Umpan Helmi Disegani Rival Pemancing di Kolam

Sayangnya, Helmi dengan mengumbar senyum lebar, enggan menyebutkan apa rahasia sehingga dirinya bisa dengan mudah kerap memenangkan perlombaan mancing

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Ahmad Sadam Husen
Umpan Helmi Disegani Rival Pemancing di Kolam - mancing-1_20170316_083034.jpg
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Helmi mengenakan seragam mancingnya sembari menunjukkan sebagian peralatan pancingnya.
Umpan Helmi Disegani Rival Pemancing di Kolam - mancing-2_20170316_082941.jpg
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Helmi menunjukkan ikan hasil tangkapannya.
Umpan Helmi Disegani Rival Pemancing di Kolam - mancing-3_20170316_083010.jpg
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Helmi menunjukkan ikan hasil tangkapannya.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Nama Helmi cukup dikenal sesama pemancing yang sering mengikuti lomba mancing di kolam.

Pasalnya, pria yang selama ini tinggal di Kalidoni dan kini menetap di Komplek PT. Pusri ini kerap lebih memiliki hoki dan dengan mudahnya bisa menggaet ikan.

"Umpan aku sering ditakuti wong. Terutama di Kalidoni, Celentang, dan Talangkeramat, dan beberapa kolam lain di Palembang," ungkap Helmi, Kamis (16/3/2017).

Sayangnya, Helmi dengan mengumbar senyum lebar, enggan menyebutkan apa rahasia sehingga dirinya bisa dengan mudah kerap memenangkan perlombaan mancing di kolam.

"Umpan kacang dan ramuan khususlah. Banyak kawan-kawan sempet nanyo, apo resep umpannyo. Itulah," jelas Helmi.

Kalau lomba mancing di kolam, nama Helmi cukup disegani. Selain sering juara di event Pusri, pria ini juga sudah 3 kali meraih juara elit.

"Sementara ini kebijakan manajemen lomba mancing di Pusri belum diadakan lagi," katanya.

Helmi merasa senang karena hobinya sejak lama ini didukung oleh keluarga yang pengertian dan kerap menyiapkan dan membereskan keperluan mancingnya.

"Lumayan kalau untuk memenuhi biaya kebutuhan mancing ini bisa lebih Rp 1 juta per bulan. Namun senang juga pulang ke rumah bawa tangkapan bisa dijadikan lauk untuk di rumah," kata bapak 3 anak dari pasangan Ny. Yevy Endit Sari ini.

Tiap minggu ia selalu mudik ke desa untuk menyempatkan diri memancing ikan. Begitu juga kalau sedang libur.

"Kalau tidak ke laut, ke dusun atau dengan teman-teman meluangkan waktu untuk mancing ini," katanya.

Hobi Helmi ini diakuinya memang sejak kecil ia tekuni di Dusun Tanjunglubuk, OKI.

Kemudian hobi mancingnya ini digunakannya untuk mengisi waktu luang. Kalau mancing ikan mas, sekitar 1994-2005 ia lakukan sejak dirinya bekerja.

Lalu berubah mancing ikan patin deposit di kolam berkumpul. Hal ini rutin tiap malam ia lakukan, selama tidak mengganggu pekerjaan.

"Pada saat era ikan mas inilah sering mendapat juara," kata pria Kelahiran Tanjunglubuk, 31 Januari 1970 ini.

Barulah sejak 1997, ia mancing di Bagan, Sungsang. Bisa dua kali dalam sebulan dihabiskan waktunya menuruti hobi ini.

"Kalau yang besar itu dapat ikan Pari yang besar 25kg. Enaknya mancing di situ bisa sekalian pemandangannya melihat nelayan nangkap ikan dengan jaring nelayan yang dinamakan triman. Kalau di Bagan, kita bawa makanan bisa makan bersama dengan wong Bagan. Masak bersama. Mancing siang-malam. Kalau berangkat Sabtu Pagi. Pulangnya Minggu sore," jelas Helmi yang sehari-harinya bekerja sebagai Supervisor Gudang Penerimaan PT. Pusri Palembang.

Sekitar setahun terakhir, ia mancing trooling di karang-karang kawasan Sungsang, Selat Bangka. Kalau trooling di Sungsang, berangkat habis Maghrib malam Sabtu, pulangnya Minggu malam.

Kalau trooling dengan umpan minnow buatan Rapal, kerap meraup Ikan Tenggiri Barakuda, Giant Traveli yang paling banyak. Ini pakai tim yang tergabung dalam Rubah Fishing Club yang diprakarsai Rudi Martin, Basahil (Manghok), dan Helmi yang sekarang sudah memiliki anggota 20 orang. Helmi mengaku merasa puas pernah mendapatkan ikan GT beratnya mencapai 16 kg.

"Satu kali trip, tim dengan tiga orang pernah dapat 36 ekor ikan. Lebih dari 100 kg totalnya.

Mancing di Laut Butuh Persiapan Matang, Lebih Menantang

Dari empat jenis lokasi pemancingan yang masing-masing memiliki keunikan, memancing di laut dirasakan yang butuh persiapan matang dan lebih menantang bagi para mancing mania.

"Baik itu mancing di lebak, rawa, sungai, kolam, maupun di laut semuanya memiliki keunikan masing-masing. Ada keunikan tersendiri. Hanya saja untuk mancing dilaut memiliki tantangan dan persiapannya harus lebih matang," ungkap sang jawara mancing mania, Helmi.

Mulai dari umpan yang satunya saja butuh biaya Rp 230 ribu, dan minimal harus disiapkan 5 buah. Belum lagi peralatan pancing, kenur (benang pancing), reel (keran), dan stik. Bisa sampai Rp 5 jutaan.

Kalau mancingnya di Sungsang mesti menyewa kapal khusus pemancingan berikut umpan udang biayanya Rp 2 juta. Kapal pun digunakan selama dua hari dua malam.

"Fisik juga harus prima. Bagi yang belum biasa mancing di laut agar membawa obat anti mabok, serta obat lainnya untuk pertolongan pertama," pesan Helmi.

Helmi sendiri mengoleksi stik pancing paling tidak ada 15 buah. Karena menurutnya, untuk mancing di rawa, kolam, sungai, laut itu berbeda-beda.

"Lain medan lain tantangan. Yang di rawa pancing yang panjang. Kalau di kolam cukup yang kecil. Yang di Sungai pancing yang lebih besar. Sedangkan di laut, pancingnya yang memang harus gagah," ujarnya.

Suka duka mancing, diakuinya, senangnya tentu banyaknya strike dan banyaknya hasil tangkapan. Apalagi ketika mendapatkan ikan-ikan monster. Sedangkan dukanya ketika diserang badai di tengah laut. "Kita mesti tenang dan mempercayakan dengan kemampuan Kapten Kapal," ujarnya.

Puas Ketika Sentakan dan Menghajar Predator Laut

Bagi Helmi, dirinya merasakan letak kepuasan tersendiri dalam memancing itu tidak sekadar mendapat ikannya saja, melainkan ketika merasakan mata pancingnya merasakan sentakan disantap buruannya dan dirinya bersiap menghajar guna menaklukkan sang predator laut tersebut.

"Kepuasan mancing itu bukan soal dapat tidak ikannya. Malahan ketika dapat ikan, saya sering bagi-bagikan ke orang. Yang kita rasakan itu letak kepuasannya ketika sentakannya dan menghajar ikan," ungkap Helmi.

Sebab kata Helmi, jika tidak beruntung dan tidak pandai-pandai menaklukkan sang predator laut tadi, maka tak jarang ikan yang sudah memakan mata pancing tadi bisa lepas, bahkan bisa memutuskan kenur pancing.

"Jadi harus ada teknik dan kesabaran untuk menaklukkan predator laut tadi," terangnya.

Kalau di laut untuk yang trooling ada karateristik tersindiri. Begitu strike, ikan Baracuda akan muncul di air seperti berjoget. Kalau tenggiri, tarikannya kuat, tapi melawan arus, ngejar. Sedangkan ikan GT selalu akan menarik kenur dan bersembunyi di karang.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved