Lewat Aplikasi Talkback Penderita Tuna Netra Dapat Mainkan Hanphone Android
Meski mengalami keterbatasan, fisik tidak menghalangi anak-anak penyandang tuna netra di Panti Rehab Penyandang Cacat Netra (PRPCN) Palembang.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Empat orang anak penyandang tuna netra nampak asik ngobrol di ruangan komputer sembari memainkan handphone pribadi berbasis android miliknya. Sesekali tawa mereka pecah dengan diiringi ketukkan jari menekan layar sentuh handphone.
Ponsel kesayangan pun sering kali diletakkan di dekat telinga untuk mendengarkan perintah dari aplikasi talkback yang mereka pasang di ponsel pintar untuk mencari item untuk mereka menggunakan handphone.
Meski mengalami keterbatasan, fisik tidak menghalangi anak-anak penyandang tuna netra di Panti Rehab Penyandang Cacat Netra (PRPCN) Palembang untuk belajar hidup mandiri layaknya aktivitas yang dilakukan oleh orang normal pada umumnya. Mereka tetap semangat belajar apa yang diberikan tenaga pendidik agar mereka kelak dapat hidup mandiri.
Hirza, salah seorang anak penyandang tuna netra di PRPCN mengatakan, saat ini ia tidak kesulitan memainkan handphone I Phone 5S meski tidak dapat melihat seperti orang normal.
Lewat aplikasi Talkback yang dipasang di handphone pribadi masing-masing, para penyandang tuna netra dapat mencari berbagai aplikasi yang diinginkan semisal BBM, Whatsapp, Instagram dan lain-lain.
"Yang pertama kali itu ketuk dua kali ke atas untuk membuka kunci, agar bisa beralih ke item yang diinginkan. Hp tuna netra memang begitu cara kerjanya," jelas dia saat dijumpai di PRPCN Jalan Sosial Palembang, Rabu (19/10/2016).
Hirza mengungkapkan, untuk dapat menggunakan handphone android, ia membutuhkan waktu sekitar satu bulan lamanya. Kesulitan yang dialami pada saat belajar adalah letak dari berbagai item yang harus dihapal atau mendengarkan perintah dari aplikasi Talkback.
"Jadi jari itu fokus dihandphone, kita pasang pendengaran apa perintah talkback. Keunggulan aplikasi ini, jika kita salah dengan apa tujuan yang diinginkan maka secara otomatis akan memberitahu kita," terangnya.
Tak hanya dapat sekadar mengoperasikan android, Depri penyandang tuna netra lainnya juga memperlihatkan kemahirannya mengirimkan pesan singkat atau SMS ke sesama mereka.
Jari-jarinya nampak teliti merasakan huruf yang berada di handphone miliknya. Kata demi kata ia tulis yang lalu ia kirimkan pesan tersebut kepada rekannya Steven.
Depri menjelaskan, keunggulan aplikasi talkback yakni ketika huruf yang dimaksud salah, aplikasi talkback akan memberitahu lewat audio.
"Kesulitannya tentu karena kami tidak dapat melihat beragam item di handphone untuk pindah ke halaman selanjutnya di hanphone. Nah, lewat aplikasi dapat sekali membantu kita belajar," beber dia.
Depri mengaku, mengenal mengoperasikan handphone android sejak 2013 lalu. Saat itu ada sosialisasi dari pusat yang mengajak penyandang tuna netra belajar menggunakan smartphone. Setelah belajar selama dua bulan, barulah dia dapat mahir mengoperasikannya.
Depri pun sangat bersyukur bisa menggunakan handphone secara mandiri. Jika kangen dengan keluarganya di Tulung Selapan, ia bisa menelpon langsung orangtuanya.
"Sering telponan sama orang tua. Jangankan handphone, kita juga masing-masing punya sosmed seperti instagram dan lain-lain. Kita juga punya grup tuna netra seIndonesia untuk berkomunikasi," ungkap dia.