Harga Karet Naik, Penderes Mulai Berburuh Sadapan

“Alhamdulillah, sekarang banyak yang nak nyadap karet, bahkan mereka berlomba-lomba mengejar sadapan karena getah mahal,”

Penulis: Leni Juwita | Editor: Darwin Sepriansyah
SRIPOKU.COM/LENI JUWITA
Aktivitas petani karet yang sedang menimbang getah di Desa Singapura Kecamatan Semidiangaji Kabupaten Ogan Komeirng Ulu. 


SRIPOKU.COM, BATURAJA --- Harga karet yang terus bergerak naik dan sudah tembus Rp 12.600/kg pada minggu ke-3 bulan Januari membuat para penderes (buruh penyadap—red) berburu sadapan karet.

Kalau sebelumnya, banyak penyadap karet yang alih profesi mencari pekerjaan serabutan dan meninggalkan kebun karet, kini sebaliknya profesi sebagai penyadap karet kembali diminati.

Seperti dituturkan Ismail (37), kalau dulu mencari buruh penyadap karet sangat susah karena harga karet murah, tapi sekarang banyak sekali yang mencari pekerjaan sebagai penyadap karet.

“Alhamdulillah, sekarang banyak yang nak nyadap karet, bahkan mereka berlomba-lomba mengejar sadapan karena getah mahal,” tutur ayah dua anak ini seraya menambahkan gairah petani karet juga sudah menunjukan tanda-tanda menggembirakan.

Saat ini pemilik kebun karet sudah mulai rajin merawat kebun karetnya, baik membersihkan rumput atau memupuk.

Pemantauan di lapangan, Minggu (22/1/2017) kegembiraan petani karet yang sedang menimbang getah membuat suasana kehidupan masyarakat dipedesaan menjadi lebih bergiarah.

Gelak tawa dan canda petani karet menjadi indikasi kehidupan ekonomi petani karet mulai membaik.

Seiring naiknya harga getah karet , maka roda perekonomi di masyarakat Kabupaten OKU juga berputar, pedagang dan berbagai profesi lainnya juga ikut merasakan dampak positifnya.

Maklumlah komoditas karet merupakan tanaman primadona di Kabupaten OKU selain kelapa sawit. (*)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved