Sekolah Lima Hari Besar Kemungkinan Diterapkan di Perkotaan

Rencana sekolah diberlakukan belajar lima hari nampaknya untuk di wilayah Sumsel bakal diterapkan di perkotaan.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/YULIANI
Drs Widodo, MPd 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Rencana sekolah diberlakukan belajar lima hari nampaknya untuk di wilayah Sumsel bakal diterapkan di perkotaan.

Pasalnya, menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Widodo, hal ini mengingat di Sumsel ini jumlah sekolah-sekolah terbesar itu ada di daerah. Meski anak-anak di daerah tidak banyak gangguan seperti di kota, tapi itu tidak cocok untuk di daerah pelosok. 

“Jadi mungkin akan displit jadi dua, di perkotaan yang siap, mulai dari program, guru dan kondisi lingkungannya akan menggunakan lima hari belajar. Sementara di daerah tertentu tetap  enam hari belajar,” ungkap Widodo, Senin (14/11/2016).

Untuk itu apabila kondisi sekolah tersebut sudah siap, ia mempersilahkan sekolah di daerah-daerah untuk menerapkan lima hari belajar dalam seminggu.

“Bagi di daerah yang memang kondisi sekolah dan lingkungannya, serta program dan gurunya siap dipersilahkan untuk memulainya. Karena ini program nasional, tentu daerah akan mendukung kebijakan sesuai dengan keadaan di lapangan,” ujarnya.

Menurutnya, lima hari dalam seminggu itu kebijakan lama yang dihembuskan pada awal tahun lalu. Kebijakan tersebut cocok untuk perkotaan, dimana orang tua sebagai pekerja, stabilitas sekolah juga baik, kegiatan ekstrakulikuler juga dengan baik.

Kemudian, di luar rumah itu banyak gangguan yang memang tidak positif. Oleh karena itu kalau anak-anak belajar di sekolah lebih dari jam reguler, maksudnya sampai sore maka itu akan lebih baik.

Sekolah itu nantinya harus mempersiapkan program-program baru. Sebetulnya, maksud dari ini semua bahwa anak-anak disiapkan untuk bisa mengisi waktu yang ada itu dan berpraktek bersosialisasi, kemudian melakukan kegiatan ekstra kulikuler.

“Ini yang kita dorong sebetulnya. Makanya, pada kurikulum lokal kita isi materi-materi yang memang kelokalan, biar anak-anak Sumsel tak terserabut dalam akar budaya Sumsel,” pungkasnya. 

 

 
 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved