Wahai Istri, Jika Ingin Anak Soleh Jangan Sepelekan Hal Ini, Semua Ada Didirimu
Anak soleh dan soleha, tentu sangat diidam-idamkan oleh orang tua. Siang malam, kedua orang tua berdoa dan mengharapkan jika kelak memliki keturunan,
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Dan di bawah naungannya lah para penerus tadi mendapat pendidikan yang pertama.
Muhammad Quthb berkata, “Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik selama ia pernah mendapatkan pengasuhan ibu yang baik. Sebaliknya, ibu yang rusak akhlaknya hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya.”
Abul Aswad Ad-Duaili berkata kepada anak-anaknya,
“Sungguh aku telah berbuat baik kepada kalian sejak kalian masih kecil hingga kalian dewasa bahkan semenjak kalian belum dilahirkan.”
Anak-anaknya bertanya, “Bagaimana cara ayah berbuat baik kepada kami sebelum kami terlahir?”
Beliau menjawab, “Aku telah pilihkan untuk kalian ibu yang mana kalian tidak akan pernah kecewa kepadanya.”
Demikian juga dengan janin.
Di samping ia memerlukan seorang ibu shalihah, memiliki agama yang kokoh sehingga mampu menjaga dan memeliharanya ketika masih berada di dalam kandungan serta dapat mewarisi sifat-sifatnya yang mulia.
Janin juga memerlukan sosok seorang ayah yang shalih yang menjaga dirinya dan ibunya.
Di sinilah letak tanggung jawab keluarga atau seorang wali agar tidak menikahkan anak gadisnya dengan sembarang orang.
Tetapi hendaknya mereka benar-benar memperhatikan akidah dan akhlak pemuda yang datang meminang anaknya.
Tiada fitnah dan kerusakan yang paling besar terhadap agama dan akhlak seseorang selain tindakan keluarga yang membiarkan menyerahkan anak gadisnya yang shalihah jatuh ketangan seorang pria yang menyimpang dari syariat Islam, tidak memiliki kehormatan dan perasaan cemburu kepada si istri.
Ia memaksa istrinya untuk mengumbar aurat, bercambur baur dengan laki-laki dan menyeretnya keluar dari jalur agama dan akhlak.
Ditambah lagi dengan pengaruh buruknya yang ia tularkan kepada anak-anak.
Manakala pemilihan suami maupun istri dijalankan di atas asas kemuliaan dan keshalihan, tidak diragukan lagi bahwa anak-anak yang dilahirkan akan tumbuh di atas kebaikan, kehormatan, kesucian, dan konsekuen dalam memegang ajaran agama.
Apabila dalam diri seorang anak berkumpul faktor genetika yang shalih, serta faktor pendidikan yang baik maka dengan izin Allah akan menghasilkan seorang anak yang memiliki agama dan akhlak terbaik.