Ayah, Kembalikan Tangan Dita. Untuk Apa Diambil? Dita Janji Tak Mengulanginya Lagi!

"Dita juga sayang Mbok Narti..." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

Penulis: Darwin Sepriansyah | Editor: Darwin Sepriansyah
Net
ilustrasi 

SRIPOKU.COM --- Orangtua seharusnya dapat menahan amarah pada anak-anak yang melakukan suatu kesalahan, karena memang pada dasarnya mereka masih belum banyak mengerti akan arti kehidupan. 

Baik suami maupun istri harus saling menjaga dan mengingatkan perbuatan pasangan agar tidak memukul sang buah hati.

Ingatlah semarah apapun, janganlah orangtua bertindak berlebihan. Sebab, memberikan pelajaran dengan cara memukul bukanlah cara terbaik.

Mungkin kisah mengharukan antara orangtua dengan anaknya ini bisa dijadikan pelajaran berharga. Belum diketahui, apakah kisahnya adalah kenyataan atau hanya fiktif belaka, tapi banyak yang menyebutkan kisah nyata dan terjadi di Indonesia.

Kisahnya sudah menyebar luas di dunia maya di beberapa milis ataupun media sosial, tapi belum diketahui siapa yang menulisnya pertama kali.

Terlepas dari semua itu, semoga kisah yang dikutip dari warmada.staff.ugm.ac.id dan diberi judul "Ayah, kembalikan tangan Dita..." bisa dijadikan pelajaran bagi calon orangtua ataupun orangtua sekalian. Berikut kisahnya:

Sepasang suami isteri, seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja.

Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun.

Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.

Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat.

Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan.

Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas.

Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved