Mengerikan, 4 Kali Alami Siksa Sakaratul Maut , Ternyata Selama Hidupnya Penuh Dengan Perbuatan Ini
Melihat tubuh pasien yang dipenuhi banyak tato dan bermuka yang tidak bersahabat, Ghofur merasa sedikit takut.
Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis
SRIPOKU.COM-- Apapun yang kita lakukan dalam menjalani hidup ini, itulah yang akan kita rasakan dalam menghadapi sakaratul maut.
Orang-orang yang beriman akan mengalami sakaratul maut yang mudah dan sedangkan orang-orang yang berbuat zolim akan mengalami sakaratul maut yang sukar dan sangat menyakitkan.
Proses terjadinya sakaratul maut setiap orang berbeda-beda tergantung dengan perbuatan semasa hidup.
Seperti kisah nyata yang terjadi di sebuah rumah sakit yang dikutip dari fadhilza.com.
Pengalaman yang didapat oleh Abdul Ghofur, seorang pembimbing rohani di sebuah rumah sakit yang biasa membimbing orang yang sedang sakaratul maut.
Baca: Menakjubkan! Penjual Bakso Pisahkan Uangnya Di 3 Tempat, Masyaallah! Ternyata Manfaatnya Untuk Ini
Saat itu rumah sakit kedatangan seorang pasien pria yang menderita leukimia.
Menurut keluarganya, pasien ini sebelumnya dirawat di rumah selama satu bulan.
Melihat kondisinya yang semakin parah, pihak keluarga akhirnya bersepakat untuk membawanya ke rumah sakit.
Ketika tiba di rumah sakit, pria ini langsung dibawa ke ruang ICU dan dipasang pipa oksigen dan infus.
Di ruangan ICU, pria ini pun mendapat bimbingan rohani sesuai agamanya, dan Ghofur yang ditugaskan sebagai pembimbing pria bertubuh lebar ini.
Melihat tubuh pasien yang dipenuhi ban

yak tato dan bermuka yang tidak bersahabat, Ghofur merasa sedikit takut.
Ia pun mulai memperkenalkan diri dan mulai memberikan bimbingan rohani.
"Sebagai sesama muslim, saya hanya mengingatkan, perbanyaklah berdoa karena penyakit itu datangnya dari Allah dan Allah pula lah yang akan menghilangkannya."
"Dan jangan lupa istighfar, mudah-mudahan Allah sembuhkan penyakit kita dan mengampuni dosa-dosa kita." kata Ghofur.
"Emangnya kamu itu siapa, berani menasehati saya, saudara bukan kenal pun tidak" kata pasien itu dengan nada yang sedikit tinggi.
"Saya disini ditugaskan sebagai pembimbing rohani pasien yang beragama Islam." kata Ghofur.
"Kamu jangan berkhotbah disini, berkhotbalah di masjid, jangan dibawa keseini" Kata Pasien tersebut dengan nada marah seperti merasa terganggu dengan kehadiran Ghofur.
"Baiklah, jika kehadiran saya disini membuatmu terganggu, saya pamit dan minta maaf. Semoga anda cepat sembuh" Ucap Ghofur sambir pergi meninggalkan pasien tersebut.
Seminggu setelah dirawat, keadaan pasien semakin kritis dan mengalami sakaratul maut.

Pihak keluarga dibantu dengan perawat berusaha membantu pasien tersebut dengan memberikan beberapa pertolongan.
Tak berapa lama Ghofur datang dan langsung mengajarkan kalimat talkin ke telinga pasien.
"Laa ilaaha illallah, laa ilaaha illallah..."
Pasien tersebut terus mengerang kesakitan, mulutnya terbuka lebar dan matanya terbelalak.
"Ngucap...ngucap nak, ngucap...." ujar ibunya dengan perasaan was-was sambil berurai air mata.
"hhhhhhrrrrrrggggghhhhh....." suara erangan yang keluar dari mulut pasien.
Pasien ini pun dinyatakan meninggal setelah mengalami sakaratul mau yang begitu lama.
Ghofur mengusap wajah dan menutup mata pasien yang masih terbuka.
Semua peralatan yang menempel di tubuh pasien pun dilepas, dan jasadnya ditutupi kain putih.

10 menit kemudian, tiba-tiba kain putih yang ditutup bergerak-gerak.
Ternyata pasien tersebut masih hidup dan masih mengalami kesakitan sakaratul maut.
Ghofur yang berada didekat pasien tersebut kaget dan bingung pasien yang diyakini sudah meninggal bisa hidup lagi.
Selang infus dan oksigen pun kembali dipasang ke mulut pasien itu, dan Ghofur terus membisikkan kalimat talkin ke telinga pasien.
Laa illaha illallah...Laa illaha illallah..." ucap Ghofur ke telinga pasien tiada putus.
"hhhhhhrrrrrrggggghhhhh....."
Pasien tersebut kembali dinyatakan meninggal untuk yang kedua kalinya setelah dipastikan terlebih dahulu keadaannya.
Sepuluh menit kemudian ia kembali bergerak-gerak untuk yang ketiga kalinya, padahal Ghofur dan perawat sudah memastikan kalau ia sudah benar-benar meninggal.
Ghofur terus membimbingnya dengan membacakan kalimat talkin.
Sambil bergerak-gerak suara yang dikeluarkan pasien tersebut semakin keras ditambah lagi dengan mata yang terbelalak mengarah ke atas.
Sementara keluarganya terus panik dan menahan tangis, Ghofur tetap memberikan bimbingan talkin.
2 jam kemudian barulah pasien tersebut menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Perawat kembali memeriksa jasad pasien karena khawatir akan terjadi lagi hal-hal yang barusan terjadi.
Ternyata memang benar, pasien tersebut kembali hidup lagi untuk yang ke empat kalinya.
Tubuhnya terus meronta-ronta disertai erangan suaranya dan matanya yang terbelalak menatap dengan tajam ke atas.
Ghofur pun kembali melanjutkan tugasnya membimbing pasien tersebut hinga 2 jam.
Setelah lebih dari 2 jam, pasien tersebut kembali dinyatakan meninggal dunia, badannya sudah berhenti bergerak.
Setelah dibiarkan selama beberapa menit, jasad pasien tersebut tetap diam dan dinyatakan meninggal dunia, segala peralatan yang menempel di tubuh pasien dilepas.
Karena penasaran, sebelum pasien dibawa keluarganya pulang ke rumah, mereka menjelaskan kepada Ghofur perihal penderitaan yang dialami pasien.
Ternyata selama hidupnya, pasien tersebut suka meminta uang dengan orang-orang di pasar secara paksa, jika tidak diberi maka akan dipukul.
Tidak itu saja, pasien tersebut juga suka berjudi dan mabuk-mabukan setiap malam.
Mungkin itulah yang menyebabkannya mengalami sakaratul maut yang begitu lama dan menyakitkan hingga sampai empat kali.