALLAH SWT .

Surat Ikhlas dikenali sebagai Surah Pelindung.

Berkata Ibnu Abbas r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: 

Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat Arasy di atas 360,000 sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas.

Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surahAl-Ikhlas baik ianya lelaki mahupun perempuan.

Sabda Rasulullah SAW lagi: 

Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya 

Qul Huwallahu Ahadu itu tertulis di sayap malaikat Jibrail a.s, 

Allahhus Somad itu tertulis di sayap malaikat Mikail a.s, 
  
Lamyalid walam yuulad tertulis pada sayap malaikat Izrail a.s, 

Walamyakullahu kufuwanahadu tertulis pada sayap malaikat Israfil a.s.

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW pernah bersabda

 "Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas, seolah-olah ia membaca sepertiga Al-Quran"

Kemudian yang kedua, pastikan bahwa engkau dapat syafa'at dari rasulmu yakni dengan membaca salawat sebanyak tiga kali, yakni Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa ali sayyidinaa muhammad.

Yang ketiga, pastikan engkau dapat ridho dari muslimin dan muslimat yakni dengan membaca istighfar sebanyak tiga kali yakni astaghfirullahal adzhim, alladzi la ilaha ila huwal hayyul qoyum wa'atuubu ilaihi, wali jami'il muslimina wal muslimat wal mukminina wal mukminat, al ahya iminhum wal amwat. Sebanyak tiga kali.

Yang terakhir harus dapat melaksanakan haji atau umrah yakni dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir sebanyak tiga kali.

Yakni subhanallah, walhamdulillah, wala ila ha ilallahu, wallahu akbar. Kemudian ditutup dengan wala haula wala kuwwata ila billahil aliyyil adzhim.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved