Astaga! Ternyata Jokowi Nyaris Kacaukan Upacara Jika Tak Dibisiki Kalimat Ini, Begini Ceritanya
Namun demikian, rupanya ada cerita menarik di balik upacara bendera tersebut. Khusunya upacara penurunan bendera. Presiden Joko Widodo mengungkap
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
SRIPOKU.COM - Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-72 tahun di Istana Negara telah usai digelar.
Baik upacara penaikan bendera oleh tim putih pagi hari dan upacara penurunan bendera sore hari oleh tim merah.
Pesta hari kemerdekaan itu begitu meriah.
Mengenakan pakaian adat, hingga Mantan-mantan Presiden berkumpul di Istana Merdeka.
Namun demikian, rupanya ada cerita menarik di balik upacara bendera tersebut.
Khusunya upacara penurunan bendera.
Presiden Joko Widodo mengungkap rahasia jika ia sempat berbisik kepada Ruth Cheline Eglesya saat menerima baki yang membawa bendera.
Moment itu begitu cepat namun sangat menentukan jalannya upacara.
Presiden mengaku kebingungan saat mengambil bendera yang dibawa anggota paskibraka.
Cerita itu diutarakan Presiden Jokowi dalam acara Silaturrahmi dengan Teladan Nasional dan Para Pendukung Upacara Hari Kemerdekaan di Istana Negara, Jumat (18/8/2017).
Ia mengatakan, saat upacara pagi hari tidak menemui masalah karena sudah mengikuti geladi bersih bersama dengan anggota paskibraka pada 15 Agustus 2017.
Kebingungan mulai dirasakan ketika Upacara Penurunan Bendera Merah Putih.
Saat itu, anggota Paskibraka sudah selesai menurunkan bendera.
Baca:
Tangis Memilukan 8 Paskibra Meninggal, hingga Lomba 17an Satu Orang Bersimbah Darah
Viral 11 Foto Dea Rizkita, Putri Indonesia Perdamaian & Video Berbikininya Hebohkan Netter
Kemudian, bendera kembali diserahkan kepada Presiden untuk diletakkan di sebuah kotak khusus.
Ruth mulai menaiki satu per satu anak tangga sampai akhirnya tiba di hadapan Jokowi.
Jokowi kemudian sempat berbisik kepada Ruth tentang cara memindahkan bendera Merah Putih ke dalam kotak khusus.
Begini pengakuan jujur oleh Jokowi yang ia tulis di akun Facebooknya.
Sebenarnya kejadian ini tak seorang pun yang tahu di luar saya dan Ruth. Ya, hanya saya dan Ruth Cheline Eglesya Purba, pembawa baki Bendera Merah Putih saat upacara Penurunan Bendera 17 Agustus, Kamis sore lalu.
Ketika sang pembawa baki dengan bendera terlipat di atasnya melangkah berderap lewat undakan tangga dan mengangsurkannya ke hadapan saya, saya benar-benar lupa: yang harus diangkat bakinya atau hanya kain bendera di atasnya.
Baki kuningnya sudah saya pegang. Untunglah, Ruth begitu dekat dan saya berbisik. “Ruth, ini yang diambil bendera atau bakinya?”
Ruth balas berbisik,“Bapak, hanya benderanya saja.”
Ya, sudah. Untung bisikan saya tidak ada yang dengar
