Kisah Romantis Olive dan Popeye Rupanya Ada di Palembang
Seperti isteri pelaut pada umumnya, Jenny dan teman-teman kerab kali ditinggal pergi oleh suami yang melaut.
Penulis: Refli Permana | Editor: Darwin Sepriansyah
"Kita masih harus mengasuh anak, entah di rumah maupun saat mereka sekolah. Dengan komunitas ini, kita bisa saling derita dan suka sehingga bisa merasalan bersama," kata Jenny.
Sedikit Agak Jarak dengan Tetangga
Seperti yang dikatakan Jenny dan Lina, Oliver Palembang kebanyakan mendapat godaan dan cobaan ketika ditinggal suami pergi.
Godaan dan cobaan itu datang dari lingkungan setempat dimana mereka sering diduga menggoda suami orang lain.
Meski miris dengan tuduhan itu, para Oliver ini bisa bersabar dengan tetap menjalin silaturahmi dengan para tetangga.
Tiara, isteri pelaut yang juga bergabung dengan komunitas ini, mengatakan isteri-isteri pelaut sedikit menjaga jarak dengan pria-pria yang ada di lingkungan.
Termasuk juga dengan tidak sembarang menerima tamu pria yang datang ke rumah.
Tujuanya jelas supaya tidak mengundang pandangan dan opini negatif dari lingkungan tempat dimana para Oliver ini tinggal.
"Bukan berarti kita menjauh, cuma sedikit membatasi, khususnya untuk kaum pria. Tidak enak saja kalau sudah dipandang negatif," kata Tiara.
Dikatakan Oliver Palembang yang lain, Ocha Savitri, bersuamikan seorang pelaut memang jarang sekali mendapat apresiasi yg baik dari orang awam.
Bagi Olive, pelaut bisa dibilang sebagai profesi yang mulia. Di kitab suci Al-Qur'an malah disebut pekerjaan pelaut sebagai salah satu profeai tertua di dunia.
Menjalani pekerjaan yang keras dan terkadang tidak mendapat fasilitas adalah segelintir gambaran betapa susahnya pekerjaan seorang pelaut.
"Saat hari-hari libur seperti lebaran, suami kami ada kalanya tidak pulang karena masih terikat kontrak. Meski sedih, kita tetap bangga dengan suami yang kerja keras supaya keluarga ternafkahi," kata Ocha.(*)