Kultum

Takwa Lahir dan Takwa Batin

TUJUAN utama umat muslim diwajibkan berpuasa adalah agar menjadi orang- orang yang bertakwa, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 183 ya

Editor: Bedjo
slideplayer.com
Takwa. 

R. Bambang Jauhari, S.Pd, Staff di UIN Raden Fatah Palembang

SRIPOKU.COM - TUJUAN utama umat muslim diwajibkan berpuasa adalah agar menjadi orang- orang yang bertakwa, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 183 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Berita Lainnya: Puasa dan Empati Sosial

Imam Ibnu Katsir pernah mengisahkan dalam tafsirnya bahwa Umar RA bertanya kepada Ubai bin Ka’ab tentang takwa, berkatalah Ubai kepada Umar: “pernahkah engkau melewati jalan yang dipenuhi dengan duri?”, “ya, pernah”, jawab umar. Kemudian Ubai bertanya lagi: "apa yang akan engkau lakukan?", Umar menjawab: “saya akan berjalan dengan sungguh- sungguh dan hati- hati sekali agar tidak terkena duri tersebut”. Ubai berkata: “itulah takwa”.

Takwa adalah kepekaan bathin, kelembutan perasaan, rasa takut kepada Allah sehingga selalu waspada dan hati- hati agar tidak terkena duri syubhat. Berusaha keras sekuat tenaga mentaati dan melaksanakan perintah-perintah Allah, merendahkan diri dihadapan Allah. Selalu meminta perlindungan kepada Allah dari azab-Nya, selain itu ia akan menghindari syirik sejauh- jauhnya dan menghindari semua maksiat dan dosa, baik kecil maupun besar.

Di saat-saat terakhir, Rasulullah menasihati para sahabat. "Aku wasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa kepada Allah, mendengar dan mentaati, sekalipun kepada budak keturunan Etiopia. Maka sesungguhnya barang siapa di antara kamu hidup (pada saat itu), maka dia akan menyaksikan banyak perbedaan pendapat. Oleh karena itu hendaklah kamu mengikuti sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu (peganglah sunnah ini erat-erat). Dan berwaspadalah kamu terhadap perkara yang diada-adakan (bid’ah) karena setiap bid’ah itu sesat”.

Ada dua poin yang bisa kita simak dari hadits di atas. Yaitu bertakwa dan mendengar atau mentaati. Bertakwa artinya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sementara mendengar atau mentaati merupakan sikap hidup kita yang mau patuh dan tidak sombong; apalagi ketika ayat-ayat Allah dibacakan kepada kita. Mengutip perkataan Ibnu Rajab, takwa seperti inilah yang menjadi jaminan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat.

Disamping itu, takwa adalah sebaik-baik pakaian dan bekal orang mukmin, sebagaimana firman Allah: “Hai anak Adam. Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang terbaik”. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menganugerahkan kepada kita pakaian penutup aurat (Libas) sebagai kebutuhan yang harus; dan pakaian yang indah (Risy) sebagai tambahan dan penyempurna. Maksudnya adalah bahwa sebaik-baiknya pakaian adalah yang menutup aurat; tetapi yang membuat pakaian itu indah adalah takwa.

Takwa adalah sebaik-baik bekal yang menunjukkan bahwa tatkala Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk mengambil bekal dunia, maka Allah menunjuki kepadanya tentang bekal menuju akhirat.

Ada banyak sekali faktor-faktor penunjang agar kita bisa meningkatkan level ketakwaan kita. Diantaranya adalah kecintaan kepada Allah (mahabbatullah), merasakan adanya pengawasan dari Allah (muraaqabatullah), menjauhi penyakit hati, menundukkan hawa nafsu, dan mewaspadai tipu daya syaitan. Jika ‘buah’ puasa adalah takwa, maka idealnya adalah kaum muslimin menjadi taat kepada Allah tidak hanya pada bulan Ramadhan saja, atau hanya dalam kegiatan ritual keagamaan semata. Ketakwaan sejati akan terlihat dalam seluruh aspek kehidupan dan sepanjang tahun.

Seandainya kita mampu mengaplikasikan dan merealisasikan unsure-unsur yang memperkuat takwa kita, maka tidaklah mustahil kita akan menjadi hamba-Nya yang taat dan patuh. Insya Allah kita akan mendapatkan prediket “al-muttaqien” yang menjadi tujuan dari ibadah puasa itu sendiri. Amin.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved