Widodo Sebut Ada Dagelan Sepakbola saat SFC Menjamu Bhayangkara FC
Perubahan kostum yang dilakukan pemain DFC langsung disetujui Wasit tanpa diknfirmasikan ke pemain SFC.
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG--Tidak tegasnya perangkat pertandingan yang memimpin laga Sriwijaya FC melawan Bhayangkara FC mendapat kecaman dari manajemen laskar wong kito. Hal yang paling disorot adalah diperbolehkannya Bhayangkara FC merubah warna kaos di laga ini tanpa persetujuan dari tim SFC terlebih dulu.
Awalnya, sesuai hasil technical meeting yang digelar sehari sebelumnya, tim tamu menggunakan kaos merah, celana merah dan kaos kaki warna merah. Namun beberapa jam sebelum kick off dimulai, Bhayangkara mengajukan perubahan warna dikarenakan alasan yang kurang jelas.
Dikabarkan, salah satu jersey BFC yang akan dipakai diminta oleh petinggi kepolisian sehingga mereka meminta perubahan tersebut. Dan tanpa konfirmasi ke pihak SFC, alasan ini langsung disetujui oleh wasit yang bertugas.
"Warna hijau dan kuning tersebut hampir sama, sangat menganggu pergerakan pemain di lapangan. Bahkan di tayangan televisi pun sangat sulit membedakan warnanya. Sangat kita sayangkan pihak GTS kembali meloloskan hal ini," jelas manajer SFC, Nasrun Umar saat ditemui di lapangan.
Pelatih SFC, Widodo C Putro pun geram terkait hal ini dan menyebut peristiwa ini sebagai dagelan yang tidak seharusnya terjadi.
“Ini konyol dan seperti dagelan. Mengapa ada tim yang dibiarkan mengganti warna kostum seenaknya, ada apa di sepakbola kita? Apakah karena dimiliki oleh Polri sehingga hal ini bisa terjadi. Dari awal saya pun sudah protes, jika ada perubahan mengapa tidak dari pagi, dan tadi disebut tidak ada kostum warna merah, tapi setelah di babak kedua ternyata ada,” keluhnya.
Menurutnya, hal ini bukanlah yang pertama kali dialami oleh pihaknya. “Saat di Samarinda, ada pergantian wasit tanpa konfirmasi ke SFC dan sekarang terjadi lagi. Jika begini, lebih baik technical meeting ditiadakan dan cukup via telpon saja, karena percuma jika hasilnya tidak dihormati,” tegasnya.