Jalinsum Amblas dan Longsor Bahayakan Pengendara
Jalan menghubungkan Muaraenim-Tanjungenim di Desa Karang Raja sering terjadi longsor sehingga dapat membahayakan pengguna jalan.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Tarso

SRIPOKU.COM, MUARAENIM---Sebagian besar pengguna jalan, khawatir kondisi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Sebab selain amblas juga longsor sehingga sangat menganggu kenyamanan dan keamanan pengguna jalan, di Desa Karang Raja, Muaraenim, Kamis (28/4/2016).
Dari informasi di lapangan, bahwa lokasi amblas dan longsor tersebut sudah sering dilakukan perbaikan. Bahkan dinding (tebing) yang sering tergerus arus Sungai Enim, beberapa kali dibangun cekdam atau beronjong. Tetapi selalu rusak karena tidak mampu menahan terjangan arus sungai Enim.
Menurut Siswanto (35) warga Desa Tanjung Raja, bahwa kondisi jalan tersebut memang sering rusak dan longsor. Diduga penyebabnya selain tergerus arus sungai Enim, juga beban kendaraan yang melintasinya sangat berat dan frekuensinya tinggi sehingga menambah cepat jalan tersebut rusak.
"Dulu saya lihat sepertinya mau dibuat bronjong, namun entah kenapa sepertinya tidak jadi dan di pinggirnya hanya di beri kawat yang di isi batu saja. Seharusnya pakai sistim pasak bumi biar lebih kuat," ujarnya.
Akibat jalan tersebut amblas dan longsor, kata Siswanto, kendaraan dari Tanjungenim - Muaraenim, terpaksa harus melintas bergantian melalui satu jalur saja dan jika pada jam padat sering terjadi kemacetan. Sebab jika dipaksakan melintasi jalan yang amblas tersebut ditakutkan ketika melintas jalannya longsor dan amblas ke Sungai Enim.
Di tambahkan Jazzi (45) warga Tanjungenim, kondisi Jalinsum ruas Tanjungenim - Muaraenim, banyak yang longsor. Namun yang mengkhawatirkan yang ada di Desa Karang Raja, tepatnya didepan pintu gerbang Rindam II Sriwijaya.
Akibat kondisi jalan tersebut, para pengguna jalan terpaksa hanya menggunakan satu jalur saja. Padahal jalan tersebut, merupakan satu-satu ruas jalan yang menghubungkan kota Tanjungenim - Muaraenim. Dan jika sampai jalan tersebut putus, tentu roda perekonomian akan terganggu, bukan saja Muaraenim tetapi antar propinsi yang melintasi jalur tersebut.
"Seharusnya pemerintah sudah memindahkan jalan tersebut ke tempat yang lebih aman atau membuat jalan alternatif sehingga jalan tersebut putus kendaraan bisa melintas di jalan alternatif lainnya," tukas tokoh masyarakat Lawang Kidul.