Ibu Harus Bagaimana, Jika Anak Laki-laki Suka Main Boneka?

Di Amerika Serikat,gerakan-gerakan untuk menghapuskan diskriminasi dan stereotip jender sudah mulai disasarkan kepada anak-anak di usia muda. Salah sa

Editor: Bedjo
korankabar.com
Anak main boneka. 

SRIPOKU.COM - Di Amerika Serikat,gerakan-gerakan untuk menghapuskan diskriminasi dan stereotip jender sudah mulai disasarkan kepada anak-anak di usia muda. Salah satu caranya adalah dengan menghapuskan batasan jender dalam permainan anak-anak.

Berita Lainnya:  Perbedaan Dasar antara Membesarkan Anak Laki-laki dan Perempuan

Hal ini sangat berkebalikkan dengan di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya, di mana orangtua masih khawatir bila anak perempuannya lebih suka bermain mobil-mobilan dan anak laki-lakinya memilih bermain boneka.

Menurut dr Markus Danusantoso, SpA, seorang spesialis perkembangan anak yang ditemui dalam acara peluncuran kampanye Time to Learn & Play oleh ELC beberapa waktu lalu, sebenarnya pemisahan jender pada permainan anak-anak baru dimulai di usia tiga tahun.

“Hal ini bukan berarti satu permainan hanya satu jender dan jender lainnya tidak boleh. Sebab, anak-anak bisa mengambil nilai-nilai feminin dari permainan yang paling maskulin sekalipun,” ucapnya.

Sebagai contoh adalah ketika anak perempuan suka main pistol-pistolan. Orangtua bisa mengajak anak untuk menghias pistol mainan dengan stiker agar tampil lebih cantik.

“Itu kan berarti dia bermain dari sisi femininnya untuk permainan yang sifatnya maskulin,” kata dr Markus.

Lagipula, selama orangtua dapat mendampingi dan mengarahkan anak selama bermain, maka akan ada nilai-nilai yang dapat dipelajari dari segala jenis permainan.

Anak laki-laki yang bermain boneka misalnya, dr Markus berkata bahwa hal ini bisa mengajarkan anak untuk bersikap mandiri, mengancingkan baju sendiri, koordinasi mata dan tangan, hingga berimajinasi dan bercerita.

Kendati demikian, dr Markus juga menambahkan bahwa orangtua Indonesia masih perlu memperkenalkan konsep jender pada anak-anak. Sebab, setiap anak pasti memiliki jendernya masing-masing.

“Kalau di luar negeri seperti Amerika Serikat memang liberal. Namun, Indonesia kan tidak seperti itu,” katanya.

Penulis : Shierine Wangsa Wibawa

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved