Harga Minyak Dunia

Harga Minyak Jatuh ke 52,75 Dollar AS Per Barel

Harga minyak dunia turun menyusul laporan dari Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan persediaan minyak mentah nega

Editor: Bedjo
www.beritamoneter.com
Ilustrasi. 

SRIPOKU.COM - NEW YORK – Harga minyak dunia turun menyusul laporan dari Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan persediaan minyak mentah negara dan cadangan bensin meningkat tajam.

Berita Lainnya:  Pidato Donald Trump Bikin Harga Minyak Menggeliat

Harga patokan minyak di AS, WTI, turun 43 sen menjadi 52,75 dollar AS per barel, sedangkan patokan Brent turun 25 sen menjadi 55,19 dollar AS per barel.

EIA melaporkan, pasokan minyak mentah AS naik 2,8 juta barel dalam sepekan yang berakhir 20 Januari.

Kenaikan stok minyak mentah sesuai dengan ekspektasi analis dalam laporan yang sebelumnya dirilis American Petroleum Institute (API).

Sementara stok bensin dilaporkan naik 6,8 juta barel, jauh lebih tinggi dibandingkan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan 498.000 barel.

Adapun pasokan minyak distilasi termasuk diesel dan minyak pemanas naik 76.000 barel, lebih tinggi dari perkiraan penurunan satu juta barel.

Harga minyak telah menemukan dukungan dalam beberapa pekan setelah rencana organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) menurunkan produksi.

OPEC dan negara produsen di luar OPEC telah menurunkan 1,5 juta barel per hari (bph) dari rencana 1,8 juta bph.

Mengutip CNBC.com, Kamis (26/1/2017), Bernstein Energy mengatakan persediaan minyak dunia turun sebesar 24 juta bph menjadi 5,7 miliar barel pada kuartal IV tahun lalu dibandingkan kuartal sebelumnya.

Jumlah pasokan setara dengan 60 hari konsumsi minyak dunia. Namun seiring pemotongan produksi OPEC, output minyak serpih AS meningkat.

Produksi minyak AS sudah naik lebih dari enam persen sejak pertengahan 2016, meskipun masih tujuh persen di bawah puncaknya di 2015.

Output kembali ke level yang dicapai pada akhir tahun 2014, ketika peningkatan produksi minyak mentah AS berkontribusi pada kecelakaan di harga minyak.

Janji Presiden Donald Trump untuk mendukung industri minyak AS telah mendorong para analis untuk merevisi naik perkiraan mereka dari pertumbuhan produksi minyak AS yang sudah mendapatkan harga lebih tinggi.

Menurut Goldman Sachs, usulan Partai Republik di DPR AS atas penyesuaian pajak perusahaan-perbatasan bisa mendorong kenaikan harga minyak mentah lebih tinggi dari patokan global Brent dan memicu produksi dalam negeri skala besar di AS.

Penulis : Estu Suryowati

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved