Astaghfirullah! Hanya Karena Bosan, Lihat Hal Kejam yang Dilakukan Remaja ini pada Hewan

Disaat sedang bosan, seseorang terkadang senang melakukan sesuatu untuk sekedar mengusir kebosanan.

Twitter
Jonasia dilaporkan tak merasa bersalah sudah membunuh kura-kuranya sendiri. 

SRIPOKU.COM, AMERIKA SERIKAT -- Disaat sedang bosan, seseorang terkadang senang melakukan sesuatu untuk sekedar mengusir kebosanan.

Ada yang menghabiskan waktu bermain game, membaca atau sekedar mendengarkan musik dikala bosan.

Tapi apa yang sudah dilakukan remaja satu ini bisa dibilang sudah kelewatan.

Betapa tidak, netizen bahkan sampai membullynya beramai-ramai karena ia nekat memasukkan kura-kura miliknya ke dalam microwave.

Remaja bernama Jonasia Simpson awalnya mengunggah foto kura-kuranya sebelum ia memasukkannya ke dalam microwave.

Beberapa netizen awalnya mengira jika remaja ini hanya bercanda saja.

Namun ternyata ia justru benar-benar melakukannya.
Kura-kura tersebut dimasukkan ke dalam Microwave yang dinyalakan.

Jelas hal ini membuat kura-kura tersebut mati dengan cara yang mengenaskan.

Remaja ini bahkan tanpa merasa bersalah mengunggah foto saat kura-kuranya sudah dikeluarkan dari dalam microwave dalam kondisi sudah mati.

Akibat aksinya ini, Jonasia langsung dibully beramai-ramai oleh para netizen.

Netizen beramai-ramai menkritik aksi Jonasia yang diketahui berasal dari Boston, Amerika Serikat.

Ibu Jonasia juga tak lepas dari sasaran kritik netizen, namun snag ibu justru menertawakan hal ini, hingga netizen pun terus melayangkan kritikan tajam ke akun Twitter Jonasia.

Petisi online pun bahkan dibuat netizen agar pihak dari Departemen Kepolisian Boston mendakwa Jonasia dengan tuduhan kekerasan terhadap hewan.

Petisi tersebut berisi kalimat :

"Jonasia Simpson memasukkan kura-kuranya sendiri ke dalam microwave, dia sudah tega membuat hewan malang ini mati dengan alasan bosan.

Ibunya, Shanitha Blocker, memang sudah diberitahu atas ulah putrinya tersebut, dan bukannya bertindak untuk mendisiplinkan putrinya, dia justru tertawa dan justru mendukung aksi putrinya tersebut.

Bukan hanya membunuh hewan peliharaan mereka sendiri, ibunya justru mendukung aksi ini.

Mereka bahkan tak menunjukkan rasa penyesalan mereka karena sudah membahayakan kehidupan hewan.

Tuntutan penyiksaan hewan harus dijatuhkan pada mereka berdua dan mereka harus dipenjara atau setidaknya di denda semaksimal mungkin agar mereka tak lagi menyakiti hewan tak berdosa".

---

Baca: Lama Tak Terdengar Kabarnya, Kehidupan Jebolan AFI ini Sekarang Sungguh Mengejutkan

Baca: Nah Kena Karma kan! Niatnya Mau Ngerampok, Eh Dua Malang ini Malah Disodomi oleh Korbannya

Baca: Punya Dada Besar, Wanita ini Justru Tulis Postingan yang Sangat Mengejutkan

Baca: Subhannallah, Lihat Cara Anak Ini Selamatkan Ibunya dari Kepungan Api Sungguh Mengagumkan

Baca: Foto Jupe Memerankan Nyi Roro Kidul Bikin Merinding, Ternyata Ini Kisah Mengejutkan Dibaliknya

---

VIDEO: Dokter Gunakan Hewan Ini untuk Mengobati Luka Bakar, Hasilnya Menakjubkan

kulit ikan nila
kulit ikan nila (Net)

SRIPOKU.COM --- Dokter-dokter di Brasil tengah serius menguji penggunaan kulit ikan nila sebagai pembalut untuk mengobati luka bakar tingkat kedua dan ketiga.

Menurut mereka, sebenarnya negara maju sudah menggunakan kulit-kulit hewan, seperti tikus dan babi dalam perawatan kasus luka bakar, tapi Brasil tidak memiliki kulit hewan-hewan itu dalam jumlah besar.

Sebagai pilihan alternatif, malah ikan nila yang begitu banyak diternakkan di Brasil bisa digunakan, dimana sebelumnya kulitnya dianggap sebagai sampah .

.

Ahli bedah plastik dan ahli pengobatan kebakaran, Dr Edmar Maciel yang memimpin tes klinis untuk penggunaan kulit ikan nila ini mengatakan, Brasil sekarang hanya mempunyai tiga bank kulit yang dapat menampung satu persen dari permintaan negara itu.

Karena itu, kebanyakan pasien kebakaran akan hanya diobati dengan pembalut kasa dan krim sulfadiazine perak.

Tentu saja, konsekuensinya adalah pebalut harus diganti setiap hari, dan membuat pasien terpaksa menahan rasa sakit.

.

Namun tidak seperti pembalut kasa, kulit ikan nila yang disterilkan tidak perlu diganti setiap hari

"Kami terkejut menemukan jumlah protein kolagen terutama jenis 1 dan 3 yang penting untuk pembentukan jaringan parut, tersedia dalam jumlah banyak dalam kulit ikan nila dan lebih banyak dibandingkan kulit manusia atau kulit lain," katanya seperti dilansir dailymail dan nypost.

"Faktor lain yang ditemukan adalah tingkat ketegangan kulit ikan nila lebih tinggi dibandingkan kulit manusia selain jumlah kelembaban," kata Maciel.

Bagi pasien yang mengalami luka bakar superfisial tingkat kedua, dokter hanya perlu meletakkan kulit ikan nila dan meninggalkannya.

Setelah itu kulit baru pun terbentuk.

Sementara untuk luka bakar tingkat ketiga juga, pembalut ikan nila harus diganti beberapa kali tapi tidak sesering penggunaan pembalut kasa dan krim.

"Perawatan kulit ikan nila juga mengurangi waktu pemulihan dan penggunaan obat penahan sakit," ucap Maciel

Kulit ikan nila ini dikaji dan disediakan oleh kelompok peneliti di Federal University of Ceara.

Teknisi laboratorium menggunakan berbagai agen pensteril sebelum mengirimkannya ke Sao Paolo, untuk proses radiasi untuk membunuh virus yang kemudian dikemas dan dibekukan.

Setelah dibersihkan dan dirawat, ia dapat bertahan selama dua tahun.

Antonio dos Santos seorang nelayan, setuju melakukan tes klinik perawatan ikan nila, setelah tangan kanannya terbakar akibat ledakan tong gas di kapalnya.

"Setelah mereka menempatkan kulit ikan nila, rasa sakit berkurang. Memang menarik perawatan seperti ini dapat dilakukan," katanya. 

Maria Ines ()

Dikutip dari situs doktersehat, Maria Ines Candido da Silva, pelayan dari restoran Casa Velha di Russas, Brasil, juga mengalami nasib naas, hingga mengalami luka bakar parah.

Berawal saat Ia bekerja, sebuah tabung gas meledak di dekatnya, sehingga meninggalkan luka bakar di lengan, leher, dan sebagian wajahnya.

Alih-alih mendapatkan terapi pengobatan luka bakar pada umumnya.

Ia justru ditawari metode pengobatan luka bakar terbaru yang sangat tidak terduga, yakni menggunakan kulit ikan nila.

Kulit ikan nila yang dibalut di tubuh Maria Ines, mulai dari leher, wajah dan lengan kiri. Diterapkan selama 11 hari sebelum dilepas. ()

Meskipun terlihat aneh, Ia menyanggupi tawaran tim dokter untuk menggunakan metode ini.

Maria Ines menyebutkan jika meskipun terlihat aneh, tim dokter meyakinkannya jika terapi ini akan tidak semenyakitkan terapi penyembuhan luka pada umumnya dan cukup mudah untuk dilakukan.

Ia pun mengaku jika saat kulitnya ditempeli kulit ikan, rasanya sangat unik dan terasa sangat dingin.

Namun, lama-kelamaan rasa sakit pada lukanya semakin mereda dan terasa sangat nyaman.

Yang cukup mengejutkan baginya adalah, terapi ini sama sekali tidak menimbulkan bau sama sekali.

Selama 11 hari, kulit ikan Tilapia ini ditempelkan pada lengan kiri, leher, dan muka Maria Ines.

Namun, karena luka yang cukup dalam pada tangan kirinya, kulit ikan tetap ditempelkan disana selama 20 hari untuk membantu penyembuhan lukanya.

Maria Ines sendiri hanya melakukan rawat jalan dan mengecek perbannya setiap dua kali sehari.

Saat kulit ikan dilepas, dokter menggunakan petroleum jelly untuk mengangkatnya dari kulit yang sudah sembuh dan hasil penyembuhannya pun sangat baik.

Berikut videonya:

Berikan dukungan Anda kepada Kami dengan LIKE/SUKAI Fanspage Sriwijaya Post:                                              

Dan mohon FOLLOW Twitter Kami juga:

Friends Added
instagram2
Dapatkan Berita-berita Terkini (Up To Date) dan Menarik Lainnya dengan Langsung Klik sripoku.com

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved