Ibu Ini Paksa Bayinya Meminum Asi. Tak Disangka Hal Mengerikan Terjadi sampai Ia Tak Sempat Menyesal

Kejadian berikut ini adalah akibat seorang ibu begitu terpaku dengan apa yang diminta oleh dokter secara medis. Mungkin itu secara teori benar, tapi

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
feedbest
Bayi Landon 

Ia lalu diintubasi dan menerima beberapa putaran epinefrin.

Ia mengalami hipotermia dengan suhu 93,1 F.

Setelah 30 menit dilakukan CPR, tidak ada aktivitas jantung ditemukan pada USG.

16667166_10209897012716619_703132478_o

Dengan persetujuan orang tua, CPR dihentikan dan Landon tetap di ventilator sambil terus menerima saline IV. 20 menit kemudian, dengan cairan IV, ia kembali mendapatkan denyut nadi.

Landon dinyatakan koma dan dipindahkan ke NICU tingkat II untuk mendapatkan perawatan untuk bayi yang mengalami cedera otak.

Menurut dokter, Landon didiagnosis dengan dehidrasi hipernatremia dan serangan jantung dari shock hipovolemik.

Landon melalui scan MRI otak di rumah sakit, dan dikonfirmasi mengalami cedera otak konsisten dengan hypoxic-ischemic encephalopathy atau cedera otak akibat kekurangan oksigen karena tekanan darah rendah dari dehidrasi dan serangan jantung.

16699706_10209897006436462_2020190930_n

Dia juga didiagnosis dengan aktivitas kejang difus pada EEG, konsekuensinya cedera otak meluas dan parah.

Melihat prognosis buruk tersebut dan tak mungkin diselamatkan, Landon akhirnya dilepas dari alat pendukung kehidupan 15 hari kemudian.

“Apa maksudnya dehidrasi? Anakku terus menerus berada di payudaraku untuk disusui,” tanya Jill saat berada di ruang UGD.

Saat itu, dokter di NICU mengatakan sebuah saran yang dengan penuh penyesalan, tak pernah diberikan oleh dokternya dulu, “Tentu saja ASI adalah makanan terbaik untuk anak saat ia lahir. Tapi berikan susu di botol jika produksi ASI ibu tidak cukup, agar anak tidak kelaparan.”

Jillian menyesal tidak tahu pengetahuan ini sebelumnya.

Ia berandai-andai, jika saja ia memberikan satu botol susu saja, barangkali Landon masih hidup dan kini tumbuh jadi anak 5 tahun yang sehat.

Dengan pengalamannya tersebut, Jillian menghimbau para ibu untuk tidak ngotot dengan idealisme ASI di saat payudaranya tak cukup membuat bayinya kenyang.

Karena di saat-saat tertentu, memberikan susu tambahan bisa jadi jalan terbaik untuk menyelamatkan nyawa bayi.

Sejauh ini, literatur sains juga menunjukkan bahwa bayi yang kehilangan lebih dari 7% berat badan yang ia miliki saat lahir, mempunyai risiko tinggi mengalami penyakit kuning yang parah dan hipernatremia (kondisi natrium di dalam darah terlalu tinggi karena tubuh kekurangan cairan).

Jill menggendong Landon saat ia menghembuskan napas terakhirnya.

16652829_10209896344459913_1348860521_n

“Tahukah Anda bahwa tak seharusnya bayi terus menerus menangis? Tahukah Anda bahwa mestinya bayi buang air kecil sesering ia menyusui? Tahukah Anda bahwa menaruh bayi di payudara bukan berarti bahwa ASI akan keluar sebanyak yang diharapkan? Tahukah Anda berapa batasan berat badan yang harusnya bayi alami dan berapa banyak jumlah cairan yang harusnya keluar dari tubuh bayi?” tulis Jullian.

The Fed juga menyarankan para ibu dan tenaga medis agar mengedukasi diri dengan pengetahuan yang cukup soal kebutuhan bayi.

Jalan lainnya juga dengan berusaha mencari donor ASI dari ibu yang lebih mampu.

Apa yang menimpa Landon menjadi pelajaran hidup yang penting bagi Jilian, sehingga ia mulai membekali diri dengan segudang pengetahuan sebelum memutuskan untuk hamil lagi.

Ini videonya :

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved