Ini Penyebab Kekalahan Pasangan Ahok-Jarot, Berdasarkan Riset LSI Denny JA
Berikut lima penyebab kekalahan pasangan petahana (incumbent) ini berdasarkan hasil riset LSI Denny JA yang dirangkum Tribun-Timur.com
SRIPOKU.COM - Hasil quick count seluruh lembaga survei yang mengadakan perhitungan cepat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Rabu (19/4/2017) memenangkan pasangan Anis Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahudddin Uno nomor urut 3.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) menunjukkan pasangan Basuki dan Djarot hanya meraih 44,14 persen suara, sedangkan pasangan Anies dan Sandiaga meraih 55,86 persen suara.
Kendati dinyatakan kalah, namun pemenang sah adalah yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta berdasarkan hasil real count.
Kekalahan pasangan petahana telah diprediksi sejumlah lembaga survei dan konsultan politik, sebelumnya.
Saat pemungatan suara putaran pertama, pasangan Ahok, sapaan Basuki dan Djarot malah menang.
Lalu, apa sebenarnya penyebab petahana kalah pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022?
Peneliti dari lembaga survei sekaligus konsultan politik LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dan Ardian Sopa pernah membeberkan sebelumnya.
Berikut lima penyebab kekalahan pasangan Ahok-Jarot berdasarkan hasil riset LSI Denny JA yang dirangkum Tribun-Timur.com:

1. Kesamaan Profil Pemilih
Pendukung, termasuk partai politik pengusung pasangan nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang kalah pada putaran pertama lebih banyak mengalihkan dukungan kepada pasangan Anies dan Sandiaga.
Hal ini didasari kesamaan profil pemilih.
2. Kebijakan Tak Pro Rakyat
Akibat kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang dinilai tak pro kepada rakyat.
Kebijakan tersebut, antara lain berupa penertiban kawasan pemukiman dan reklamasi di pantai Jakarta Utara.
3. Sentimen Anti-Ahok
Faktor sentimen anti-Ahok karena kapitalisasi isu agama dan primordial.
Ahok dianggap tak pas untuk memimpin pemerintahan DKI Jakarta karena bukan pemeluk agama yang mayoritas dipeluk warga DKI Jakarta.
Berdasarkan asil riset LSI Denny JA, sekitar 40 persen pemilih yang beragama Islam di DKI Jakarta tidak bersedia dipimpin oleh Ahok yang non-Muslim.