Kenapa Setan Wanita Lebih Mengerikan? Kisah Horor Ibu Ini akan Membuat Setan Takut Pada Anda (1)

Sosok itu melayang-layang selama beberapa saat sambil memandangi Nida yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya.

Penulis: Darwin Sepriansyah | Editor: Darwin Sepriansyah
Net
ilustrasi 

SRIPOKU.COM --- Manusia tidak memiliki kemampuan melihat jin dalam bentuk aslinya.

Namun melihat penjelmaan jin, hal ini bisa dan telah terjadi pada zaman nabi atau setelahnya.

Setan terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan (manusia) melihatnya.

Terkhusus di Indonesia, mungkin setan yang ada dibenak kita adalah pocong, genderowo, tuyul, jelangkung, sundel bolong, kuntilanak dan lain-lain.

Namun, mungkin sebagian besar akan sepakat setan yang dianggap paling mengerikan adalah setan-setan perempuan, seperti kuntilanak dan sundel bolong.

Yakni, sosok hantu yang digambarkan dalam bentuk wanita cantik berbaju putih panjang, tapi sundel bolong punggungnya berlubang dan dipenuhi belatung.

Sosok menakutkan seperti itu pun dialami oleh ibu dan anaknya bernama Nida, dimana sang anak sangat ketakutan setelah melihat setan perempuan.

Beruntung, sang ibu dengan tenang bisa mengatasi ketakutan anaknya itu.

Selengkapnya silakan baca kisah selengkapnya yang dituturkan langsung oleh sang ibu seperti dikutip dari eramuslim.com:

Memang kesibukan kami berdua, aku dan suamiku sebagai wanita bekerja dan juga guru, membuat kami merasa perlu untuk mengambil cuti 3 hari dan membawa anak-anak kami ke puncak, menginap di vila kawanku.

Nida yang kebetulan baru pulang ikut camping dari sekolahnya pun masih terlihat sangat lelah.

Setelah selesai sholat Isya, Nida langsung tertidur dan aku sudah dapat pastikan bahwa Nida lupa membaca do’a dan berdzikir yang selalu kuajarkan kepadanya sebelum tidur.

Hingga suasana malam itu pecah saat Nida menangis ketakutan.

Nida bilang melihat sesosok makhluk halus berwujud wanita yang memakai gaun putih panjang dan berambut panjang terurai dibelah pinggir.

Wujudnya persis seperti yang ada di film-film. Kemudian matanya melotot dan mendelik, Nida pun menggambarkannya persis seperti kuntilanak yang ada di film-film horor.

Aku tidak tahu, apakah mimpi buruk atau hanya halusinasi Nida yang begitu kuat sehingga dia merasakan setan perempuan itu muncul di jendela kamarnya yang tidak tertutup.

Sosok itu melayang-layang selama beberapa saat sambil memandangi Nida yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya.

“Beneran Mi, kalau setannya laki-laki dan pakai dasi, Nida tak mungkin setakut ini,” demikian isak tangis Nida, gadis kecilku yang berumur 11 tahun.

Di tengah rasa ketakutan Nida, malam itu aku mengajaknya sholat malam.

Aku pun teringat kepada buku cerita horor yang sempat kubaca di sebuah toko buku tentang hantu jamu gendong.

Sekilas kubaca ceritanya mengisahkan tentang seorang penjual jamu yang kehujanan dan berteduh di sebuah rumah yang masih dalam keadaan renovasi dan dia diperlakukan dengan sangat tidak baik (diperkosa) oleh kuli bangunan.

Kemudian karena takut ketahuan orang lain, maka si wanita penjual jamu gendong dibunuh, dan dikubur dibawah rumah yang sedang direnovasi oleh kuli tersebut.

Dari situlah mulainya cerita hantu jamu gendong, yang membuat takut anak-anak remaja yang membacanya dan membuat merinding siapapun yang melihat wanita penjual jamu gendong di tepi jalan.

Apalagi bila gerimis hujan turun. Padahal sebelum membaca buku tentang hantu jamu gendong, perasaan mereka biasa saja bila melihat wanita penjual jamu gendong.

Pertanyaannya, mengapa hantu atau jin serta setan yang digambarkan manusia sekarang adalah seorang wanita menyeramkan.

Dengan sosoknya yang berjalan tanpa kaki, dengan bajunya yang berjuntai panjang menyapu lantai, serta dengan sejuta aksesoris yang sebetulnya itu adalah rekayasa manusia abad ini?.

Bila kita tengok abad lalu atau zaman penjajahan Belanda, museum atau hotel di bandung bekas peninggalan Belanda pun santer dengan cerita mistik.

Yakni, hantu yang berjalan dan melintasi tembok dan sudah pasti hantu itu adalah seorang wanita “Noni” Belanda dengan gaunnya yang mewah dan cantik, berambut pirang digulung ke atas, berjalan anggun menembus tembok yang dilakukannya setiap malam.

Dalam hati saya berfikir, kalau aku yang menjadi hantunya, dan berjalan di tengah lorong yang gelap di dalam museum pada malam hari atau hotel tua yang sudah pasti suram dan gelap, maka aku akan berkata;

“ogah akh!” emang kita cewek apaan,,jalan-jalan sendirian, gelap-gelapan lagi.”

Sekarang kembali pada topik semula dan menjadi pertanyaan kembali, mengapa hantu atau jin wanita lebih tampak sendu dan menyeramkan serta membuat sensasi tersendiri bila membayangkannya dibandingkan bila hantu itu adalah seorang lelaki berdasi?.

Maka jawabnya adalah, semua itu kembali pada persepsi manusia pada saat ini, kembali pada persepsi kita, persepsi media yang ditayangkan pada kita dengan ceritanya mengenai hantu wanita.

Mulai dari Nyi Roro Kidul, sundel bolong yang pernah diperankan oleh Suzana yang merupakan artis wanita.

Kemudian, si manis jembatan ancol, suster ngesot, hantu jamu gendong, dan banyak lagi cerita yang menggambarkan bahwa pemeran wanita sangat baik dimainkan untuk cerita biasa maupun cerita horror.

Bila diperankan oleh wanita, akan menjadi lebih menarik dan seru, dan bila filmya horror, ya jadi menyeramkan. Lantas, apakah hal itu bukan merupakan pelecehan terhadap kaum wanita?

Padahal bila kita mengulas kembali kisah Umar bin Khattab disebutkan malah setan maupun jinnya yang takut dan bersembunyi serta lari bila Umar bin Khattab datang.

Sampai timbul pernyataan; “Saking perkasanya Umar bin Khattab dan wibawa beliau membuat setan dan jin pun takut serta lari bila melihat Sayyidina Umar bin Khattab datang.”

Dan dalam hal ini juga tidak pernah diilustrasikan jin atau setan yang ada pada masa Umar bin khatab adalah sesosok perempuan yang berambut panjang dengan gaun putih yang menjuntai-juntai tanpa kaki.

Artinya persepsi mengenai jin atau setan pada masa Rasulullah adalah sesuai dengan persepsi media atau penyampai berita pada saat itu.

Bahkan bila kita boleh membayangkan, mungkin jin pada masa Rasulullah dan para sahabat, wujudnya kecil dan gendut, berkuncir dan laki-laki serta agak ke arab-araban.

Sosok jin itu akan muncul hanya ketika dibayangkan (dan dalam keadaan iman seseorang yang lemah).

BERSAMBUNG: Jangan Takut Dengan Penampakkan Hantu, Jika Tidak Ini Yang Akan Terjadi (2)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved