Update SFC
Wow, Prestasi 8 Calon Pelatih Sriwijaya FC Ini Top, Tapi Nomor 7 dan 3 Favorit Meski Minim Prestasi
Karena ada sumber internal yang nyeletuk menyebut namanya. Yuk kita lihat biodata dan rekor mereka. Memang nama-nama pelatih ini terbilang oke,
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM -- Sesaat setelah Presiden Sriwijaya FC, H. Dodi Reza Alex, mengumumkan pemecatan pelatih Oswaldo Lessa lewat akun Instragram, Sabtu (17/6/2017) pagi, beberapa nama kandidat pelatih langsung mencuat.
Dihimpun dari warganet dan fans SFC, ada beberapa nama yang disebut sebagai suksesor Lessa, yakni Rahmad Darmawan, Kas Hartadi, Salahudin, serta ada pula mantan pelatih Timnas, Alfred Riedl, serta Keith Kayamba Gumbs.
Namun nama RD, Kayamba, dan Salahudin mantan pelatih Persiba paling diminati, selain Gumbs.
Memang nama-nama pelatih ini terbilang oke, namun ada sosok yang sama sekali tidak diperhitungkan namun beredar di kalangan manajemen, dia yang paling favorit dan satu lagi sebagai alternatif.
Ada sumber internal yang nyeletuk menyebut namanya.
Yuk kita lihat biodata dan rekor mereka!
Seperti diketahui, dalam akun IG-nya, Dodi menyebutkan keputusannya untuk tidak melanjutkan kerjasama dengan Oswaldo Lessa sebagai pelatih kepala.
"Menyikapi perkembangan tim SFC usai laga melawan Persija Jakarta semalam, selaku Presiden SFC saya langsung menginstruksikan manajer serta jajaran tim lainnya untuk melakukan rapat kilat sebagai langkah penyelamatan," tulis Dodi melalui akun @dodirezaalexnoerdin.
Bupati Muba ini mengatakan manajemen SFC akhirnya memutuskan tidak melanjutkan kerjasama dengan Lessa sebagai pelatih kepala SFC.
"Seluruh jajaran manajemen SFC mengucapkan terima kasih atas kontribusinya selama ini dan mendoakan yang terbaik ke depannya," ujarnya.

Sikap tegas yang dilakukan Manajemen SFC tidak hanya ditujukan kepada Lessa.
Manajemen juga memutus kontrak dua pelatih asal Brasil, Newton Martin dan Claudio Jesus.
Artinya, saat ini SFC menyisakan tiga pelatih lokal yang akan menyiapkan tim sebelum kembali berlaga usai lebaran.
Yakni Hendro Kartiko, Hartono Ruslan dan Hery Susilo.
Hartono memang telah lama menjadi bagian dari tim kuning.
Ia ikut merasakan SFC meraih juara saat bersama Kashartadi.
Tahun kemarin, ia sempat dilepas saat masa Widodo meskipun akhirnya ditarik kembali.
Sementara Manajer SFC, Nasrun Umar, menyatakan Alberto Goncalves, dkk akan diarsiteki Hartono Ruslan sebagai asisten pelatih yang bertugas menyiapkan tim kedepan.
"Untuk sementara waktu, Hartono Ruslan yang selama ini menjabat sebagai asisten pelatih ditunjuk oleh manajemen SFC sebagai caretaker tim dan akan langsung bertugas mempersiapkan tim kedepannya," katanya.
Ini Data-Data dan Prestasi Mereka. Yuk kita lihat siapakah yang paling layak :
1. Fandi Ahmad
Dia pernah melatih di Indonesia dan Pelita Jaya adalah klub terakhirnya.
Istimewa
Nama lengkap : Fandi bin Ahmad
Tanggal lahir : 29 Mei 1962
Tempat lahir : Singapura
Posisi bermain : Gelandang/Penyerang
Klub :
1978–1982 Niac Mitra
1982–1983 Groningen
1983–1985 Kuala Lumpur
1986–1990 Crete
1990 Pahang
1991–1992 Singapore
1993–1995 Geylang United
1996 Singapore Armed Forces
Timnas :
1997–1998 Singapura
Pelatih:
Pelita Jaya 2007
Prestasi : ?
Pengalaman : Cukup teruji dan komunikasi juga tidak masalah karena diketahui pandai berbahasa Indonesia dengan baik meski dia warga negara Singapura.
2. Alfred Riedl
Siapa yang tidak kenal dengan Riedl, dia mapan di level Timnas, tetapi bagaimana di level klub?
Mari kita lihat prestasinya dan rekam jejaknya :
Nama lengkap : Alfred Riedl
Tanggal lahir : 2 November 1949 (umur 67)
Tempat lahir : Wina, Austria
Tinggi : 184 m (603 ft 8 in)
Karir Pemain :
1967–1972 Austria Wien
1972–1974 Sint-Truiden
1974–1976 FC Antwerp
1976–1980 Standard Liege
1980 FC Metz 19
1981–1982 Grazer AK
1982–1984 Wiener Sportclub
1984–1985 VfB Mödling
Timnas :
1975–1978 Austria
Kepelatihan :
1990–1991 Austria
1993–1994 Olympique Khouribga
1994–1995 Al-Zamalek
1997–1998 Liechtenstein
1998–2001 Vietnam
2001–2003 Al Salmiya
2003–2004 Vietnam
2004–2005 Palestina
2005–2007 Vietnam
2008–2009 Xi Măng Hoi Phòng FC
2009–2010 Laos
2010–2011 Indonesia
2011–2012 Laos (Direktur teknik)
2012–2013 Visé (Pelatih remaja)
2013–2014 Indonesia
2015– PSM
Prestasi Pelatih :
Runner Up Piala AFF 2010 (Timnas Indonesia)
Level Klub : Belum teruji karena sepanjang karirnya lebih hebat jika dia menangani Timnas seperti ketika melatih di Indonesia.
3. Kiatisuk Senamuang
Ini pelatih dengan karakteristik yang oke, track recordnya jelas dan berjenjang, tetapi dia juga belum teruji di level klub.
Tetapi pengalamannya sebagai pemain bisa menjadi pertimbangan.
Tanggal lahir : 11 Agustus 1973 (umur 43)
Tempat lahir : Udon Thani, Thailand
Tinggi : 171 cm
Posisi bermain : Penyerang
Pemain :
1991–1995 Krung Thai Bank
1995–1996 Raj Pracha
1997–1998 Royal Thai Police
1998–1999 Perlis
1999–2000 Huddersfield Town
2000–2001 Raj Pracha
2001–2002 Singapore Armed Forces
2002–2006 Hoàng Anh Gia Lai
Pelatih :
2006 Hoàng Anh Gia Lai
2008 Chula United
2008–2009 Chonburi
2010 Hoàng Anh Gia Lai
2011–2012 Chula United
2012 Bangkok
2013–2016 Thailand U-23
2013 Thailand (darurat)
2014–2017 Thailand
SEA Games :
Emas Sea Games 1993
Emas Sea Games 1995
Emas Sea Games 1997
Emas Sea Games 1999
Emas Sea Games 2013
Prestasi
Piala AFF:
Juara Tiger Cup 1996
Juara Tiger Cup 2000
Juara Tiger Cup 2002
Runner-up ASEAN Football Champion 2007
Juara ASEAN Football Champion 2014
Juara ASEAN Football Champion 2014
Juara Piala AFF 2016
Level Klub : Belum teruji karena lebih banyak di Timnas, tetapi bisa jadi bahan pertimbangan karena dia melatih Timnas dalam jangka waktu lama dan sudah teruji dengan baik, apalagi SFC memiliki banyak pemain muda.
4. Raja Isa
Sangat pengalaman meski sulit untuk berprestasi mengingat rekamnya selama ini hanya di level papan tengah, tetapi SFC butuh sosok seperti dia yang sangat pengalaman mengurus pemain Indonesia.
Nama lengkap : Raja Isa bin Raja Akram Shah
Tanggal lahir : 1 February 1966 (age 51)
Tempat lahir : Ampang, Selangor, Malaysia
Karir Pelatih :
2007–2008 Persipura Jayapura
2008–2009 PSM Makassar
2009–2010 Persiram Raja Ampat
2011–2012 PSMS Medan
2013–2014 Persijap Jepara
2015 UiTM F.C.
2017 Persekam Metro FC Malang
Prestasi : ?
Pengalaman : Sangat tahu karakter pemain di Indonesia karena sebagian besar karirnya dijalani di Indonesia sebagai pelatih
5. Kas Hartadi
Dia pelatih juara, sentuhan tangannya menjadi bagian dari sejarah karena membawa SFC juara ISL edisi 2011/2012 dan juga perang bintang.
Loyalitas dan kecintaannya kepada SFC jangan ditanyakan, meski kini dia tidak menganggur alias masih terikat kontrak dengan Kalteng.
Tanggal Lahir : 6 December 1970 (46)
Karir :
2008–2011 Sriwijaya U-21
2009–2011 Sriwijaya (assistant coach)
2011–2013 Sriwijaya
2013–2014 Persikabo Bogor
2016 Persik Kediri
2017– Kalteng Putra FC
Prestasi bersama Sriwijaya FC :
Juara ISL 2011/2012
Juara IIC 2013
Juara Perang Bintang 2012
Level klub dia sudah teruji terutama bersama SFC
6. Rahmad Darmawan
Siapa yang tidak kenal dengan RD, dialah perintis kejayaan di masa 2007-2010. Prestasi dan koleksi gelarnya belum ada yang membandingi.

Nama lengkap : Rahmad Darmawan
Tanggal lahir : 28 November 1966 (umur 50)
Tempat lahir : Metro Lampung, Indonesia
Posisi bermain : Gelandang
Karir :
1998–2000 Persikota (assistant)
2001–2004 Persikota
2002 Indonesia (assistant)
2005 Persipura
2006 Persija
2007–2010 Sriwijaya
2010–2011 Persija
2011 Indonesia (assistant)
2011 Indonesia U-23
2012 Pelita Jaya
2012 Arema
2013 Indonesia (interim)
2013 Indonesia U-23
2013-2014 Persebaya Cronous
2014- Persija
2017 Trangganu
Prestasi:
Persipura Jayapura
Liga Indonesia: 2005
Sriwijaya FC
Liga Indonesia: 2007–08
Copa Indonesia: 2007–08, 2008–09, 2009–10
Prestasi kepelatihan timnas:
Indonesia U-23: Medali perak SEA Games 2011
Indonesia U-23: Medali perak SEA Games 2013
Info terakhir dia melatih di Trengganu, tetapi belakangan klub itu mengalami krisis dan dia memilih pulang ke Indonesia.
7. Kayamba
Belum teruji di level kepelatihan, tetapi sangat pengalaman dan dia merupakan leganda SFC, nama besar dan sikap loyalnya bisa jadi andalan.

Nama lengkap : Keith Jerome Gumbs
Tanggal lahir : 11 September 1972 (umur 44)
Tempat lahir: Bendera Saint Kitts dan Nevis Saint Kitts, Saint Kitts dan Nevis
Tinggi : 178 cm
Posisi bermain: Penyerang
Pemain :
1989–1998 Twente
1996 Oldham Athletic
1996 Panionios
1999 Hull City
2000 Sturm Graz
2000 Palmeiras
2001 San Juan Jabloteh
2001 Happy Valley
2001–2003 Sabah FA
2003–2004 Kitchee
2004–2007 Sriwijaya FC
2007–2012 Arema Indonesia
2012-2013 PS Barito Putera
2013- Newtown United
Pelatih :
2016 Asisten Pelatih SFC
Prestasi :
Sebagai pelatih belum teruji, tetapi kepemimpinan ketika membawa SFC juara Liga dan Hatrik Copa Dji Sam Soe menjadi pertimbangan
8. Salahudin
Putra asli Sumsel, dia memiliki lisensi A nasional dan dianggap sudah teruji di level klub, dia berpengalaman meski memang belum menujukkan prestasi.
Namanya juga disebut-sebut pihak manajemen sebagai kandidat kuat, apalagi dia masih muda dan asli Sumsel.
Hal ini menjadi keunggulannya di bandingkan pemain lainnya.
Nama lengkap : Salahudin
Tanggal lahir : 30 Januari 1970 (umur 47)
Tempat lahir : Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Pemain :
1988–1995:Barito Putera
1996–1998 :Persikota Tangerang
2001-2002 :Mitra Kalteng
2002-2003 :PSS Sleman
2003-2004 :Persegi Gianyar
1990–1991:Timnas U23 SEA Games Manila 1991
Pelatih :
2006-2007:Persepar Palangkaraya
2007-Sekarang :PS Barito Putera
Prestasi : Belum teruji, namun cukup membuat Barito Putera bisa bersaing. Dia merupakan pelatih asli Sumsel yang menjadi pertimbangan
Next, teman-teman pembaca, kita tunggu saja.
Bisa jadi salah satunya masuk dan direkrut, tetapi bisa jadi semuanya salah, karena ini baru sebatas isu.
Ada baiknya kita lihat bagaimana kita lihat rekam jejak dari Lessa yang sudah mundur dengan legowo.
Lessa Legowo
Oswaldo Lessa dalam pernyataannya beberapa lalu sebelum melawan Mitra Kukar (13/6/2017) mengaku legowo jika dipecat manajemen.
Baginya, semua bagian dari resiko pekerjaan.
Seorang pelatih memang dituntut untuk selalu menang, terlepas dari materi pemain yang dimiliki, jika kalah maka ada konsekuensinya.
"Kita tidak memikirkan kalah, tetapi selalu melihat ke depan, dan bagaimana meramu tim dengan materi yang kita miliki sebaik mungkin, namun itulah sepakbola, kadang kalah kadang menang, kadang ada keberuntungan, jika kalah maka itu resiko sebagai pelatih," ujar Lessa.
Menurut dia, pemecatan atau mundur karena target tidak tercapai merupakan bagian dari prefesionalisme.
"Saya rasa pelatih di belahan dunia manapun mengalaminya.
Sejak awal saya datang ke SFC, manajemen menuntut saya untuk menang dan menang, jika kemudian kalah pasti itu bagian dari konsekuensinya.
Bagi saya tidak masalah, yang penting tim dan pemain tidak boleh terganggu dengan keputusan ini," ujarnya kepada wartawan.
Penunjukkan Lessa sebagai arsitek SFC bukan tanpa alasan.
Pelatih berusia 50 tahun itu ditunjuk lantaran memiliki pemahaman yang baik soal kultur sepakbola Indonesia.
Selain itu, ia juga memiliki rekam jejak yang baik sebagai pelatih, dengan membawa Persipura menembus babak semi-final Piala AFC 2015.
Untuk diketahui, dia menjadi Asisten Jacksen F Tiago sebagai pelatih fisik pada musim 2015, ketika Jacksen mundur, dia naik sebagai pelatih kepala pada musim 2015.
Selepas melatih Persipura, dia sempat hijrah ke Madura United pada musim 2016, untuk menangani fisik Laskar Sapeh Kerrab itu.
Prestasi Lessa sebenarnya tidak buruk bersama Persipura.
Lessa, ketika naik pangkat sebagai pelatih kepala untuk menggantikan peran sentral Jackson F Tiago, ia mampu menjawab kepercayaan itu dengan pencapaian yang cukup baik.
Membawa Persipura lolos hingga semifinal Piala AFC tentu sebuah prestasi yang tak banyak para pelatih di Liga Indonesia bisa mencapainya.
"Di Persipura sebenarnya saya dapat dua fungsi, pertama saya mendapat tugas sebagai pelatih fisik, kemudian saya naik menjadi pelatih kepala.
Saya mulai karier sebagai pelatih di Piala AFC.
Karena ada sanksi FIFA saya mundur, saya kembali lagi ada sedikit masalah dengan Persipura akhirnya saya keluar," ucap Lessa.
Namun bersama SFC dia tidak mendapatkan hasil menggembirakan.
Lessa masuk saat tim sudah terbentuk, dengan materi saat ini, memang banyak yang meragukan SFC bisa bersaing.
Selain itu, banyak pula meragukan kemampuan Lessa.
Namun keraguan kalah itu pernah dijawab Lessa.
Dia mengatakan beralih dari pelatih fisik ke pelatih kepala itu hal biasa di Brasil.
Pelatih terlebih dulu harus kuliah selama 4 tahun, sebelum mengambil Lisensi A.
Hal serupa juga dijelaskan Steffano Cugurra Teco.
"Saya dan Lessa memang memulai karir kepelatihan sebagai pelatih fisik.
Sebelum masuk ke dunia profesional, kami juga memulai dengan melatih sekolah sepakbola (SSb)," ujarnya.
Namun karir di SFC tidak berjalan baik, dengan rekor 4 kali menang, 2 kali imbang, 5 kali kalah.
Terakhir dia kalah lawan Persija dan membuatnya didepak dari kursi kepelatihan.
Biodata
Nama : Oswaldo Lessa
Usia : 50
Lahir: Rio de Janeiro Brasil
Karir :
2014-2015 Pelatih Fisik Persipura
2015-2016 Pelatih Kepala Persipura
2016-2017 Pelatih Fisik Madura United
2017- Sriwijaya FC